STRATEGI MARITIM DAN STRATEGI NASIONAL UNTUK KEAMANAN MARITIM—PILAR NEGARA MARITIM DAN SEBAGAI DOMAIN STRATEGIK?

Pendahuluan

Theory does not pretend to solve the problems, it sheds light on problems and thus can provide guidance for those who have the responsibility for solving them”, H.E Eccles.

Dua (2) strategi domain maritim, yakni strategi maritim (pertahanan) dan strategi nasional untuk keamanan maritim[3], keduanya hampir pasti dikenal lulusan Cipulir[4]. Konsep poros maritim p. Jokowi membuat anak bangsa di-domain maritim NKRI ini terhenyak untuk mengejar sesuatu yang lama sekali di-tinggalkan (dan di-lupakan, pen) dan tren sekarang ini selalu bincang tentang keamanan maritim (baca strategi keamanan maritim). Memahami terlebih dahulu strategi pertahanan maritim, beralasan pengertian ini jauh lebih dulu hadir (by history) dan dibincangkan orang dibandingkan keamanan maritim[5]. Strategi pertahanan maritim (sering disamakan strategi keamanan maritim) menjadi rujukan operasional di-domain maritim. Operasi Angkatan Laut membutuhkan rujukan strategi pertahanan maritim modern. Strategi maritim mendayagunakan means atau sumber daya (dana dan kekuatan Armada tempur laut-nya yang sedang, akan dan dipelihara) dengan (pilihan) ways paling effisien (basis cost-effectiveness) agar tercapai obyektifnya (atau ends state yakni—secure the maritim domain). Ways tersebut termasuk kooperasi dan terorkestra dengan strategi instrumen kekuatan nasional menghadapi penganggu “obyektif” kepentingan nasional serta lebih bersifat keluar (outward looking).

Dipromosikan keluar sebagai strategi raya (grand strategy) atau strategi keamanan nasional[6] (baca Kamnas). Kamnas adalah “boss” atau hirarkhi tertinggi dari strategi instrumen kekuatan nasional yang ada. Mengulang hubungan strategi raya, diawali dari national security strategy, national military strategy, maritime defense strategy, dan national strategy for maritime security, satu sama lain. Strategi raya adalah strategi nasional yang komprehensif, saling bergantung pada strategi instrumen nasional lainnya (politik, ekonomi, militer, diplomatik). Tidak ada strategi nasional yang tidak merujuk dan bergantung kepada strategi raya[7]. Sebagai strategi perlu di-komunikasikan pada wakil rakyat yang terhormat sebagai dokumen (ter-dokumentasikan & di-sahkan) strategik sekaligus ujud konsensus, komitmen dan kawalan bersama elit nasional.

Sambil menunjukkan betapa pentingnya orkestra strategi instrumen kekuatan nasional ini menjamin tercapainya obyektif kepentingan nasional. Dokumen tersebut dapat dijadikan rujukan validasi, evaluasi dan audit formal[8] dan bisa digunakan untuk membuktikan andal tidaknya (andal/reliability artinya besar peluang untuk tidak gagal)—semakin andal berarti semakin besar harapan sukses perencanaan strategik tersebut[9].

Maritim, asa maritim versus asa laut, kelautan …. dengan pertumbuhannya

    …The Naval Services operates in the maritime domain, which consists of the “oceans, seas, bays, estuaries, islands, coastal areas, and the airspace above these, including the littorals (Naval Operating Concept, tahun 2010, Angk Laut AS, ditandatangani bersama petinggi Angk Laut, Marinir dan Pengawal pantai) [10] .

 … Most quote the early 20th Century British naval strategist Sir Julian Corbett, who believed that a strategy is maritime when ‘the sea is a substantial factor’. Crucially, he stressed that such a strategy involved joint forces working cooperatively to win a conflict rather than fighting their own separate wars. (ASPI, Peter Layton, 2013)[11] .

Bottom of Form

Beberapa dekade ini, isu maritim RI lebih menggema. Berbeda di-bandingkan literatur maritim tradisional selama ini sebatas membahas urusan (affairs) laut, kelautan, samudra, bahari, Angkatan Laut dan semacam itu[12]. Asa (power)[13] muncul dalam literatur maritim untuk melukiskan kadar multidimensi dan kompleksnya hubungan antara negara dengan laut, kelautan, samudra, teluk, litoral, bahkan sungai-sungai, dengan dasar laut dan ruang udara di-atasnya di-abad ke 21 ini. Asa maritim yang digunakan dapat mengukur kesanggupan (ability)[14] negara untuk mencapai obyektif politik atau effek (terhadap lawan, pesaing) yang diharapkan—sekaligus menjamin sumber daya dan memprotek pencapaian obyektif kepentingan nasional. Mendayagunakan (utility) domain maritim yang dimiliki dapat dinilai (assesment) sejauh mana kapabilitas negara memelihara dan memberdayakan aset yang begitu mahal. Pemerintah wajib mengontrol dan menjamin performa tugas, fungsi dan tata kelola semua yang berkaitan dengan laut, samudra, teluk, selat, litoral, mulai dari dasar laut (dan bawah dasar laut) sampai ke-permukaan dan udara di-atasnya[15].

Peran tradisional maritim negara besar adalah bertempur, proyeksi kekuatan, dominasi manuvra, dominasi komando & kontrol[16] dan diplomasi maritim saat krisis, konflik atau perang. Saat damai, idem dengan peran non-militer semisal; menjaga dan memelihara sumber daya alam, menjamin keselamatan transit barang dan orang di-laut, menjaga perbatasan maritim, penegakkan hukum di-laut, pelibatan operasi keamanan maritim (KamMar atau KamLa?), penyelamatan (maritime safety), dan isu lingkungannya berikut risiko di domain maritim dan menjaga penggunaan domain maritim oleh pihak-pihak tertentu. Penggunaan laut, kelautan, dll, awalnya adalah milik umum (mere liberum); dalam perkembangannya nilai semacam itu sudah bergeser. Laut bukan kolam ikan (moat); laut sudah menjadi ruang yang diperebutkan (contested) atau ruang politik[17]. Apapun platform yang ada di-domain maritim hampir pasti mewakili kepentingan politik pemilik. Banyak negara membangun strategi maritim guna memproteksi semua elemen (economical) yang ada di-domain maritim dan atau untuk kepentingan manuevra militer. Strategi maritim (pertahanan) bagi Angkatan Laut adalah subordinasi strategi militer nasional atau strategi pertahanan nasional—sama pentingnya dengan strategi peperangan darat dan udara di domain masing-masing[18]. Elemen dan sumber daya domain maritim tersebut sesudah diolah, diproduksi dan dikontrol strategi ekonomi nasional dikembalikan untuk pertumbuhan asa maritim. Sepantasnya negara pemilik volume & kualitas elemen domain maritim yang begitu banyak dan kaya raya (seperti dinegeri ini) tampil percaya diri menuju negara maritim. Setiap aktor sekarang ini berlomba mendayagunakan semua platform yang di-laut sebagai simbol dan penjaga kepentingannya—bergesernya konsep Mahan?

Konsep Mahan, dalam pengertian setiap perajurit Angkatan Laut adalah seorang “petarung” (warrior). Petarung yang menginginkan menang (to win the war) telah bergeser dan mentransformasi dirinya berubah mengikuti evolusi lingkungan yang ada. Riset effektifitas tentang pembentukan perajurit laut yang terlatih dalam perang modern, konvensional, dan teratur (regular) terlibat dalam peperangan tidak beraturan (irregular warfare)—sungguh dilematis. Dimana dilatihkan menghadapi diaspora Russia yang dibantu oleh elit Passus Russia (konon lebih hebat dari Spetsnaz) di Georgia, Ukraina, Krimea, dll atau versus kekuatan ketiga PLA(N) (paramilitia) yang bekerja diatas kapal ikan kayu dan tidak berpakaian seragam?

Idem, pelatihan versus perompak brutal Somalia; faktanya satu GT laut gabungan (combined)[19] dibingungkan mengatasi—isu di-dalam OMSP (atau OTW/other than war) semakin kabur atau dikenal sebagai peperangan hybrid atau tidak beraturan. Perajurit Angkatan Laut terbiasa[20], berperang tradisional dan teratur (regular) gamang menghadapi tipikal operasi semacam ini ditengah dinamika konteks strategik seperti ini. Rasionalisasi proses menuju negara maritim (long-long road map toward maritime state; kalau ada) dinegeri ini akan di-dukung dua (2) pilar kekuatan. Pertama, strategi pertahanan maritim (khusus konflik, krisis, perang) di-pandegani TNI-AL. Kedua, strategi nasional untuk keamanan maritim (national strategy for maritime security~saat damai) dengan penjurunya Coast Guard (hadirnya 2 organ KamLa di-negeri ini?)…demi lancarnya proses menuju negara maritim yang berujung kesejahteraan rakyatnya. Dua (2) peran komplementer, TNI-AL menjalankan fungsi “warrior” saat penangkalan (deterrence), krisis, atau konflik.

