Oleh : Budiman Djoko Said
Pendahuluan
Ditangkapnya nelayan indonesia dan ditahannya pejabat DKP oleh fihak Malaysia, menarik ketika dihadapkan definisi dan cakupan maritim yang luas. Domain maritim adalah samudra, lautan, laut, teluk, estuari, pantai, pulau dan udara diatasnya,dan yang berkaitan dengan itu semua. Antisipasi isu maritim ini dilakukan dengan memahami kesadaran domain maritim (MDA/maritime domain awareness),yakni pemahaman effektif tentang sesuatu berkaitan dengan domain maritim yang memberikan dampak terhadap keamanan, pengamanan, ekonomi, atau lingkungan suatu negara (JP 3-32).Memperhatikan kandungan masing-masing anggota domain maritim yang berpotensi menjadi sumber kemakmuran melebihi sumber daya nasional lainnya, namun juga berpotensi menciptakan siu-isu keamanan maritim. Menyadari timbulnya isu keamanan maritim yang cukup pelik ini, dan distribusi cakupan masalahnya tersebar dan terdistribusi kemana-mana, menimbulkan pertanyaan ajensi mana yang pas menangani hal ini dengan effektif dan intens, Kem-Lu, Polkam, TNI-AL atau bahkan Polri atau lainnya?
Basis pengambilan keputusan nasional mana yang dapat digunakan ~ kepentingan nasional yang vital, penting … atau cukup strategi keamanan nasional saja. Teorinya kepentingan nasional-lah yang mendikte atau mengendalikan strategi nasional bidang instrumen kekuatan nasional terpilih (PEM, DIME atau MIDLIFE atau ditambah Maritim, pen), yang dihimpun dalam wadah yang disebut strategi keamanan nasional.Bukan sebaliknya isu yang mestinya dikendalikan strategi nasional malah mendikte kepentingan nasional, semisal isu hubungan bilateral. Perlu disadari dalam rahim kepentingan nasional dititipkan masa depan, norma, kehormatan atau nilai-nilai filosofi kehidupan bangsa yang harus dijunjung tinggi setiap anak bangsa.
Konsep Strategi Umum
Sebelum memahami pentingnya strategi maritim RI hendaknya dipahami terlebih dahulu konsep strategi secara umum. Definisi strategi sendiri begitu bervariabel, namun Clausewitz dapat membantu dengan pendekatan kesatuan “Trinitas yang jelas” yakni pemerintah, rakyat dan militer. Trinitas memberikan effek bagi strategi tingkat nasional dalam kerangka kerja mean, ways, dan ends (Keenan, halaman 7). Strategi bicara tentang means sebagai sumber daya nasional yang akan digunakan, dihadapkan ways (strategi terpilih) yang ditopang dengan kapabilitas kekuatan nasional yang terbangun menuju ends yang diharapkan (desired ends) yakni strategik imperatif (Ibid, hal 8).Terdefinisi sebagai ekuasi means, ways, dan ends atau yang paling sederhana sebagai jembatan (link) antara means dan ends. Gambar no.1 mengilustrasikan strategi ini.
Referensi: Suttie, Halaman 27
Means (gatra) adalah sumber daya nasional (instrumen kekuatan nasional, pen) yang memerlukan utilisasi distribusi dalam format strategi nasional.Ways,strategi itu sendiri adalah cara mencapai suatu ends dan menjembatani means ke-ends (atau objektif). Ends, sebagai obyektif strategi adalah ujud fisik yang yang diharapkan dapat dicapai per setiap strategi. Sedangkan kekurangan (defisiensi) untuk mencapai obyektif yang diharapkan akan tampil sebagai risiko. Strategi secara tradisional lebih dekat kepada seni,namun sebagai jembatan means ke-ends akan lebih dekat kepada ilmu (engineering) yang mengatur alokasi, distribusi dan optimalisasi sumber daya nasional yang digunakan untuk menyelesaikan pencapaian obyektifnya.Strategi Angkatan Laut adalah subordinasi (anggota) strategi maritim. Padahal arti domain maritim adalah peta semua samudra, laut, kelautan, teluk, estuari, daerah pantai (litoral), dan ruang udara diatasnya (Doctrine Opsgab AS,JP 3-32). Lengkapnya adalah…defined as all areas and things of, on, under, relating to, adjacent to, or bordering on a sea, ocean, or other navigable waterway, including all maritime related activities, infrastructure, people, cargo, and vessels and other coveyances. Posisi ini menggambarkan kuatnya hubungan anggota domain maritim dengan induknya yakni maritim.
