LATMA CARAT DAN IMPLIKASINYA

1. Latar Belakang 

Latihan bersama antara Angkatan Laut RI dan US Navy merupakan suatu latihan yang dapat dikatakan sudah rutin dilakukan oleh kedua Angkatan Laut, sebagai bagian dari program latihan tahunan yang disepakati oleh kedua belah pihak. Di pihak US Navy latihan bersama ini juga dilakukan secara bergiliran dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Tujuan latihan antara lain untuk membina kerjasama dan meningkatkan ketrampilan taktis dan operasional para peserta latihan khususnya anak buah kapal masing-masing, seperti yang diungkapkan oleh Panglima Armada Timur,”Kerjasama dan pertemanan (friendship) antar kedua AL, serta semakin eratnya hubungan pertemanan antar kedua negara akan membawa manfaat dan sumbangan besar bagi upaya-upaya internasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat  di dunia yang lebih adil”.

Bila diperhatikan, Latihan CARAT dalam 3 (tiga) atau 4 (empat) tahun terakhir ini mengalami perubahan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, ditinjau dari skenario latihan, materi latihan, jadwal waktu, serta sarana/alutsista yang digunakan. Seperti yang diungkapkan oleh Rear Adm. William R. Burke, Komandan Gugus Tugas  73, “Carat presents an opportunity for both Navies  to build understanding that can prove useful in a variety of scenarios, from maritime interdiction to rescue at sea. With multinational responses to regional contingencies such as humanitarian assistance and disaster relief becoming more common”. Singkatnya, latihan gabungan ini telah dikembangkan sedemikian rupa dan diperluas jangkauan tugas-tugasnya disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis saat ini.

2. Pelaksanaan Dan Implikasinya 

CARAT   singkatan  dari  Cooperation  Afloat  Readiness  And  Training,  pada dasarnya adalah latihan gabungan Angkatan Laut antar negara khususnya antar Angkatan Laut Amerika Serikat dengan Angkatan Laut  dari 6 (enam) negara di kawasan Asia Tenggara. Namun pelaksanaannya dilakukann secara  bilateral, artinya dilaksanakan secara bergiliran sesuai urutan yang telah disusun oleh Amerika sendiri. Untuk tahun 2006 ini, Indonesia mendapat giliran ketiga, yaitu dari tanggal 11 Juli s/d tanggal 17 Juli 2006, sesudah latihan sebelumnya dengan Singapura dan Thailand. Seri latihan selanjutnya akan diteruskan pada bulan Agustus dengan Brunai, Malaysiadan terakhir Philipina. Latihan maritim gabungan ini dirancang untuk membangun dan memelihara hubungan baik antar negara peserta serta untuk meningkatkan kesiapan operasional kekuatan maritim para partisipan. Umumnya didasarkan pada berbagai skenario latihan, termasuk di dalamnya taktik interdiction dan demonstrasi teknik-teknik melakukan VBSS (visit, board, search and seizure), operasi amfibi serta penyelamatan bawah air (salvage). Diawali dengan latihan dipangkalan AL Surabaya  pada tanggal 11 Juli, latihan yang diikuti oleh lebih dari 2000 personil kedua negara AS dan Indonesia  tersebut, kemudian diteruskan dengan manuvra lapangan (di laut). Sebagai tambahan, dari latihan di darat dan laut tersebut, para peserta latihan dalam program pelayanan masyarakat (community service) berupa bantuan pengobatan umum, pengobatan gigi, pemberantasan penyakit karena binatang, sampai pada karya bakti lainnya seperti memperbaiki infrastruktur dan sekolah yang rusak.

Gugus Tugas CARAT dari US Navy, dipimpin oleh Komandan Skuadron Destroyer I  Kolonel Al Collins, terdiri dari USS Tortuga (LSD 46), USS Cremmlin (FFG 37), unsur Coastguard  USCGC Sherman (WHEC 720) dan kapal penyelamat USS Salvor (ARS 52). Di samping itu dari Amerika ikut serta tim Seabees dari Mobile Construction Battalion, satu tim latih dari Marine Corps, helikopter anti kapal selam (HSL 37), skuadron patroli 46 dan tenaga medis dari US Army. Sedangkan dariIndonesia terdiri dari KRI Karel Satsuit Tubun 356, KRI Fatahilah 361, KRI Nala 363, dan KRI Hiu 804.

Ada beberapa hal yang perlu dibahas dan dicermati dalam latihan bilateral gabungan antara AS dan Indonesia saat ini:

1. Dengan mengandalkan pada predikat superpowernya, maka  jadwal latihan, skenario dan materi latihan, umumnya disiapkan oleh US Navy, sedangkan  negara mitra latihan termasuk Indonesia mengikuti apa yang disodorkan oleh mereka. Bila ada negosiasi dalam rapat pendahuluan, kelihatannya tidak menyentuh materi pokok latihan. Kegiatan dalam bentuk civic mission, agaknya menjadi kegiatan tambahan saja.

2. Dapat dipastikan konsep operasi dan taktik bahkan teknik latihan didasarkan pada keadaan lingkungan strategik dan ancaman yang dihadapi sesuai dengan apa yang tercantum dalam Strategi Keamanan Nasional dan Strategi Militer Nasional Amerika yang  telah disusun oleh pemerintahnya/Dephan (pengambil keputusan politik) dan para pemimpin militer  sesuai dengan wilayah kewenangannya.