Saat yang sama unit keamanan maritim (Kam La atau Kam Mar?, pen) adalah cadangan asa maritim yang dikontrol oleh TNI-AL ~ effisiensi. Saat damai unsur keamanan maritim melakukan tugas keamanan maritim (+ keselamatan maritim) dikontrol strategi national untuk keamamanan maritim, dibantu Angk Laut bila perlu. Bisa dipahami begitu pentingnya pengetahuan dan ketrampilan modern harus dimiliki setiap elit (state-craft) dalam rangka menjamin serta memelihara kehadiran domain maritim yang kaya raya. Hanya sedikit literatur maritim menulis bagaimana mengukur & menilai negara mengatur semua elemen domain maritim dengan cara terbaik (good maritime governance). Berkembangnya bangsa Eropah (Inggris, Spanyol, Portugal, Belanda) sebagai negara maritim sukses karena budaya ekspansi, inovasi yang berkesempatan dan dibukanya peluang menemukan “sawah ladang” baru.

Jerman gagal karena terhalang akses ke-laut terbuka, sama dengan Perancis, kata Corbett. Kedua negara tersebut sebenarnya berbakat menjadi kekuatan darat (heartland mass) bukan maritim[21]. AS menjadi negara maritim karena kuatnya pengaruh AT Mahan. Australia bukan negara maritim, meskipun negara benua. Australia adalah manusia pantai (coastal people) dengan cara pandang “inward looking”, terpengaruh cara pandang Inggris [22] …adakah negara maritim yang tidak sejahtera? Bandingkan jumlah dan kualitas semua elemen domain maritim NKRI yang tidak kalah jauh dibanding negara maritim besar. Sia-sia aset (karunia Allah) yang begitu mahal dan potensial meningkatkan kesejahteraan dibiarkan dalam status rethorika [23].

Strategi Maritim dan asa maritim (maritime power) atau kekuatan maritim (Maritime forces) dan atau sea power (asa atau kekuatan?) serta naval (force atau power) [24].

           Our seas, oceans and inland waterways are of huge importance in terms of resources, the environtment and conservation, trade, and industry, marine science and leisures activity” (Gorskhov, Admiral Russia).

Asa Angkatan Laut (Naval Power)[25] adalah satu instrumen kolonial yang mencolok, didominasi empat (4) negara maritim besar dunia dan jaminan hukum laut bagi kapal perang-nya bernavigasi di-seluruh bagian dunia ini. Entah mengapa kebebasan ini berlaku bagi empat (4) negara maritim besar. Dua (2) negara maritim terkuat yakni AS, Russia dan dua (2) kekuatan menengah yakni Inggris dan Perancis[26]. Strategi yang bertugas mengawal kepentingan nasional di-domain maritime dengan cara memiitigasi semua ancaman potensial atau riil di-domain maritim. Strategi maritim mempertimbangkan pengembangan elemen asa laut (sea-power). Strategi ini akan mempengaruhi ekonomi, perdagangan, kebijakan pertahanan.

Strategi maritim mengatur dan mengontrol elemen asa laut (sea-power) termasuk operasional Angk Laut.  Wajar kalau operasional (kadang dibaca sebagai strategi Angkatan   Laut) Angkatan Laut mengikuti petunjuk strategi pertahanan nasional (kadang-kadang ditulis sebagai strategi militer nasional) sebagai strategi induk (disamping doktrin, petunjuk operasi gabungan, dan dokumen petunjuk-petunjuk yang lebih superior). Strategi pertahanan maritim dan operasi laut bisa menjadi aset pendukung kebijakan luar negeri bahkan sebagai aset koersif menjalankan mauevra diplomasi[27], penangkalan dan blokade. Penggunaan kekuatan Angkatan Laut (naval force) dalam urusan maritim (maritime affairs) saat krisis, konflik, diplomasi (+ penangkalan) menguntungkan mengingat kesanggupan Angk Laut bertahan lama di wilayah yang berdekatan dengan wilayah aktor itu. Hanya aktor maritim papan atas kapabel dengan pukulan-nya (strike), pertama sebagai simbol/isyarat penyelesaian masalah. Kedua dengan mengontrol laut, ketiga dengan intervensi serta keempat; mendukung serangan darat[28].

Diluar ini Angkatan Laut sebenarnya memiliki kapabilitas intervensi[29]. Dalam kontek kekuatan yang sanggup memproyeksikan kedarat, Angkatan Laut menawarkan atribut kombinasi capaian srategik, kebebasan independensi, dan mobilitas operasional. Terlatih terorkestra dengan instrumen kekuatan nasional lain di-bawah kontrol strategi keamanan nasional dan bisa juga tidak tanpa sepengetahuan elit politik (covert opts). Kekuatan Angk Laut adalah elemen asa maritim (maritime power) yang memiliki semua aspek yang relevan dengan asa nasional (national power) baik sipil maupun militer[30]. Unsur kekuatan mariitim modern yang kapabel melakukan aksi diatas dilengkapi dengan hadir-nya satuan pukul seperti kapal induk dan kapal selam (penyerang) samodra. Konsekuensinya bisa memberikan isyarat langsung, kuat dan sensitif bagi kandidat lawan—wajar kekuatan Angkatan Laut kapabel melakukan pukulan (strike) pertama[31]. Kapabilitas dan potensi maritim nasional di-demonstrasikan melalui strategi pertahanan maritim secara komprehensif dalam komponen pangkalan laut, pelabuhan, industri maritim dan kapal niaga, armada kapal ikan, oseanographi, sumber daya ekonomi maritim, pandangan & tradisi maritim serta elemen kekuatan lain di-domain maritim. Sering mencampur adukan kata strategi maritim dengan kelautan atau kebijakan pertahanan di-laut atau asa (power) dilaut (sea power)—tidak mengejudkan dalam literatur sering memuat kisah semacam itu bahkan menyamakan arti dengan kekuatan Angkatan Laut (naval power).

Kata “maritim” sendiri adalah pengertian komposit yang mengikat infrasruktur yang ada seperti pelabuhan, pangkalan, kapal niaga, sumber daya ekonomi di domain maritim, satuan penegak hukum di-laut (coast guard) dan satuan tempur Angkatan Laut (periksa gambar no.1 berikut). Semua ini masih terikat dalam paket asa maritim. Pemilik domain maritim tidak pantas disebut kapabel mengelola tanpa suatu outcome atau produk keseluruhan yang dihasilkan dari kandungan domain maritim (dan di-nikmati seluruh rakyat)—sebatas sanggup (able), belum kapabel atau mampu. Kemudahan akses elemen domain maritim akan meningkatkan, menjamin keunggulan politik, ekonomi, militer negara pantai dan meningkatkan derajad kehormatan negara. Kapabel memprotek domain maritim sama artinya kapabel mengekploitasi elemen domain maritim yang dikelola. Asa maritim (maritime power) selalu dihubungkan dengan potensi kepemilikan kapal niaga, dan potensi industri maritim. Sedangkan asa ke Angkatan Lautan (naval power) selalu dikaitkan dengan kepemilikan kapal perang, pangkalan dan kekuatan pendukung-nya. Setiap negara yang memiliki asa Maritim dan Angkatan laut dapat disebut memiliki asa Laut (Seapower)[32].  Formulanya (Naval + Maritime) Power = (Sea) Power.   Gambar bawah cukup jelas menjelaskan hubungan Sea, Maritime dan Naval power.

Gambar no.1. Struktur asa laut dengan 2 asa pendukungnya yakni Angk Laut dan Maritim.

Doktrin Inggris lebih menegaskan [33]… asa maritim (maritime power) adalah ukuran total kekuatan nasional yang berkepentingan dengan elemen domain maritim, memiliki kapasitas dan kelaikan untuk beroperasi disana, serta sanggup (ability) mengekpsloitasinya. Ukuran tidak bisa dimanipulasikan dengan suatu unit besaran, mengingat beberapa komponen adalah intanjibel, seperti kultur, identitas dan mythologi. Asa maritim adalah symbol negara besar yang memiliki kekuatan Angkatan Laut yang besar dan kapabel, atau sekurang-kurangnya berpengaruh di suatu regional. Asa maritim akan mudah mengontrol pantai wilayahnya, mudah menggunakan pengaruhnya di-negara tetangganya yang berdekatan, bahkan negara yang lebih jauh lagi. Performa kekuatan militer negara yang di-dominasi kekuatan Angkatan laut-nya disebut sebagai negara maritim sangat asa (powerfull). Menjadi aneh negara dengan elemen domain maritim begitu besarnya; tidak berorientasi negara maritim serta lemah kekuatan Angkatan laut maupun penegak hukum laut (Coast-Guard). Bisa saja terjadi pemahaman saling libat atau berlebihan tentang hal-hal diatas semua ini, yang penting diyakini bahwa asa laut (sea-power) meliput hampir semua pengertian (yang dibahas sub sesi ini) utama-nya kesanggupan mengamankan (dan eksploitasi) semua elemen domain maritim. Mahan tidak pernah menjelaskan sedalam itu, namun diakui (sama saja) bahwa asa laut (sea power) sangat esensial mengawal pertumbuhan kekuatan ekonomi nasional dan kesejahteraan.