Definisi ini menggambarkan anggota domain maritim berpotensi sebagai sumber daya nasional yang luar biasa. Sepatutnya pemerintah membangun strategi Maritim sebagai instrumen kekuatan nasional. Disisi lain anggota domain yang cukup banyak dimiliki selain memberikan kebahagiaan juga tantangan menghadapi isu sekuriti yang ditimbulkannya.Kekuatan maritim (maritime power) sendiri dapat didefinisikan sebagai semua kekuatan yang beroperasi dipermukaan, dibawah, diatasnya untuk memperoleh atau mengeploitasi komando dilaut dan kontrol (command control sebaiknya dimengerti sebagai komando dan kontrol,kontrol beda dengan dengan kendali, kendali lebih kepada proses dalam kontrolnya, pen), atau penolakan dilaut (sea denial) dan atau sebagai media guna memperoyeksikan kekuatannya kedarat (Ibid, hal 329). Pernyataan yang membuktikan strategi Maritim berada dalam cakupan luas.Cakupan ini membuat strategi maritim bisa melibatkan integrasi operasi laut,udara dan daratan dalam struktur operasi gabungan sipil dan atau militer. Konsekuensinya strategi maritim akan menjadi lebih superior dibandingkan strategi kelautan bahkan strategi Angkatan Laut. Strategi Angkatan Laut dengan inti kekuatan Angkatan Lautnya (Naval Forces) adalah subordinasi strategi maritim didekati dari domain Maritim (geo-strategik) atau domain media.Namun dari domain kepemilikannya (property), strategi Angkatan Laut merupakan subordinasi strategi militer nasional (TNI). Corbett, seorang pemikir strategi memberikan perbedaan antara strategi maritim dengan kekuatan Angkatan Laut sebagai berikut…by maritime strategy he meant the principles which governing a war in which the sea is a subtansial factor.Naval Strategy is but that part of it which determines the movements of the fleet (Armada Angkatan Laut, pen) after maritime strategy had determined what part the fleet should play in relation to the action land forces (Pietropaoli,hal 5).
James.D.Watkins,Laksamana Angkatan Laut AS (purn,pen) menambahkan:”Tujuan keseluruhan strategi maritim adalah penggunaan kekuatan maritim,dikaitkan dengan upaya kekuatan Angkatan saudara kita dan kekuatan gabungan Sekutu,’tuk menyelesaikan perang ini dengan kondisi yang menguntungkan”,(Benner,hal 5).Ungkapan itu membantu mengklarifikasi kekuatan laut (sea-power),kekuatan Maritim dan kekuatan Angkatan Laut (naval forces).Analog elaborasi kekuatan udara (air-power) dengan Angkatan Udara (air-forces) dan kekuatan darat (land-power) dengan kekuatan Angkatan darat (land-forces) dan hubungannya dengan instrumen kekuatan nasional.Elaborasi akhir ini tidak dibicarakan dalam naskah ini.Naskah ini berusaha memperjelas dan mengklarifikasi pentingnya strategi maritim dan kapabilitasnya untuk mendukung salah satu obyektif kepentingan nasional yakni kesejahteraan rakyatnya.
