1. Pendahuluan
Angkatan Laut Indonesia tahun 2005 kembali berpartisipasi dalam serial latihan US PACOM dengan tujuh Angkatan Laut Asia Tenggara bersandi Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) setelah beberapa tahun absen. Berbeda dengan latihan pada tahun-tahun sebelumnya, dalam CARAT 2005 yang digelar 26-29 Juli 2005 di Laut Jawa, US PACOM membuka peliputan media yang intensif (blow up) dalam latihan ini.
2. Diskusi
Mencermati kebijakan US PACOM mengikutsertakan Angkatan Laut Indonesia dalam serial CARAT 2005, nampak ada beberapa political message yang menguntungkan Indonesia, khususnya Angkatan Laut.
Political message pertama menyatakan Angkatan Laut Indonesia adalah warga CARAT. Keikutsertaan Angkatan Laut menunjukkan political message bahwa Angkatan Laut Indonesia adalah warga CARAT. Apabila ditarik ke dalam lingkup politik keamanan kawasan yang lebih luas, ada message dari Amerika Serikat kepada negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik bahwa kini Indonesiaadalah teman (friend) Amerika Serikat. Dengan kata lain, CARAT adalah adalah pintu belakang politik untuk merekatkan kembali hubungan RI-AS, termasuk kerjasama militer.
Dalam CARAT 2005, materi yang dilatihkan bersama Angkatan Laut antara lain adalah Visit, Board, Search and Seizure (VBSS) yang akan berguna untuk memerangi terorisme maritim dan ancaman trans-nasional di laut. Selain itu, ada manuvra kapal perang di laut. Apabila diperhatikan, materi VBSS merupakan miniatur dari Proliferation Security Initiative (PSI). Seperti diketahui, salah tujuan CARAT adalah melatih keterampilan negara-negara partisipan untuk berkontribusi memerangi terorisme maritim dan ancaman trans-nasional di laut.
Mungkin saja materi CARAT 2005 belum luas cakupannya, akan tetapi latihan ini merupakan jembatan untuk membangun mutual and confidence benefit antara Angkatan Laut dengan US PACOM. Latihan ini juga memberikan window of opportunity bagi Angkatan Laut untuk meminta desain latihan berikutnya dengan materi-materi yang lain, mulai dari yang kurang sensitif sampai yang sensitif, semisal logisitic level, operational level hingga intelligence sharing.
Melalui penataan bersama desain latihan, dapat dibangun capacity building Angkatan Laut guna memerangi ancaman trans-nasional di laut. Adanya capacity building Angkatan Laut itu bukan saja akan menguntungkanIndonesia, namun juga akan memberikan kontribusi pada perdamaian dan keamanan kawasan Asia Pasifik.
Political message berikutnya adalah US PACOM menggandeng Angkatan Laut dalam memerangi terorisme maritim dan ancaman trans-nasional di laut. Artinya, Amerika Serikat memandang bahwa keamanan laut diIndonesia adalah porsi Angkatan Laut, bukan porsi Polri. Momen ini harus diangkat dan dikembangkan oleh Angkatan Laut di lingkup nasional, termasuk dalam penyusunan RUU Hankamneg.
3. Penutup
Demikian kajian ini dibuat untuk digunakan sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah berkaitan dengan pembangunan kekuatan Angkatan Laut di masa depan.