Linton F Brooks mendefinisikan strategi maritim[34]; … “Maritime Strategy” has two meanings. It refers physically to a series of briefings at various levels of classification maintained by the Strategic Concepts Group of the Office of the Chief of Naval Operations. A scripted version of this briefing is extensively distributed throughout the Navy over the signature of the Chief of Naval Operations and is frequently updated. More generally, “Maritime Strategy” refers to the overall professional consensus of Navy and Marine Corps leaders on the proper use of seapower.  

Barangkali ada baiknya dicontohkan konsep kapabilitas yang dibutuhkan (capabilities requirements~sebagai injek/masukan framework force planning ADF/Australian Defence Force)[35] Angkatan Laut Australia. Berawal dari dokumen strategik Australia tahun 2013 (national military strategy & maritime strategy?, pen), yang berbunyi;…,‘Australia’s geography requires a maritime strategy. Such a strategy is seen as essential in deterring attacks against Australia and contributing to the security of our immediate neighbourhood and the wider region’. Accordingly, since 2009, long-term capability acquisition has concentrated on re-equipping the RAN for a larger blue-water role – including a welcome return to capital ships in the form of two large amphibious ships [36]. The combination of new destroyers and amphibious ships for the RAN (skenario defense planning yang dihasilkan Kemhan Aust) and a new combined arms amphibious approach by the Army through Plan BEERSHEBA – alongside plans for new submarines – can be seen as an attempt at generational change towards the use of the sea in Australian strategic thinking [37]. Produk Skenario yang melahirkan kebutuhan kapabilitas dalam tipikal dan kelas platform akan di-akuisisi Angkatan. Angkatan mengkalkulasi struktur kekuatan; setelah turunnya kebutuhan kapabilitas operasi gabungan produk Skenario Kemhan. Berikut belajar kiat satu negara maritim dengan asa maritim kedua terbesarnya di-dunia, yakni Inggris dengan kebutuhan kapabilitasnya sebagai berikut:

  • UK maritime forces are deployed 365 days a year across the world to provide a forward national presence that project influence to safeguard our interests.
  • As an island nation the sea is the lifeblood of the UK’s economy.
  • Maritime power straddles the three levers of national power – diplomatic, economic and military (ketiga-tiganya dikontrol oleh strategi masing-masing instrumen)–underpinned by information.
  • Military maritime power is defined as: the ability to apply maritime military capabilities at and from the sea to influence the behavior of actors and the course of events.
  • Military power is not only applied in the maritime environtment but also across the other environtments as well.
  • Maritime forces are those operating at or from the sea.
  • Land power, air and space power, and cyber and electromagnetic activities also influence events in the maritime environtment. Pertanyaan umum yang bisa digali sebagai pembelajaran lebih dalam lagi:
  • … kalimat tersebut menjadi perintah harian atau sekedar injek/masukan format force planning[38] untuk UK Defence Forces? Atau strategic direction bagi maritime forces UK langsung dari Min Def atau Joint Forces Command atau National Maritime Security Document?
  • Sudahkah dibicarakan dengan parlemen UK? Benarkah requirement capabilities tersebut adalah produk analisis kebutuhan kapabilitas gabungan (joint capabilities requirement analysis), dll. Berikut hirarkhi dokumen strategik sebagai rujukan force planning & kegiatan strategik lainnya, seni operasi, operasi maupun taktik dari literatur sishan   AS—baca dari kiri (lebih superior) ke-kanan.

Hint: NSS (nat security strategy), NDS (nat defense strategy), NMS (nat military strategy), J Ops C (mungkin) Joint Operation Command. Dokumen strategik diikuti kata nasional (mis: strategi militer nasional, strategi keamanan nasional, dll, bukan negara). Negara terlibat secara phisik (otomatis) namun kata nasional ditekankan karena hadirnya sistem nilai dan seluruh komponen nasional terlibat. Negara menengah atau kecil sedikit berbeda jumlah dan kualitas dokumennya, namun dokumen strategik tersebut hadir guna mengontrol bekerjanya operasi dibawah. Dokumen paling kiri akan menjadi rujukan dokumen sebelah kanannya, dst.

Absahkah fungsi Angk Laut modern seperti … The protection of the offshore estate, Naval diplomacy, Strategic deterrence, Maritime strategy: Past, Present and Future [39]…dan pasca modern seperti … Sea control, Expeditionary control, Good Order at Sea, dan the Maintenance of Maritime Consensus? [40]… penggolongan Angk laut modern dan pasca modern tergantung kapasitas negaranya…dan adakah opsi mendatang bagi TNI-AL?

Kemunculan Strategi (pertahanan) (atau keamanan) Maritim?

               …together, the National Strategy for Maritime Security and its eight (8) supporting plans present a comprehensive national effort to promote global economic stability and protect legitimate activities while hostile or illegal acts within the maritime domain (The National Strategy for Maritime Security, September 2005, halaman ii) [41].  

Era baru muncul dalam kontek keamanan maritim, seperti pemain; kompetisi (khususnya sumber daya alam), aturan olah main (game), tantangan & bahaya; prinsip; organisasi, iklim; dan keinginan terbarukan yakni multi-polar dan stabilitas[42]. Alasan lain perlunya strategi baru tentang keamanan maritim, adalah: (prinsip) mencegah perang lebih penting dari memenangkan, pentingnya kooperasi maritim, mengungkit (leverage) operasi bantu bencana alam & manusia dan sinergi instrumen kekuatan nasional seperti DIME dan LSM[43]. Empat (4) negara yakni AS, Inggris, Australia dan China diamati konsep membangun strategi (pertahanan) maritim & strategi (keamanan) maritim—pembelajaran bagaimana (seriusnya) membangun negara maritim (lebih dari poros maritim).

Amerika. Presiden AS, bulan Desember 2004, mengarahkan DoD & DHS[44] agar melakukan utilisasi semua Departemen di tingkat strategik (nasional) yang terlibat dalam operasi di-domain maritime; mengukur effektifitas, effisiensi dan implementasi kegiatan melalui mekanisme kontrol oleh strategi nasional untuk keamanan maritim—orientasi memitigasikan ancaman maritim dalam skala global[45]. Alasan sederhana dan tetap fokus pada keinginan AS yakni tercapainya effektifitas keamanan maritim[46] untuk mengawal kepentingan nasional (berkategori) “vital” di-domain maritim[47]. Di-dukung dengan strategi terpadu semua strategi instrumen kekuatan nasional (orkestra). Munculnya 8 sub-strategi strategi nasional untuk keamanan maritime guna mempertajam keamanan maritim di-lini bawah. Semua-nya mengerucut menempatkan isu KamMar dalam tingkat prioritas puncak, alasannya … because the economic well-being of people in the US and across the globe depends heavily upon the trade and commerce that traverses the oceans, maritime security must be a top priority [48]. Bagaimana hubungan strategi nasional untuk keamanan maritim dengan strategi instrumen kekuatan nasional lainnya? Berikut algoritma strategi nasional untuk mendukung strategi untuk keamanan maritim: … The National Strategy for Maritime Security is guided by the objectives and goals contained in the National Security Strategy dan the National Strategy for Homeland Security.

This Strategy also draws upon the National Strategy for Combating Terrorism, the National Strategy to Combat WMD[49], the National Strategy for Physical Protection of Critical Infrastructure and Key Assets; the National Defense Strategy, the National Military Strategy, and the National Drug Control Strategy[50]. Ancaman dan potensi terorisme (bukan di-laut) adalah entiti yang berpeluang muncul di-domain maritim. Kelompok ini (apapun mashabnya) tergiur sekali melihat terbuka lebarnya pintu masuk di-perbatasan domain maritim. Sedikit sentuhan diperbatasan domain maritim bukan saja menjadi urusan (affairs) politik domestik (baca: kenyamanan hidup, lumpuhnya ekonomi nasional, masuknya ideologi baru dan rusaknya kesejahteraan penduduk), namun juga regional dan global—dampaknya.

Mereka bisa dan tentu saja membangun jejaring dengan sel teroris di-luar negeri, regional, maupun global untuk merencanakan serangan yang mengejudkan di-domain maritim. Pok teroris bisa menempatkan agen-nya melalui transportasi laut, logistik/ supply, atau melakukan perbuatan kriminal seperti: pengumpul dana via perampokan, penyelundupan, dlsb, di-area terpencil yang jauh dari aparat keamanan maritim. Pok ini mudah melakukan serangan yang effektif dengan platform yang murah, kecil namun mematikan. Misal: perahu kecil berkecepatan tinggi sebagai perahu bunuh diri, kapal niaga/kapal penumpang yang di-sandera untuk menabrak kapal sasaran, kapal perang, infrastruktur, kapal komersial untuk menyerang dengan rudal, penyelam yang menyerang kapal niaga atau penumpang, atau serangan dengan puluhan drones (swarming robots) ke-pelabuhan atau pangkalan. Demo bahwa terrorisme dengan format asimetrik justru kapabel membuat repot pemerintah formal. Negara maritim besar mengekpresikan performa keinginan strategi-nya di-mulai jauh diluar negaranya (mengurangi risiko dalam negeri). Contoh; AS dengan MDA global (maritime domain awareness) dengan unit respons serta ISPS code, dll. Cita-cita tersebut diagendakan dalam strategi keamanan maritim sebagai program global, pengaruh (agar negara lain ikut) dan sanksi atau konsekuensi disiapkan dalam program pendukung strategi-nya. Rencana besar namun jelas (strategi yang clear, robust, concrete) dijalankan dalam bentuk program lengkap dengan kalimat obyektif (ekspektasi) dan program pendukung (8 sub strategy-nya) dalam time frame dan ukuran sukses tidaknya.