Konsep Strategi
Usaha untuk menampilkan strategi atau kebijakan maritim sebenarnya sudah cukup lama dinegeri ini,entah mengapa dirasakan kurang effektif. Di-era Gus Dur pemerintah cukup getol mempromosikan RI sebagai negara maritim meski sebenarnya masih dibilang prematur.Prematur dikarenakan belum menyentuhnya struktur dan keberadaan strategi maritim itu sendiri yang konon lebih dikenal lengkap sebagai Strategi nasional untuk keamanan Maritim (National Strategy for Maritime Security).Struktur ini diharapkan tampil berkaca kepada kenyataan bahwa lebih dari 60 % perdagangan lewat domain maritim,dan besarnya ekspresi nya dalam dollars.Plus kekayaan kandungan anggota himpunan domain maritim yang tidak diragukan lagi kapabel menghasilkan produk kesejahteraan bagi anak bangsa ini.Maritim seharusnya ditoleh sebagai alternatif sumberdaya nasional selain daratan yang sudah jenuh dikuras untuk kepentingan kesejahteraan.Kenyataan ini membutuhkan suatu kekuatan terintegrasi yang bisa menjamin mengatasi isu keamanan di-area tersebut,yakni kekuatan Maritim.Kekuatan yang biasanya terdiri dari Angkatan Laut,Marinir,Penjaga Pantai,dan kekuatan kapal-kapal non kombatan nasional.Unsur-unsur kekuatan nasional dilaut yang absah diakui oleh instrumen kekuatan laut internasional (international sea-borne) apabila terjadi pertemuan ataupun benturan fisik diwilayah laut dimanapun juga.
Tidak seorangpun membantah kepekaan elemen-elemen maritim tersebut bila diberdayakan—sedikit sentuhan akan menghasilkan produk yang sangat bermanfaat bagi anak bangsa ini.Sebagai strategi maritim RI maupun sub-himpunan strategi militer nasional (setingkat dengan strategi darat,dan dirgantara),diharapkan keduanya kapabel mendukung tercapainya obyektif strategi militer nasional.Tercapainya obyektif strategi militer nasional akan menjamin dan mendukung tercapainya obyektif strategi keamanan nasional.Akhirnya strategi keamanan nasional akan mempertanggungjawabkan “outcome”nya,…kapabel tidaknya mendukung obyektif kepentingan nasional yang telah dipromosikan kedunia internasional.Teorinya,kata pak Huntington dan pak Roskin kepentingan nasional lebih kepada promosi apa maunya bangsa ini dimata dunia internasional (outward looking).Sewajarnya pendukung dan penjamin kepentingan nasional ini,yakni strategi keamanan nasional lebih berorientasi pada hal yang sama.Setiap strategi yang diciptakan memiliki kekuatan pengikat fundamental yakni obyektifnya (tujuan) yang memberikan isyarat bahwa ada kondisi fisik yang harus dicapai.Strategi tanpa obyektif terkesan tidak memiliki roh.Roh ini mendorong strategi ini untuk bekerja keras untuk mencapainya.Sepantasnya obyektif strategik ini diliput dengan definisi yang jelas,konkrit dan kokoh (clear,concrete, and robust).Contoh:definisi obyektif strategi Australia yang memberikan isyarat jelas,konkrit dan kokoh…focus of Australian strategy from 1972 was the defence of Australia which emphasised the importance of the capabilities of strikes and interdiction based on naval and air forces rather than land forces (Tewes,et-all,hal 14).Strategi-strategi nasional yang dibangun terstruktur dalam liputan kerangka-kerja (frame-work) yang disebut paradigma strategi raya (grand-strategy paradigm).