3. Gambaran besarnya adalah dengan menggalang  kerjasama dan membangun kemitraan (partnership) antara Amerika dan negara-negara Asia Tenggara, melalui latihan bersama Angkatan Laut, akan menjadi satu sumbangan besar bagi tercapainya strategi keamanan nasional Amerika. Mereka menyadari bahwa keamanan global hanya dapat dicapai melalui kerjasama dengan negara lain. Seperti pernah diungkap dalam kajian sebelumnya, bahwa strategi keamanan Nasional Amerika saat ini yang dicanangkan Presiden Bush, bertumpu pada 2 (dua) pilar pokok yaitu pertama, Strengthen alliances to defeat global terrorism and work to prevent  attacks against us and our friends, kedua, Prevent our enemies from threatening us, our allies, and our friends with Weapon Of Mass Destruction (WMD). Kebijakan paling menonjol dalam mengimplementasikan butir-butir Strategi Keamanan Nasional adalah melalui prakarsa Proliferation Security Initiative (PSI).

4. Sedangkan setiap pelibatan kekuatan Militer (baca:AL) keluar baik pada masa perang atau masa damai untuk tugas apapun, selalu diarahkan dan sejalan dengan tujuan politik negara bersangkutan (baca:AS). Jelasnya, penggunaan kekuatan militer  selalu diarahkan  untuk mencapai  tujuan politik  tertentu. Dengan demikian dapat dipahami latihan gabungan terjadwal seperti CARAT dan SEACAT memiliki implikasi politik keamanan Amerika yang sangat kental.

5. Apabila dilihat dari materi Latihan CARAT yang antara lain melatih bagaimana melakukan interdiksi maritim diteruskan dengan taktik–taktik melakukan visit, board, search and seizure (VBSS), adalah cara-cara yang disepakati untuk diterapkan  oleh negara-negara yang sudah berkomitmen mendukung  inisiatif PSI.  Semakin banyak negara setuju dan menjadi anggota PSI, akan menjadi indikasi keberhasilan politik keamanan Amerika.  Oleh karena mempunyai implikasi politik yang kuat, maka setiap latihan CARAT atau SEACAT sengaja dipublikasikan secara luas di mediamassa Amerika.

6. Indonesia, berbeda dengan beberapa negara tetangga, secara politis tidak bergabung dengan negara-negara anggota PSI karena alasan tertentu. Namun pada tingkat taktis operasional Indonesiasecara aktif selalu mengikuti latihan –latihan gabungan dengan Amerika yang notabene berada dalam kerangka besar  Strategi Keamanan Nasional mereka. Kenyataan ini, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang koordinasi dan keterkaitan antara pemegang kekuasaan politik (dhi Dephan dan Deplu) dengan Mabes TNI dan Angkatan-Angkatan. Sejauh mana arahan yang diberikan oleh Departemen ini dalam pelibatan kekuatan TNI  dhi kekuatan AL  untuk mengikuti setiap latihan gabungan  dengan US Navy. Ataukah karena sudah tersedia SOP (Standard Operating Procedure) maka  setiap pelaksanaan latihan akan berlangsung secara otomatis hanya dilakukan pada tingkat operasional antara Navy to Navy.

7. Di pihak Amerika, mereka menyadari sepenuhnya bahwa penyebaran kekuatan Angkatan Lautnya khususnya di wilayah Asia Tenggara dan di penjuru dunia manapun secara umum, mengemban tugas untuk mencapai tujuan Strategi Keamanan Nasionalnya. Oleh karena itu tidak heran, sekecil apapun pelibatan kapal-kapal perang dan unit-unit pasukan lainnya apalagi dalam bentuk gabungan (dengan negara lain) akan selalu menjadi pemberitaan luas dan mendapat perhatian dari pejabat sipil/militer dari Amerika. Contohnya, bertepatan dengan Latihan CARAT di perairan Indonesia, CNO (Chief Of Naval Operation) Laksamana  Mike Mullen  dari US Navy berkunjung keIndonesia.

3. Kesimpulan 

Latihan gabungan bilateral tahunan antara Angkatan Laut RI dan US Navy yang diberi nama CARAT telah berlangsung sebanyak 10 (sepuluh) kali diperairan Indonesia, adalah bagian dari  latihan gabungan US Navy dengan 6 (enam) negara di Asia Tenggara, telah banyak mengalami inovasi, karena disesuaikan dengan perubahan lingkungan strategik serta kemungkinan ancaman yang dihadapi. Tujuan latihan antara lain untuk menggalang kerjasama dan koordinasi yang baik antara Amerika dan negara-negara sekawasan, tentu saja implikasi politiknya sangat besar. Perubahan menonjol yang dilakukan dalam latihan ini adalah bagaimana melakukan operasi dan taktik sesuai dengan ketentuan PSI dan untuk memerangi kegiatan terorisme yang pada dasarnya prakarsa Amerika sendiri. Oleh sebab itu, seyogianya memandangnya tidak sebatas tingkat operasional saja namun lebih jauh lagi yaitu pada implikasi politiknya. Asumsi sederhana adalah bahwa setiap penggunaan kekuatan militer di negara manapun pasti dilakukan untuk mencapai tujuan politik yang telah ditentukan.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Share via
Copy link
Powered by Social Snap