Inggris. Menikmati budaya British rule the waves, menikmati sukses pemimpin Commonwealth dan sebagai salah satu kolonial besar dunia serta membayangi sukses besar negara maritim AS (partner), dan memposisikan kepentingan nasional-nya yakni keamanan domain maritim dengan kalimat…The UK is an island nation with a strong heritage and maritime interest throughout the world. Semakin jelas…we depend on the sea for our prosperity and security and are reliant on a stable global market for the raw materials, energy and manufactured goods critical to sustaining our way of life (kalimat terakhir adalah arah kepentingan nasional)…Thus, in a climate of limited resources, we must maximise the effect of our assets, focusing on integration and cooperation wherever possible…

Dengan cara: analysis of the UK’s maritime security risks identified terrorism, disruption to trade or freedom of navigation, maritime attack against UK infrastructure, arms proliferation, drugs and people smuggling as the areas of greatest significance… mengerucut pada fokus obyektif KamMar-nya, yakni:…protect our national interests by focusing our effort on five maritime security objectives; yakni:

1.Promoting a secure international maritime domain and upholding international international maritime norms. 2. Developing the maritime governance capacity and capabilities of states in areas of strategic maritime importance; 3. Protecting the UK, our citizens and our economy by supporting the safety and security of ports and offshore installations and Red Ensign Group (REG)-flagged passenger and cargo ships; 4. Assuring the security of vital maritime trade and energy transportation routes within the UK Marine Area, regionally and internationally; 5. Protecting the resources and population of the UK and the Overseas Territories from illegal and dangerous activity, including serious organised crime and terrorism…dan mengkokohkan ikatan kerja pemerintah dengan ajensi—we will investigate opportunities to acquire equipment jointly which meets the common needs of different maritime-focused government departments (kementrian) and agencies.

Muncullah poin penting apa yang harus dilakukan pemerintahnya[51]…dalam butir-butir Governance to Maximise Impact. Strategi tersebut akhirnya berujung pada lima (5) butir performa atau obyektif keamanan maritim [52] yang harus dikejar. Ujud tekad Inggris untuk mensukseskan strategi nasional untuk keamanan maritim dilakukan bersama 16 ajensi, departemen. Penjuru yang ikut mengontrol a.l: kantor luar negeri dan persemakmuran, kemhan, kantor dalam negeri dan departemen transportasi[53]. Itulah poin penting strategi keamanan maritim Inggris untuk menjadi rujukan membangun dan memelihara Inggris sebagai negara maritim. Butir 1 sampai dengan 5 mewakili keinginan kuat pemerintahnya.

Dikemas dalam time-frame atau periode penyelesaian peta jalan panjang itu. Kalau keamanan maritim sudah menjadi pilihan salah satu kepentingan nasional dan didokumentasikan (pemerintah & parlemen setuju), tidak ada lagi alasan untuk tidak melaksanakan. Setidaknya dasar membangun peta jalan panjang menuju negara maritim sudah terbuka lebar berbasis obyektif yang terbangun dengan beberapa parameter menuju negara maritim …. yang pasti urusan internal tidak ada lagi yang meragukan. Australia. Relatif sepakat dengan AS, definisi keamanan maritim dalam suatu kegiatan adalah…as well as securing “the maritime domain from nation-state threats, terrorism, drug trafficking and other forms of transnational crime, piracy, environtmental destruction and illegal seaborne immigration[54]. Klein mengungkap bahwa kalimat/kata keamanan di-domain maritim lebih umum dan luas digunakan di-hari kerja, resmi, tidak resmi antara pejabat Angkatan Laut dan penegak hukum, pemilik kapal, industri perkapalan, bahkan kalangan akademik. Sedang kata “maritim” secara spesifik jarang digunakan. Awalnya Australia mengakui bahwa membangun konsep keamanan maritim tidaklah sebegitu indah, mereka berangkat dari suatu hal yang menyedihkan (muddling through). Bersama aparat lainnya bertahun-tahun cenderung reaktif disamping lemah visi strategik dan umumnya tidak terkoordinir dengan baik. Situasi ad-hoc seperti ini berlansung lama, disamping benturan dengan ajensi yang ada.

Fokus mudah berubah, misal tahun 60-70-an, isu “illegal fishing” menjadi prioritas surveilans maritim, berikut “manusia perahu” Vietnam. Tahun 1980-an pada penyelundupan narkotika dan kembali pada “manusia perahu” akhir tahun 1990, tahun 2000-an bergeser ke terorisme maritim. Buku tahun 2000-an, tidak tegas menyebut hadirnya suatu strategi maritim yang jelas. Meskipun bergantung pada perdagangan lewat laut bagi kesejahteraan penduduknya, nampaknya Australia kehilangan apresisasinya tentang laut yang mengelilingi. Dominasi Angk Laut Inggris dan AS sebagai payung besar di-domain maritim, tidak mampu membuat Australia menyadari (island/continent awareness) sebagai bangsa yang bergantung pada maritim. Barulah buku putih pertahanan (2006) tegas menyebut tiga (3) obyektif kebijakan pertahanan (strategic defence objectives) yang berorientasi maritim, yakni [1] deter, deny and defeat any attempt by a hostile country or non-state actor to attack, threaten or coerce Australia. [2] support the security of maritime South East Asia. [3] provide meaningful contributions to global responses to address threats to the rules-based global order, which threaten Australia and its interests. Ketiga-nya menjadi rujukan…revolution in policy is that all three Strategic Defence Objectives will guide force structure and force posture [55]. These three objectives are the ends (strategy= means + ways + ends). First of all what are the ways of achieving the three policy objectives…a potential way as Joint Archipelagic Manoevra Concepts [56], … to apply focused maritime control operations that deny and adversary’s access to, or ability to control, the key routes (as he graphic from the latest Defence White Paper shows) within a maritime archipelagic environtment.

Upaya ini menyadarkan pentingnya kehadiran strategi maritim dan mengikat kedalam strategi yang lebih besar (grand strategy ~ strategy raya atau strategi keamanan nasional). Diperkuat saran komite Parlemen Australian tahun 2000 agar diciptakan strategi keamanan nasional yang mengatur (baca peran) kekuatan militer dan himpunan integrative instrumen kekuatan nasional untuk mempromosikan (keluar) kesejahteraan internasional, perdamaian dan keamanan dibawah kontrol Dewan Keamanan Nasional yang bertugas mengembangkan isu strategi keamanan nasional ini[57] (dan strategi nasional lainnya) dan disetujui pemerintah.

Komite meyakini strategi maritim yang effektif dan adaptif perubahan lingkungan menjadi fondasi strategi pertahanan/militer Australia dan menjamin masa depan negara ini[58]. Laporan komite mencerminkan pemikiran strategik tentang keamanan nasional, termasuk perdebatan beberapa hal, misal: strategic objectives, roles, capabilities, dengan elit pertahanan dan elit maritim. Akhir laporan; komite menyebutkan … can implement the key features of a modern maritime strategy, including sea denial, sea control and power projection ashore for the purpose of peace keeping and regional assistance missions.

China. Melawan kodrat McKinder à China menoleh ke-domain maritim. Politbiro PKC mengorientasikan kehidupan China dari darat ke-domain maritim. Mulai Juli 2013, biro tersebut melakukan studi serius untuk menjadikan China sebagai asa maritim besar (major maritim power). Menakjubkan dengan garis pantai sepanjang 7.830 mil laut dan 3.400 pulau sepanjang pantai China, awalnya China menghadapi atmosfir perubahan dengan situasi penuh dengan ketidak pastian. Bangsa ini tercatat dalam sejarah sebagai bangsa kontinental. Sekarang nampaknya sulit menolak hadirnya China sebagai asa maritim baru dalam sistem internasional ini. Pihak Barat ingin tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi dan membaca masa depan China, utamanya konflik dalam rejim maritim sekarang ini. Barat mempertanyakan transparansi intensi China utamanya klim teritori di LCS. Umumnya Barat menganggap China berkembang cepat, khususnya perekonomian dan tampilnya kebijakan maritime. Adam P. MacDonald, melihat China dengan “satu suara” menduga perlu waktu lebih lama untuk transparan[59]. Dengan fakta lebih tiga (3) dekade China berorientasi ke darat, sekarang mulai menoleh ke domain maritim.

Orientasi kedarat lebih banyak dihabiskan dengan Russia dan India diperbatasan. Berlakunya kebijakan terbuka tahun 1990 dan hubungan yang membaik dengan tetangga, serta rekonfigurasi pertumbuhan ekonominya terutama di pantai timur—Ekonomi China meningkat pesat dan hampir 85 % perdagangan China melalui laut. Infrastruktur maritim dan galangan kapal tumbuh menjadi yang terbesar dunia, semenjak  tahun 2010 (sekarang disalip Korsel). Problem besar China adalah pertumbuhan ekonomi yang tergantung pasar asing dan impor energi …. ini semua melalui media laut (SLOC)[60]— Beijing gundah dengan kelemahan memelihara dan menjaga SLOC. Fakta ini meyakinkan pihak Barat, bahwa Beijing semakin serius menoleh kelaut.