Kekuatan instrumen nasional modern dihasilkan dari kerangka kerja ini.Negara-negara maju mengakui pentingnya pembakuan kerangka kerja ini.Strategi maritim dengan dukungan kekuatan maritim yang ada lebih berkonsentrasi kepada kapabilitas (Australia menyebutkan serius hanya satu kapabilitas dalam kekuatan Angkatan Lautnya yakni,”sea denial”, pen) sebagai kekuatan yang menjamin effek (desire effects/effect-based opt ~ EBO,pen) yang diharapkan sebagai substansi obyektif strategi itu.Strategi butuh means yakni instrumen kekuatan nasional yang terstruktur,tanpa faktor ini strategi tidak lebih dari aspirasi saja.Sumber daya nasional yang terstruktur menjamin kapabilitas.Dalam hirarkhi perencanaan militer;rujukan yang paling mendasar adalah kalkulus kekuatan militer nasional (gabungan) dan cadangannya.Jantung produk kalkulus kekuatan militer nasional dan cadangannya adalah kapabilitasnya.Kapabilitas itu memberikan effek terhadap strategi itu sendiri. Tanpa kapabilitas yang dirancang-bangun strategi itu tidak berarti sama sekali.Konsep kapabilitas ini diisyaratkan dalam setiap mashab War College.Model Lorensini (Naval War Collge),menyatakan bahwa struktur kekuatan modern yang terbangun harus bisa menjawab kapabilitas yang diharapkan. Bila maritim terpilih sebagai instrumen nasional, kalkulus struktur kekuatan maritim sudah mempertimbangkan matang-matang variabel kapabilitas yang akan diujudkan nanti. Bagaimana perpaduan konsep ini dengan konsep MEF? Dari sisi rekayasa-sistem, kekuatan yang essensi (essential forces) ~ dapat didefinisikan bahwa harga yang essensi adalah harga yang “optimal”. Optimal bisa minimum bisa maksimum dengan konsekuensi “beaya” tertentu (given cost). Harga maksimum akan memberikan derajad kepercayaan yang tinggi dan optimistik dan risisko kecil. Pilihan harga minimum memberikan besaran risiko atau defisiensi yang cukup besar. Rekayasa-sistem (system-engineering) menyatakan bahwa kapabilitas (kemampuan) adalah kebisaan (ability) setelah ditambah harga “outcome” yang akan didapat. Inilah konsekuensi, isyarat dan essensi sebenarnya dari kapabilitas atau kemampuan.
Strategi-Raya ke Strategi Maritim
Kerangka kerja strategi raya antar ketiga mashab War College relatif sedikit berbeda, mengingat kalkulus dan struktur kekuatan masing-masing Angkatan berbeda. Namun ketiga-tiganya memiliki persepsi sama dari blok ke-blok,mulai dari kepentingan nasional turun sampai strategi-strategi nasional per masing masing instrumen kekuatan nasional (politik, ekonomi, dll). Acuan yang sama bagi komuniti militer nasional mendemonstrasikan keterpaduan dan keinginan melakukan operasi gabungan yang jauh lebih effisien. Pengertian ini sangat penting karena blok strategi raya merupakan cerminan visi strategik suatu bangsa yang dipromosikan keluar.Gambar 2 dibawah,terdefinisi sebagai jantung kerangka kerja konseptual dan pemikiran strategik tentang strategy raya.Hirarkhis paling atas (sebagai visi bangsa) adalah kepentingan nasional yang selalu dipromosikan keluar (outward looking). Dijelaskan tentang tiga (3) pilihan instrumen kekuatan nasional,yakni PEM (politik, ekonomi dan militer) yang difungsikan sebagai anggota strategi keamanan nasional.
Gambar no.2. Potongan paradigma strategi nasional/strategy raya
Referensi: Dr.Richmond M Lloyd, et-all, edisi tahun 1991, Fundamentals of Force Planning, volume-II,Defense Planning Cases,The Force Planning Faculty,Naval War College,hal 3. Edisi terbaru tahun 2004,blok strategi-strategi nasional dipertegas dengan definisi strategi keamanan nasional (national security strategy), dgn muatan sama (ekonomi, politik, militer, ditambah information culture), blok dst kebawah samaàstrategi nasional lebih dikenal sebagai strategi keamanan nasional dengan produknya “kamnas” yang akan mendukung dan menjamin tercapainya hirarkhis yang lebih superior, yakni kepentingan nasional. Kepentingan nasional sebagai deklarasi komposit bersumber dari sistem nilai suatu bangsa seperti~kemerdekaan,kebebasan, harga diri dan keamanan. Kepentingan biasanya diekpsresikan dalam kalimat seperti ketahanan hidup secara fisik,kesejahteraan ekonomi,keamanan (orientasi keluar) dan kedaulatan politik. Sebagai obyek debat politik,maka kepentingan nasional berperan sebagai suatu kebijakan yang resmi,dibenarkan,diusulkan pada pemerintah untuk diresmikan (Roskin,forewords).
