Perangkat CBA , CEA, CER, dan semacam itu bagi pertahanan nasional dalam rangka reformasi, atau reshaping atau revitalisasi ?

Oleh Budiman Djoko Said

______________________________________________________________________________________

“ National Security, from the point of view of an economist, may be said to depend on three things [1] the quantity of national resources available, now and in the future; [2] the proportion of these resources allocated to national security purposes ; and [3]the efficiency with which the resources so allocated are used  “  [1].

Umum

Fungsi Dephan atau Kemhan dimanapun relatif sama yakni menciptakan kebijakan pertahanan,  menurunkan dalam skenario pertahanan serta memetakan sebagai basis rencana kekuatan pertahanan nasional (force structure) [2] dengan cara paling effisien.Konsep biaya (biaya ekonomik) sesungguhnya bukan saja sebagai keuntungan yang hilang (benefit loss) namun juga sebagai konsekuensi dukungan kegiatan yang terpilih[3], konsep yang sukses diadop bagi kepentingan sipil.Rasio manfaat (benefit)/ effektifitas (effectiveness) [4]sistem dengankonsekuensi biaya kapabel menghasilkan pilihan ekonomis dan effisien. Demonstrasi alokasi sumber daya kebutuhan non militer dan militer dalam contoh sangat klasik adalah kurva peluang produksi (PPC/production possibility curve) dengan distribusi pilihan meriam dan mentega dalam penganggaran suatu negara. Bila pemerintah memilih 180 meriamà100 pons mentega didapat, atau bila dipilih 20meriamàdidapat 900 pons mentega, alternatif titik titik keputusan berada disepanjang kurva, periksa gambar dibawah ini.

Further reading click here: QD Mei 2015


[1]Hitch,C.J & McKean,R.N,1960, Economics of Defense in the Nuclear Age, (Harvard University Press,Cambridge,MA), 4. CBA atau CEA adalah teknik yang membantu ketiga tujuan tersebut.

[2]Bucur-Marcu,Hari,et-al (3 personnels),Defence Management : An Introduction (www.dcaf,ch,Geneva,2009), 4, 5. Kalau dipertegas kaitannya dengan pemangku-pemangku strategik,maka Menhan adalah pemangku kebijakan (menjawab What) sdgkan Panglima (commander-in-chief) yang akan menjawab How untuk mewujudkan What-nya Menhan atau maunya kebijakan Menhan melalui strategi TNI-nya. Panglima (commander-in-chief) sebagai “boss” dari semua komandan tempur (chief-nya para Komandan tempur) atau sebagai pengguna—asumsinya semua asset dan peralatan yang dibebankan kepada Panglima sudah yang terbaik dan selektif terbaik. Kerusakan alat atau penyimpangan personil atau kegagalan manajemen sebaiknya dikembalikan kepada pembina-nya yakni Kas Angkatan, bukan urusan Panglima, thema Panglima cuma satu bagaimana menggerakkan kekuatannya dengan cara yang seefektif mungkin.

[3]Perannya sebagai konsekuensi dukungan, membuat biaya sebenarnya bukan suatu kendala dan bukan masalah besar. Masalah besarnya adalah bagaimana membuat daftar alternatif yang benar-benar effektif sehingga perlu didukung dengan suatu kekuatan biaya yang harus dialokasikan. Isu ini sangat tergantung desain pengambil keputusan untuk memilih alternatif pilihan yang rasional.

[4]Effektifitas adalah skala capaiannya yang diperoleh masing masing sistem dalam bentangan ukuran effektiftas (MOE).

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Share via
Copy link
Powered by Social Snap