Tahun 2010, State Oceanic Admin, menyatakan tugas China membangun asa maritim dalam rangka melindungi kedaulatan diperairan dekatnya (near waters) mengait ekonomi maritim, memperkuat tata kelola perairan, pulau-pulau dan manajemen-nya. Penilaian ini berubah, China bergeser lebih jauh menuju negara maritim meski diawali dengan Angk Laut yang lemah[61]. Gembor-gembor menuju Angk Laut modern, meskipun belum kapabel memproyeksikan kekuatan-nya. Dalam kontek ini pengertian asa maritim (maritime power) bagi China berbeda dengan definisi umum[62]. China mengutamakan dan mengartikan asa maritim sama dengan kekuatan Angk Laut kelas dunia[63]. Pengertian (umum) asa maritim (lebih besar dari asa Angk Laut) adalah di-milikinya kekuatan (tidak hanya Angk Laut kelas dunia) termasuk pengawal pantai (coast guard) yang besar dan effektif, kapal niaga kelas dunia, kapasitas galangan kapal dan infrastruktur yang dikenal dan disegani dunia, serta sanggup (ability) mengeksploitasi dan mengontrol sumber daya & energi di-domain maritim. James Holmes[64] memandang manuevra China di-L. China Selatan (LCS) tidak disertai kesiapan strategi (pertahanan) maritim dan tidak terorkestra dengan strategi instrumen nasional lainnya. Holmes (mungkin) melihat tidak konsisten-nya, sporadik, beda sikap antar instrumen kekuatan nasional pemerintah China vs urusan maritim (maritime affairs) di LCS[65]. Strategi maritim lebih besar dan kokoh dari strategi Angk Laut-nya, dan melibatkan semua instrumen kekuatan nasional (pemerintah) mengait dengan fungsi di-doman maritim. Holmes membandingkan tumbuh dan kembangnya negara maritim besar (AS dkk) dengan model yang lebih komprehensif dan serius. Holmes menyebut China nampak mulai belajar dan sedang berkonsolidasi. Perubahan konsep atau orientasi ini mendorong ambisi China menjadi asa maritim global. China adalah fans-nya Mahan, bahkan diluar Mahan dengan ambisi seperti itu. China berpendirian pemilik asa maritim global adalah pemilik asa maritim yang kuat. Menjadi pemain global, harus memiliki asa maritim setara dengan pemilik asa maritim global lain. Artinya, pertumbuhan asa maritim, terutama kekuatan Angk Laut harus sepadan dengan kekuatan Angk Laut global lain. Membandingkan Angk Laut lain, China harus memiliki kapal induk…konsekuensinya ada grup pelindungnya (CBG=carrier battle groups) dan kapabilitas proyeksi kekuatan[66]. Tekad dan ambisi strategik China diujudkan dalam tiga (3) komponen, pertama; asa Angk Laut berkekuatan penuh (powerfull). Kedua, armada niaga kelas dunia untuk perdagangan dan pemasok sumber daya. Ketiga, asa maritim China yang kapabel meliput samodra kepentingannya dan memelihara klim yang berkepanjangan. Komponen ketiga ini kurang menguntungkan. Beban China versus klimer Jepang, Philipina, Vietnam, Malaysia, Brunei ditambah yang baru yakni Korea dan Indonesia, kata pak David Lai[67], dengan satu isu di-redam yakni Taiwan, dan “clash” versus AS di-LCS & LCT yang tak kunjung reda. Tawaran kesejahteraan lokal, regional, global via Jalur Sutera Maritim mulai LCS sampai ke Afrika, sambung dengan Jalur Sutera Daratan yang bertemu di-Pakistan, Iran, (Artik?) menimbulkan kecurigaan—titik kesejahteraan ekonomi (kontroversi) atau titik logistik perang/konflik. Latar belakang thema Beijing’s 2017, “Vision for Maritime Cooperation Under the Belt and Road Initiative” memperjelas dugaan ini[68]. China semakin yakin mengembangkan asa maritim didukung Angk Laut yang kuat (powerfull). Empat (4) negara dengan beragam pendekatan sukses memunculkan strategi maritim dan keamanan maritim. Pola pendekatan relatif sama, mengait dengan strategi raya (strategi keamanan nasional), hirarkhis strategi-strategi (strategi pertahanan nasional-strategi militer nasional – dst) dan digunakan sebagai injek atau input struktur kekuatan militer (force planning/posture)[69] atau strategi turunannya…kecuali China[70]. Tidak transparannya China ditambah terbatasnya literatur tentang strategi maritim China menuju Angk Laut yang kuat (powerfull) cukup meresahkan ….. China’s Maritime Quest? [71]

Kesimpulan

                                                     … The fish only knows it lives in water after it is already on he river bank.

(David. P. Hana)

Konsep strategi di-domain maritim, baik strategi pertahanan maritim, strategi nasional untuk keamanan maritimàkedua-nya saling melengkapi, satu aksi dimasa damai, sisanya di-waktu non damai. Sadar mengapa aktor maritim memerlukan strategi serta sadar dan serius untuk mengelola domain maritim (maritime good order at sea) demi kelangsungan hidupnya (memelihara kepentingan nasional). Hadirnya obyektif (ends-state), membuat pemilik masalah bersikeras menggapainya dengan sumber daya terpilih, cara (ways), dan    kekuatan terpilih (decision making), control policy (policy maker) dan turun ke-strategi (dikontrol oleh strategy controller) yang dijalankan. Demo performa elit nasional sipil & militer berorkestra (cooperative)…tanpa kegaduhan. Pembelajaran menuju Angk Laut modern, terurai dalam kiat sederhana dibawah ini[72];

  1. Hadapi tantangan utama (main challenge). Strategi sukses bila fokus pada tantangan utama yang dihadapi. Angk Laut menengah kebawah banyak menghadapi isu internal, perlu inovasi riil sekecil apapun memperbaiki kekurangan, meninggalkan rhetorika yang menghambat dan hadirnya pemimpin yang berani di-semua masalah [73].
  2. Panggilan bertindak (call for action). Perbaikan tidak hanya bisa memelihara dan membeli alut sista modern. Angk Laut modern dan maju tetap melakukan perbaikan disemua bidang; besar atau kecil (perbaikan Leadership & Manajemen). Kiat memperbaiki (manajemen) parallel dengan hadirnya inovasi, dan tidak selalu harus menunggu[74].
  3. Fisibilitas, utamakan (feasibility, first). Jangan biarkan pengguna strategi berpikir, ini itu (kalau musuh begini, kita begini,…dst)—tegaskan mau mencapai apa (obyektif), sampai kapan (time-frame), sukses seperti apa, jangan ambigu, dll.…menjawab pertanyaan…dapatkah kita melakukan ini (keliru—haruskah kita mengerjakan ini). Penajaman means, ways dan ends diatas peta jalan.
  4. Gunakan kalimat pendek (keep it short). German terpendek, hanya dua kata. Dua kata menghantar menuju ends state…dan gunakan bahasa sederhana, tetap usahakan dalam status terbuka (unclassified)…pertanyaan pertama yang selalu ditanyakan adalah: Apa (ada) yang baru disini?
  5. Komunikasikan (communicate). Agar effektif, bawakan dalam bahasa sederhana—meskipun nyanyian banyak nyanyikan dalam satu lagu. Jangan berburuk sangka bahwa sulit menembus pembaca atau masyarakat dengan bahasa yang jelas sekali.
  6. Bermurah hati (be generous). Strategi seperti pengulangan yang lama ditambah penyegaran situasi sekarang. Konten strategi disarankan untuk berdiskusi dengan para pendahulu-àpasti di-bantu. Ekspektasi negara maritim adalah “good order at sea” seperti dibawah ini.

Referensi: Geoffrey Till, halaman 307, Seapower’ A Guide for the Twenty-First Century; (Routledge, 2009, second edit), halaman 307. Tiga (3) komponen “good order at sea” (maritime awareness, dst) yang dijamin oleh dua (2) pilar yakni Angk Laut dan Coast Guard (implementation by coast guard and navy), periksa http://www.maritimeissues.com/most-prominent-news/why-good-order-at-sea-matters.html).

 

Bandingkan poros maritim RI (dengan konsep negara maritim diatas) versus isyarat Menhan AS pak Mattis dengan perubahan logo Pac Com (Pacific Command) menjadi Indo-Pac Com. Bukankah poros maritim dunia NKRI berada ditengah poros Indo-Pac?