Pilihan instrumen lain adalah DIME (diplomatik, informasional, militer, dan ekonomi), kombinasi termaju adalah MIDLIFE (militer, informasional, diplomatik, legal, intelijen, finansial, dan ekonomi). Semua instrumen kekuatan nasional bersama-sama dan paralel sinergik terdefinisi sebagai strategy keamanan nasional guna menjamin tercapainya obyektif kepentingan nasional (Mastapeter, hal 2). Obyektif kepentingan nasional adalah tercapainya tiga (3) pilar obyektif, umumnya adalah perlindungan penduduk, kedaulatan, dan kesejahteraan ekonomi, bisa ditambah lain-lain. Strategi keamanan nasional disini tidak ada kaitannya dengan isu keamanan internal, seperti isu kriminalitas, keamanan individual, ublik, dll. Edisi terbaru terbitan US Naval War Coll, menyebutkan Blok strategi nasional (dibawah blok national objectives) dipertegas sebagai strategi keamanan nasional (National Security Strategy),dengan subordinasinya adalah strategi-strategi nasional bidang PEMI (politik, ekonomi, militer dan information culture atau informational), kalau PEM dan I yang dipilih pemerintah sebagai instrumen kekuatan nasional. Sama halnya dengan edisi lama, edisi terbaru menjelaskan bahwa dalam blok National Military Strategy ada sub-blok dibawahnya lagi yakni Fiscal dan Program Guidance dan Current serta Desired Capabilities (Lloyd, et-all,edisi keempat, halaman 4). Diranah “strategi nasional” (edisi baru ranah “strategi keamanan nasional”, pen) terdiri dari strategi instrumen bidang PEM (politik, ekonomi, dan militer) dan Informasional (khusus dibidang militer terdefinisi sebagai strategi pertahanan nasional).Dibawah blok strategi keamanan nasional lahir strategi militer nasional (lebih berorientasi pada ops gabungan yang sangat effisien,pen). Lengkaplah blok-blok strategi raya (grand strategy),berawal dari kepentingan nasional, turun sebagai menjadi strategi keamanan nasional atau strategi nasional saja.Blok-blok tersebut pantas dijadikan rujukan manajemen nasional.Kenaapa terdefinisi sebagai Strategi raya?
Jawabnya sederhana,anggota blok-blok tersebut harus lebih berorientasi kepada visi bangsa (outward looking),fokus pada tercapainya obyektif kepentingan nasional dan dieksekusi oleh strategi instrumen kekuatan nasional terpilih.Instrumen kekuatan nasional (selected national power, pen) terpilih akan memperkokoh pelaksanaan visi bangsa ini akan dipandegani oleh para Menko nantinya.Banyak sedikitnya instrumen yang dipilih dan terpilih berproses dalam ikatan kuat yang disebut ”orkestra nasional”.Orkestra ini berperan aktif saat kepentingan nasional diuji dengan krisis,konflik,dll versus aktor yang mencoba menghalangi tercapainya obyektif kepentingan nasional.Sewajarnya hubungan bilateral,trilateral dengan negara lain sangat “peka” terhadap kepentingan nasonal.Apapun juga iklim hubungan ini,entah krisis,konflik,bahkan jelang perang sangat terbantu oleh hadirnya paket opsi penangkalan flexibel (FDO).Opsi strategi penangkalan biasanya terdiri dari satu,dua atau semua strategi instrumen kekuatan nasional yang dikendalikan dan dikontrol otoritas keamanan nasional per setiap tingkat penangkalan.FDO adalah cerminan pelibatan strategi instrumen kekuatan nasional yang terpilih dan tentu saja instrumen kekuatan militer nasional akan menjadi pilar kekuatan FDO.Pilihan terbaik dan paling “cost-Effectiveness” adalah aksi yang menentukan (decisive actions) dalam ranah FDO.Inti kekuatan FDO adalah militer nasional dengan bidak aktifnya yakni kekuatan Angkatan Laut,selain aktif dalam penangkalan,bisa diaktifkan perannya dalam DCW,yakni Diplomatics,Constabulary,dan Warfighting.Pilar strategi maritim adalah kekuatan Angkatan Laut,kekuatan yang selain kapabel diproyeksikan dimasa bukan perang,juga kapabel sebagai instrumen penangkalan yang tangguh,tahan lama disuatu posisi deploi,krisis,tempat aju (forward presence),memiliki repons konflik,krisis,dan rekonstitusi serta siaga penuh dan komit siap bertarung diporos penangkalan. Bagaimana konsep strategi maritim sebagai superior DCW dan Strategi Maritim sebagai subordinasi strategi keamanan nasional,periksa gambar no.3 dibawah ini.