 

__________________________________

[1] Definisi maritime security menurut USCG…. Maritime security is concerned with the prevention of intentional damage through sabotage, subversion, or terrorism. Maritime security is one of the three basic roles of the United States Coast Guard has gradually developed in response to a series of catastrophic events, which began in 1917. Mengingat literatur tentang maritime power, banyak melibatkan beroperasinya kekuatan Angkatan laut di-domain maritim (semua yang ada, di-dalam, diatas, atau di-bawah laut, selat, samodra, teluk, pantai, sungai (bahkan danau) termasuk udara di-atasnya sampai kedasar laut dan dibawah dasar laut (under sea-bed))—untuk direkam bahwa definisi maritim berada dalam platform domain maritim. Strategi nasional untuk keamanan maritim (penegak hukum di-domain maritim) berbeda dengan strategi pertahanan maritim (penegak kedaulatan di-domain maritim), satunya untuk menjamin mitigasi ancaman terhadap semua elemen domain maritim, yang terakhir untuk menjamin kedaulatan negara di-domain maritim.

[2] ME6 Koo Kok Giok; Seapower as a Strategic Domain, (Pointer, Journal of Singgapore Armed Forces, vol 41, no.3), halaman 1… the author highlights that in some cases, sea power is the strategic tool of choice whilethe others, it is merely an enabler.

[3] Diluar dua (2) ungkapan yang signifikan ini, banyak di-tulis orang tentang strategi keamanan maritim, yang sebenarnya bukan perpaduan dua-duanya, namun lebih fokus kepada keamanan di-domain maritim dalam situasi damai (bukan perang). Strategi pertahanan maritim yang dikontrol oleh Angkatan Laut lebih banyak perannya di-masa penangkalan (deterrence), atau krisis atau konflik atau perang di-domain maritim. Kebanyakan dokumen strategik Angkatan Laut negara besar menyebutkan kegiatan, peran, fungsinya berada dalam domain maritim—meninggalkan kalimat (tradisional) Angk Laut beroperasi di, dan atau lewat laut . Contoh lain:The Indian Navy today remains the principal manifestation of India’s maritime power and plays a central role in safeguarding and promoting her security and national interests in the maritime domain. Periksa The UK National Strategy, (The Presented to Parliament by the Secretary of State for Defence by Command of Her Majesty, May 2014), halaman 9 Executive Summary. This strategy places the maritime domain in context and explains why it matters to the UK. It sets out our approach and the objectives we wish to achieve, as well as explaining how we intend to improve our efforts in future. Finally, it outlines the governance structure which will allow us to deliver effective and efficient maritime security.

[4] Ikon Sekolah Staf dan Komando TNI-AL (Seskoal). Ada juga menyebut hanya strategi keamanan maritim, atau strategy nasional untuk keamanan maritim (lebih lengkap lagi).

[5] Beberapa dokumen strategik menyebutnya strategi maritim yang dimaksud sama dengan strategi keamanan maritim (Indian NSP 1.2,2015), meskipun pembagian fungsi, dan tugas di-domain maritim dimasa damai (bukan perang) mengandalkan kekuatan Keamanan Maritim (Kamla atau Kammar?) unit Coast Guard.

[6] Bagan Force Planning publikasi US Naval War College, bisa menjelaskan lebih baik, idem buku tentang National security, policy, strategy, terbitan US Army War Coll, terbitan tahun 2012, eds: Bartholomees, Jr cukup komprehensif menjelaskan tentang strategi keamanan nasional ini.

[7] Huang, An – Hao, The Maritime Strategy of China in the Asia-Pacific Region: Origins, Development and Impact; (Dissertation Univ of Melbourne, 2009), halaman 40.

[8] file:///E:/National%20Maritime%20Strategy%20_%20Shiva%20Bachoon%20——Nat%20Mar%20Strat..html, oleh Shiva Bachoon, April 28, 2017.

[9] The UK National Strategy for Maritime Security, (The Presented to Parliament by the Secretary of State for Defence by Command of Her Majesty, May 2014), … hampir semua dokumen strategi tentang maritim, memberikan isyarat betapa seriusnya pemerintah pemilik domain maritim tersebut mendayagunakan semua elemen yang ada dalam domain maritim guna kesejahteraan rakyatnya, pen. Periksa prakata dokumen strategi nasional untuk keamanan maritim Inggris (Inggris sebagai negara pulau/bukan kepulauan) di-atas; … The United Kingdom is an island nation with a strong maritime heritage and maritime interests throughout the world. Almost every aspect of our national life depends on our connections to the wider world, and most of these connections are provided by the sea. We depend on the sea for our prosperity and security and are reliant on a stable global market for the raw materials, energy and manufactured goods critical to sustaining our way of life.

[10] …with consists of the “ocean, seas, bays, estuaries, dst….adalah domain maritim, periksa  DoN, Naval Operating Concept 2010; Implementing the Maritime Strategy, (DoN/Depart of the Navy, ditandatangani petinggi Angk Laut, Marinir dan Pengawal pantai), halaman 8…menegaskan bahwa tupoksi Angk Laut (sekarang) adalah beroperasi di-domain maritim (meninggalkan kalimat tradisional…beroperasi di, dan atau lewat laut?) selain ditambahkan tentang definisi domain maritim, termasuk littoral…The littoral is comprised of two segments. The seaward portion is that area from the open ocean to the shore that must be controlled to support operations ashore. The landward portion is the area inland from the shore that can be supported and defended directly from the sea. A number of common, non-doctrinal terms also describe aspects of the maritime domain. Blue water refers to the open ocean, green water refers to coastal waters, ports and harbors, and the brown water refers to the navigable rivers and their estuaries. The term “naval” and
“the naval service” are used throughout this publication to encompass Navy, Marine Corps, and Coast Guard personnel and organizations.
 Laut, kelautan, dll adalah subset domain maritim bukan sebaliknya.

[11] https://www.aspistrategist.org.au/australias-many-maritime-strategies/.. , Australia’s many “maritime strategiest”, by Peter Layton, 28 March, 2013.

[12] Deborah Sanders, Maritime Power in Black Sea, (Corbett Center, Ashgate Pub, 2014), Introduksi halaman 1.

[13]  Terjemahan power seperti apa yang tepat untuk sea power dengan maritime power dan naval power, bagaimana dengan strength, apakah sama pengertiannya tetang power sendiri (terjemahannya) untuk hirarkhis atas dengan bawah? Penulis lebih memilih kata asa sbg terjemahan power utk tingkatan yang lebih srategik (nasional).

[14] Kata able, ability artinya kebisaan atau kesanggupan sering disama artikan dengan capabilities, yang artinya mampu. dalam design rancang bangun ability lebih kepada maunya pabrik, seperti keceatan kapa pesawat , jelajah maksimum dll. Literatur perang modern dan rencana tempurnya. Menyebut kapabilitas relative dampaknya terhadap lawan atau musuh atau sasaran, misal probabilita deteksi kapal selam, probailita menghancurkan diketahui (given probabilita kena, dll). Besarnya Kapabilias ini yang lebih disembunyikan pemilik sista sedangkan abilita seperti kecepatan tukik, jelajah dll, yang lebih cenderung maunya pabrik atau penjual bukan definisi kapabilitas atau kemampuan. Definisi kapabilitas ini yang menjadi dasarnya dikembangkannya konsep CBP (capability-based planning).

[15] Deborah Sanders, Maritime Power in Black Sea, (Corbett Center, Ashgate Pub, 2014), Introduksi halaman 1.  Ibid,

[16] Peran yang disebut sebelumnya seperti proyeksi kekuatan, manuevra kedarat, dominasi K2 (komando dan kontrol – tidak sama dengan komando dan kendali, karena komando mengandung unsur kendali juga).

[17]  George W. Baer; Notes toward a new maritime strategy, (Naval War College Review, Vol 60 (2007), no.2, Art.1), halaman 24-26. … is the Ocean still a common? … Yes. but it is an increasingly restricted and contested common. 

[18] Corbett membuat perbedaan tajam antara peperangan darat dan laut. Dalam perang darat, obyektifnya adalah menduduki dan mengendalikan teritorimusuh, sedangkan peperangan laut adalah …. mencapai dan menjamin keamanan penggunaan laut dari gangguan lawan…. to gain and secure use of the seas. Namun dewasa ini batasan domain dan peran sudah tidak memiliki batas yang jelas, ukurannya adalah kepentingan operasi gabungan (domain gabungan) dengan goal atau obyektif yang sama dengan waktu respon segera.

[19] Combined adalah struktur operasi gabungan antar negara, sedangkan joint adalah struktur gabungan satu negara.

[20] Ivan T Luke, Naval Operations in Peace time: Not just ”Warfare Lite”, (Naval War College Review, vol 66, no. 2, Spring, 2003, Article  # 4), atau http://digital-commons.usnwc.edu/nwc-review/vol66/issr/4. halaman 2.

[21] Michael Evans, Towards an Australian Maritime Strategy for the Twenty – First Century, (ASPI).

[22] Alex Tewes & Laura Reyner; A Foundation paper on Australia’s Maritime Strategy, (Information and Research Sercices Dept of Parliamentary Library), halaman 6,

[23] Deborah Sanders, Maritime Power in Black Sea, (Corbett Center, Ashgate Pub, 2014), Introduksi halaman 1.

[24] Kata “power” bisa diartikan bermacam-macam dan setiap kata power umumnya dihubungkan dengan atribut suatu negara, atau instrumen kekuatan—jadi maritime power adalah suatu negara dengan kekuatan maritimnya (termasuk industri maritimnya). Terjemahan kata power (ditingkat teratas, strategik) sepertinya sulit ditempatkan disini, namun penulis mencoba lebih memilih kata “asa” sebagai terjemahannya. Menurut kamus umum, power bisa diartikan kesanggupan untuk bertindak..memiliki energy untuk bergiat, memproduksi…semacam itu. Periksa Sarah Kirchberger, Evaluating Maritime Power: halaman 6 … The Example of China”… if “power” is defined in a Weberian sense; then sea power can be understood  as “ the capacity to  influence the behavior of other people by what you do at or from the sea”. Definisi military maritime power (menurut NATO) … as maritime power and its concerned specifically with the utility of military powerat and from the sea. ….and the ability to apply maritime military capabilities at and from the sea to influence the behaviour of actors and the course of events, periksa: JP UK Publication,0-10, UK Maritime power.

[25] Apa bedanya Naval power dengan naval forces?

[26] Barry Buzan, Naval Power, the Law of the sea, and the Indian Ocean as a zone of Peace, (Marine Policy, June 1981), halaman 194.

[27]  Meskipun popular secara tradisional diplomasi Angkatan Laut dengan sebutan “gun-boat diplomacy”, namun pelaksanaan oleh negara yang memiliki asa maritim lebih suka memilih menggunakan platform yang modern dan sangat kuat (powerfull) seperti kapal induk, pesawat terbang dan lengkap dengan satuan pemukul expedisionari marinir. Penangkalan disini (deterrence) diasumsikan dalam kondisi konvensional dan non nuklir (no-first use policy). Keterlibatan sista non konvensional akan melibatkan isu MIRV, WMD, PGM, bahkan sista Biokimia.

[28]  Rear Admiral J R Brogstrocke; UK maritime defence, (Marine Policy 1994 18 (6)), halaman 530-533.

[29] Ibid…. perlu ditambahkan definisi kapabilitas tidak serta merta dituliskan sebagai kemampuan, tanpa suatu riset atau pembuktian  dilapangan. Kalau sebuah Fregat dituliskan berkemampuan antikapal selam, kapal selam yang mana? Khusus dengan pendorongan diese elektrik atau nuklir, masuk kelas pantai, ocean going, atau penyerang? Sungguh berbeda kemampuan yang dituntut. Sensor bawah air (yang terpasang dikapal) untuk kapal selam pantai, akan berbeda dengan kapal selam samodra yang bisa menyelam lebih dari 200 m. Hampir semua komuniti perang kapal permukaan (surface warfare) memahaminya.

[30] Dr Azhar Ahmad; Maritime Power and Strategy, http://www.ndu.edu.pk/issra/issra_pub/articles/ndu-journal/NDU-Journal-2014/02-Maritime-Power-&-Strategy.pdf,…abstrak. Asa nasional (national power) atau lengkapnya instrumen kekuatan nasional adalah kekuatan strategik yang dimiliki bangsa, sekurang-kurangnya ada tiga (3) yakni instrumen kekuatan politik, ekonomi dan militer—populer dengan sebutan PEM atau DIME (diplomasi, informasional, militer dan ekonomi) atau yang paling kontemporer adalah MIDLIFE, yakni militer, intelijen, diplomasi, legal, informasional, finansial, dan ekonomi.

[31] Karl P Mueller, et-all, STRIKING FIRST; Preemptive and Preventive Attack in US National Security Policy, (RAND CORPT, 2006), halaman 6 dst…. First strike bisa dilakukan saat preemption war atau preventive war. Preemption, prevention and anticipatory attacks perlu dipahami dengan jelas. Preemptive attacks, berbasis kepercayaan bahwa lawan akan segera menyerang dan…(konsekuensinya) menyerang duluan diyakini akan lebih baik dilakukan daripada membiarkan lawan untuk melakukan hal yang sama. Menyerang duluan lebih menarik sebab menjanjikan untuk membedakan kemenangan dan kekalahan atau melulu membuat konflik menjadi berkurang tingkat kerusakannya dibandingkan apabila lawan melakukan serangan pertama duluan. Menyerang duluan sangat jarang sekali dilakukan, meskipun kemungkinan menyerang duluan menjadi konsen utama strategi nuklir selama perang dingin, contoh tipikal ini adalah serangan Israel ke Mesir tahun 1967 yang menyebabkan perang 6 hari. Preventive attacks are launched in response to less immediate threats.  Preventive attack is motivated not by the desire to strike first rather than second, but by the desire to fight sooner rather than later. Usually this is because the balance of military capabilities is expected to shift in the enemy’s favor, due to differential rates of growth or armament, or the prospect that the opponent will acquire or develop a powerful new offensive or defensive capability. Israel’s 1981 raid on the Osirak nuclear facility was a classic preventive attack, as was Operation Iraqi Freedom, the U.S.-led invasion of Iraq in 2003. Preemptive and preventive attacks have important differences; in addition to those already noted, international law holds that truly preemptive attacks are an acceptable use of force in self-defense, while preventive attacks usually are not. Anticipatory attack can be viewed as a continuum ranging from purely preemptive to purely preventive actions: All of them are offensive strategies carried out for defensive reasons, based on the belief that otherwise an enemy attack is (or may be) inevitable, and it would be better to fight on one’s own terms. Preemptive and preventive attacks are distinct from “operational preemption,” taking military actions within an ongoing conflict that are intended to reduce the enemy’s capabilities or to achieve other effects by acting before the enemy launches an attack or takes some other undesirable action, such as deploying or dispersing its forces. Anticipatory attacks often involve operational preemption, but need not do so, and operational preemption may occur in any sort of conflict.

[32] Asa laut (seapower) lebih besar dibanding asa lainnya (maritme, naval, dll) à Naval power + Maritime power = Sea power. file:///G:/1.Naval%20Power%20+%20Maritime%20Power%20=%20Sea%20Power%20-%20PKKH.tv.html

[33] Joint Doctrine Pub 0-10, UK Maritime Power, (disahkan Director Concepts and Dctrine, edisi ke-5, tahun 2017), halaman 4.

[34] Linton F Brooks; Naval Power and National Security; The Case for the Maritime Strategy, (Journal MIT Press, International Security, vol 11, no.2, Fall, 1986), pp. 58 – 88.

[35] Periksa tulisan yang dimuat dalam QD terakhir, www.fkpmar.org, vol 12, no.2, Februari 2018, judul Asimetrik—Risiko—dst..yang banyak menjeaskan proses pembangunan kekuatan (force structure/force planning).

[36] Cerminan ambisi menjadi negara maritim.

[37] Michael Evans; Australian Rendezvous: Maritime Strategy and National Destiny in the 21st Century, (Soundings, Sea power centre Australia, 2016), halaman 2. Kalimat yang berbasis scenario dalam framework force planning, kalimat yang menjadi acuan capabilities requirement dan diolah untuk menjadi capabilities yang akan dibangun dalam atribut kekuatan militer gabungan.

[38] Periksa tulisan yang dimuat dalam QD terakhir, www.fkpmar.org, vol 12, no.2, Februari 2018, judul Asimetrik—Risiko—dst..

[39] Geoffrey Till, Maritime Strategy and Nuclear Age, (MacMillan, 1982, 1984), halaman 203-221.

[40] Geoffrey Till, Seapower, A Guide for the Twenty – First Century, (Routledge, Second Edition, 2009), halaman 7,

[41] Konsep keamamanan maritim dan strategi keamamanan untuk maritim selalu menempatkan semuanya dalam platform domain maritim.  Sedangkan domain maritim sendiri, terdefinisi sebagai .. the maritime domain is defined as all areas and things of, on,  under, relating to, adjacent to, or bordering on a sea, cargo, and vessel and other conveyances…periksa DHS, “The US National Strategy for Maritime Security”, (DHS, September, 2005), halaman 1.

[42] DoD, A Cooperative Strategy for 21 st Century Seapower, (DoD, October 2007), slide # 3.

[43] Ibid, slide # 4 …. DIME adalah diplomatic, informational, military & economics.

[44] DoD = depart of the defense, DHS = depart of homeland security, Homeland security ~  keamanan dalam negeri? Dengan cara seperti ini Menteri DHS menjadi policy maker dalam isu strategi nasional untuk keamanan maritim yang akan mengontrol berjalannya strategi sampai ke sub-strategi yang ada.

[45] DHS, The National Strategy for Maritime Security, (tahun 2005, halaman ii) …. kalimat sederhana seperti ini sudah cukup digunakan sebagai definisi kata keamanan maritim….in addition to this Strategy, the Departments have developed eight supporting plans to address the specific threats and challenges of the maritime environtment. While the plans address different aspects of maritime secuiirty, they are mutually linked and reinforce each other. The supporting plans include…National Plan to Achieve Domain Awareness, Global Maritime Intelligence Integration Plan, Interim Maritime Operational Threat Response Plan, International Outreach and Coordination Strategy, Maritime Infrastructure Recovery Plan, Maritime Transortation System Security Plan, Maritime Commerce Security Plan, Domestic Outreach Plan ß demikian seriusnya mengawal Strategi Keamanan tersebut dari sub-strategi berjumlah delapan tersebut.