Gambar no.3. “s” dan “S”
Referensi: Tewes, hal 23
Kedua strategi yang perlu dibahas sebagai perangkat untuk membedakan dengan baik perbedaan “s” dan “S” dalam liputan strategi nasional dan kerangka strategi raya. Perhatikan ke-3 (tiga) blok subordinasi strategi dengan “s” ini mencerminkan peran universal yang bisa dan biasa dilakukan Angkatan Laut (baca strategi Angkatan Laut, pen), yakni (DCW atau Diplomatic, Constabulary, Warfighting) dengan turunannya masing-masing dibawahnya.“S” besar (“The Maritime Strategy”) menjelaskan maritim sebagai salah satu instrumen kekuatan nasional terpilih, orientasinya lebih kepada strategi nasional (perhatikan subordinasi blok dibawahnya, pen). Konsep ini dapat digunakan sebagai suatu pendekatan kearah keamanan nasional dengan sentra pemikiran mashab kontinentalis atau maritimis serta mempertimbangkan beban penggunaan kekuatan militer dan hadirnya semua spektrum sektor keamanan nasional.
Konsep ini dapat dieksplor untuk menjawab pertanyaan atau mengenerik jawaban masalah lain, misal tentang kapasitas dan kapabilitas Angkatan Laut yang dikembangkan untuk menemukan penugasan (task, pen) Angkatan Laut, pen) per satuan waktu tertentu dibantu dengan model strategi-ke-tugas.Sampai disini bisa dirasakan pentingnya kehadiran strategi maritim (dengan “s” kecil,pen). Strategi maritim menjadi motor proses pembangunan kekuatan Angkatan Laut. Kedalam, terhadap manajemen Angkatan Laut pada umumnya, strategi ini memungkinkan para pemimpin Angkatan Laut menandatangani konsep Operasi Angkatan Lautnya berbasis rujukan strategi-strategi nasional yang tercipta untuk membantu menjelaskan bagaimana membangun Angkatan Laut dan Marinir dalam satu tim agar memberikan sumbangan bersama-sama Angkatan lainnya untuk mempertahankan bangsa (Brown, hal 2). Konsep strategi raya ini dapat digunakan untuk menjawab bentuk organisasi kedepan yang lebih kompleks dan effisien,dengan menstrukturkan output operasional menjawab tuntutan (demand) lingkungan dan obyektif strategi keamanan nasional atau obyektif kamnas. Gambar no.4 menjelaskan realisme strategi terhadap lingkungan dan interaksinya antara lingkungan itu sendiri,sebagai bagian konsep dan pemikiran strategik tentang strategi raya yang lebih utuh.
Gambar no.4. Realisme Strategy
Referensi: Yarger, halaman55
Effisiensi strategik tercapai bila digabungkan,dikoordinasikan dengan jajaran birokrasi yang ada (mis:DKP,pen) dan ajensi yang beroperasi diwilayah berbasis kesadaran domain maritim dalam rangka membangun ulang proses penciptaan dan lahirnya strategi nasional bagi keamanan maritim (Brown,hal 14).
Kesimpulan
Model strategi-raya,dengan hybrid strategi maritim dan terpilihnya sebagai instrumen kekuatan nasional RI cukup menarik sebagai bahan membangun arsitektur manajemen nasional mendatang,dan maritim sebagai satu anggota instrumen kekuatan nasional… bukan kelautan. Patut dicatat dalam definisi domain maritim termasuk segala sesuatu yang berhubungan dengan anggotanya, bisa saja pariwisata pantai, industri keluatan, komunikasi dan transportasi bawah laut, industri, dll. Dengan kekayaan kandungan anggotanya,pantas kalau domain ini menjadi produsen kemakmuran dan kesejahteraan negeri ini,… adakah negara yang tidak makmur dengan strukturnya sebagai negara maritim. Sudah waktunya strategi maritim diikuti policy di-bidang elemen-elemennya muncul sebagai perangkat strategik. Legitimasi kehadiran unsur Angkatan Laut, Marinir, kapal-kapal non kombatan pemerintah dan Pengawal Pantai Nasional selaku unsur kekuatan maritim yang diakui internasional dan didikte oleh strategi maritim yang kooperatif dalam wadah suatu operasi gabungan menjadikan semakin effisien mengatasi isu strategi nasional dibidang keamanan maritim.Memahami kerangka kerja strategi raya sekaligus mengisyaratkan rasionalisasi pembangunan program nasional dibawah strategi itu akan selalu merujuk substansi strategi yang lebih superior.Pembangunan kekuatan militer nasional (kekuatan gabungan, pen) merujuk kalkulus kekuatan pertahanan nasional dan cadangannya, dan produk kalkulus kekuatan militer nasional dan cadangannya menjadi rujukan kalkulus kekuatan Angkatan masing-masing.
Konsekuensinya cetak biru skenario pertahanan nasional harus ada sebagai rujukan besar TNI.Lebih indah lagi kalau kerangka kerja strategi raya dengan blok kepentingan nasional kebawah sudah terstruktur sebagai hasil kompromi eksekutif dengan legislatif dan menjadi rujukan raya bagi rencana pembangunan nasional mendatang.Naskah ini dapat dieksplor sebagai studi kasus pertahanan nasional,tepatnya perencanaan pembangunan kekuatan militer nasional atau studi manajemen strategik.Semoga bermanfaat.
Referensi:
1.Brown,Wesley.A,Ltn US Navy,Thesis NPS,Dec 2007,MA in National Security Affairs,” Falling out of Formation:A Look at the Navy’s Search for a New Maritime Strategy”.
2.Keenan,Joseph.M,Jr,Cdr US Navy,US Army War Coll,2009,”The Cooperative Sea-Power Strategy : Time For A Second Engagement”.
3.Lloyd,Richmond.M,Dr,”Fundamentals of Force Planning,volume-II,…Defense Planning Cases”,The Force Planning Faculty,Naval War College,1991,halaman 3.
—–edisi terbaru tahun 2004,judul “Strategy and Force Planning”.
4.Mastapeter,Craig.W,Thesis NPS,Dec 2008,MA in National Security Affairs,”The Instruments of National Power,Achieving the Strategic Advantage In Changing World”.
5.Pietropaoli,Stephen R,National War Coll,National Defense University,1997,”The US Navy…..From the Sea Strategy:Sir Julian Corbett Revisited?”,Seminar H,Fundamentals of Military Thought and Strategy.
6.Roskin,Michael.G,Proff Foreign Policy di-US Army War Coll,”National Interest,from Abstraction to Strategy”.
7.Suttie, Richard.D,Cdr USN,Naval War College Review,1955,”Reconstitution:A Strategic Policy Assesment with Case Application Of The Maritime Patrol Force”.
8.Tewes, Alex,et-all,Joint Standing Committee on Foreign Affairs,Defence and Trade Inquiry into Australia’s Maritime Strategy, “A Foundation Paper on Australia’s Maritime Strategy”.
9.Bartholomees,J.Boone,US Army War College,July 2010,Edisi ke-empat(4),”Theory of War and Strategy”,Volume–I :
——-Chapter 3, “Toward Theory Of Strategy:Art Lykke and the US Army War College Strategy Model”, Yarger, H. Richard.
——-Chapter 4,”The Strategic Appraisal:The Key to Effective Strategy”,Yarger, H.Richard.