[46] Ibid, halaman 1 … disebutkan secara tegas…The safety and economic security of the United States depend in substantial part upon the secure use of the world’s oceans. The United States has a vital national interest in maritime security. Perhatikan bahwa maritime security telah ditetapkan sebagai kepentingan nasional …. yang berkategori “vital” — definisi kepentingan nasional yang terdokumentasikan artinya keinginan pemerintah yang disetujui Parlemen (dan diundangkan?) dan jadi fokus pemerintah untuk dilaksanakan dalam jangka panjang biasanya. Donald Nuchterlein mengajarkan model matrik kepentingan nasional dengan kategorinya seperti vital, dan lain sebagai-nya bagi parameter kepentingan nasional yang ditetapkan (bagi AS, maka FONOP atau freedom of navigation opts adalah vital, juga maritime security adalah kepentingan nasional yang vital). Kategori vital dan important berbeda keputusan dan perlakuan-nya.  Parameter kepentingan nasional berbeda dengan fundamental of national goal, yang terakhir ini hampir semua negara relatif sama yakni (seperti):  kemakmuran (adil makmur), kesejahteraan, dan semacam itu.  Jalan menuju tercapainya fundamental of national goal adalah periode per periode kepentingan nasional.

 [47] Nuchterlein mengajarkan divisi kepentingan nasional dari prioritas penanganan-nya adalah vital, important, dst.

 [48] Ibid, halaman 2.

 [49] WMD = weapons of mass destruction atau senjata pemusnah massal.

 [50] Ibid, halaman 7. Ke 8 sub strategy tersebut bisa langsung di unduh “free”, buka situs US DHS search Strategy-nya dan pendukungnya (sub-stratgey).

[51] Ibid,

[52] Ditegaskan ulang bahwa isu keamanan maritim berada dalam domain maritim (bukan laut atau kelautan saja—laut cs adalah sub-set domain maritim, bukan malah dibalik). Kelima butir tersebut adalah performa yang menjadi ukuran suksesnya keamanan maritm.

[53] https://www.gov.uk/government/news/national-strategy-for-maritime-security.

[54] Natalie Klein (eds), Joanna Mossop, Donald R. Rothwell, Maritime Security; International Law and Policy Perspectives from Australia and New Zealand, (Routledge, 2010), halaman 5. AS dan Australia meletakkan plaform keamanan maritim di domain maritim, tidak lagi secara tradisional meletakkannya didalam laut, kelautan, dll. Keamanan Maritim jelas dan tegas berkaitan erat dengan proteksi terhadap sesuatu yang illegal dan mengancam didomain maritmBerbeda dengan keselamatan maritim, yang lebih banyak berpikir tentang suatu insiden di-laut karena kesalahan manusia, atau error atau alam, bukan karena upaya kriminal (pen). Dihalaman 8 bahkan disebut bahwa penegasan tentang (siapa) ancaman-nya bisa juga menimbulkan kontroversi, misal illegal fishing bisa menimbulkan ancaman terhadap perekonomian, kesehatan penduduk (protein ikan), kesehatan dan isu sosial.

[55] Periksa, www.fkpmar.org, vol 12, no.2, Februari 2018, judul Asimetrik—Risiko—dst. Inti tulisan sebenarnya mendalami bagaimana membangun struktur kekuatan (force planning/posture) yang didekati dengan scenario dan capabilities produk KemHan terlebih dahulu, barulah masing amsing Angkatan membuat kalkulasinya.

[56] https://www.army.gov.au/our-future/blog/strategy/policy-the-australian-maritime-strategy-and-future-war

[57]  Joint Standing Committee on Foreign Affairs, Defence and Trade, Australia’s Maritime Strategy, (Canberra, June 2004), halaman 26.

[58]  Ibid, Halaman iv.

[59] Adam P. MacDonald; China’s Maritime Strategy: A Prolonged Period of Formulation, (Journal Canadian Naval Review; vol 8, no 4, Winter 2013), halaman 9.

[60] Ibid, halaman 10.

[61] Toshi Yoshihara & James R Holmes; ASIA LOOKS SEAWARD Power and Maritime Strategy, (Praeger, 2008), halaman 70.

[62] RADM Michael McDevitt, USN (Ret), Becoming a Great “Maritime Power”: A Chinese Dream; (Center of Naval Analysis), hal iii.

[63] Dengan mengembar-gemborkan atribut kualitas dunia, tidak bisa menghindar dari teori total quality control dan konsekuensinya yakni tidak bisa yang berkualitas hanya sebagian unit saja, mis: alut sista. Tapi semuanya, mulai hulu ke hilir, ya pendidikannya, ya profesinya, kepemimpinannya, cara berpikirnya, pengambilan keputusannya, inovasi & kreatifitas yang tidak dihambat, dan jauh dari iklim retorika.

[64] James Holmes, proffesor strategy di US Naval War Coll.

[65] James R. Holmes, China’s Maritime Strategy is More Than Naval Strategy, Paper, halaman 10…Strategy maritim lebih besar dibandingkan strategy Angk Laut. Strategy maritim melibatkan semua stategy instrumen kekuatan nasional lainnya vs urusan maritim (maritime ‘s affairs), seperti pengawal pantai, ajensi oceanographik, Kemlu, dll dan teroskestra, tidak sendiri sendiri.

[66] Dr David Lai, China’s Maritime Quest, (Strategic Studies Institute, US Army War Coll, Op-Ed, June 2009) … kapal induk China yang dibeli dari Russia dan yang akan dibangun di China menjadi fokus China.

[67] Ibid halaman 2.

[68] Liza Tobin; Wind in the Sails: China Accelerates Its Maritime Strategy,

[69] Periksa, www.fkpmar.org, vol 12, no.2, Februari 2018, judul Asimetrik—Risiko—dst. Inti tulisan sebenarnya mendalami bagaimana membangun struktur kekuatan (force planning/posture).

[70] Bernard D.Cole, China’s Quest for Great Power; Ships, Oil, and Foreign Policy, (Naval Institute Press, Maryland, 2011), halaman 4…disebutkan mungkin mirip dgn strategi keamanan nasional, China menyebutnya sebagai The National Security Law ..ttg Chinese  Dream tahun 2049…jelasnya berbasis  obyektif kepentingan nasional yakni tahun 2021 ….building of a moderately prosperous society in all respects by 2021. … a strong military is declared necessary “as part of the Chinese Dream”,to make the country safe and secure. Hint: The national security law is effectively a command from President Xi to maintain the prmacy of CCCP (Partai) rule throughout Chinese society.

[71] Dr David Lai, China’s Maritime Quest, (Strategic Studies Institute, US Army War Coll, Ops-Ed, June 2009).

[72]  VADM Frank C Pandolfe; The Evolution of Modern US Naval Strategy; (Naval War College Review, volume 69, nr 4, Autumn, 2016), halaman 17. Penulis hanya mengutip poin poin-nya saja, muatan rinci disesuaikan dengan apa yang penulis rasakan.

[73] Mungkin Theory U dan Leading from the Emerging Future bisa menjadi orientasi pembinaan (manajemen) dan kepemimpinan era NOW di NKRI ini.  Paket revolusi mental dan short course strategic thinking yang diberikan team MIT kepada para elit nasional di Lemhanas RI… sebagai paket (mental) revolutioner, bisakah diberikan kepada TNI? Periksa, Otto.C. Scharmer, Theory U: Leading from the future as it emerges.

[74] Ibid, Theory U… kalau elit nasional mengikuti pencerahan theory U (innovasi modern dalam organisasi) mengapa TNI tidak mencobanya sebagai teknik berorganisasi dan bermanajemen modern.

0 0 votes
Article Rating

Budiman Djoko Said

View posts by Budiman Djoko Said
Budiman Djoko Said, lahir di Pekalongan, Jawa Tengah 1 Oktober 1946, alumni AAL-XV (1969). Berbagai penugasan sebagian besar dihabiskan di kapal-kapal Armada timur (terakhir Komandan KRI HSN) , dan variasi penugasan dalam rangka latihan baik dengan TNI-AL maupun gabungan dan staf perancang latihan bersama dengan negara-negara sahabat. Penugasan di Pendidikan di Kodikal, AAL dan Seskoal. Pendidikan militer jenjang di Long TAS/India, Diklapa-II, Seskoal, Sesko TNI, dan kursus Sumber Daya Hankam di AS (IDMC). Jabatan terakhir adalah Dan Seskoal. S-1 ditempuhnya di STTAL, progdi Teknik Manajemen Industri. S-2 Program Manajemen DI UPN “Veteran” Jakarta. Sebagai PUREK –III/UPN “Veteran” Jakarta, dan menjabat Rektor selesai tahun 2011. Beliau juga merupakan dosen dan pembimbing aktif di progdi Keamanan Maritim Universitas Pertahanan Indonesia (IDU). Bergabung dengan FKPM (Forum Kajian Pertahanan dan Maritim) di bawah kontrol Asrena KASAL semenjak tahun 2003 sampai sekarang selaku Wakil Ketua merangkap analis.
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Share via
Copy link
Powered by Social Snap