1. Pendahuluan
Wawasan Nusantara yang dikenal, elalu digembar-gemborkan sebagai salah satu alat pemersatu bangsa. onsep seperti itu dirasakan cukup sulit untuk dimengerti sampai lapisan bawah, dan mungkin hanya menyentuh wacana di tingkat menengah dan atas saja. Rakyat mungkin tidak terlalu sadar, bahwa konsep tersebut betul sebagai salah satu alat pemersatu. Banyak konsep alat pemersatu bangsa lainnya, namun kenyataannya tetap terjadi bencana konflik etnis, budaya, dan lainnya yang berkepanjangan.
Efektifkah alat pemersatu tersebut? Apa yang salah dengan perangkat tersebut? Demikian juga halnya dengan kursus P-4 juga salah satu perangkat pemersatu, sejarah telah mencatat berapa tahun per gelombang per daerah dan pusat kursus P-4 yang dilaksanakan,namun rasanya bernasib sama. Sayangnya belum pernah ada survei atau riset tentang efektivitas-biaya. Bayangkan kalau boleh dilakukan biaya-peluang (opportunity-cost) berapa proyek atau kegiatan yang mungkin terasa sekali lebih bermanfaat sebagai alternatif penggantinya.
2. Arti Kepentingan Nasional
Teoritikal dan umumnya disepakati bahwa Kepentingan Nasional akan menjadi pilar manajemen kehidupan berbangsa dan bernegara. Muatan ini akan menjadi pilar dan rujukan strategi-strategi nasional dengan pendekarnya adalah semua instrumen kekuatan nasional. Berangkat dari konsep mendasar ini semestinya draft Kepentingan Nasional yang dibuat oleh pemerintah (pada awal pemerintahan baru) akan disodorkan kepada Parlemen untuk disetujui dan atau disempurnakan.
Persetujuan draft kepentingan ini, akan didukung dengan UU Kepentingan Nasional, nantinya. Kepentingan Nasional yang sudah terbangun, mau tidak mau akan diamankan. Kegiatan pengamanan tersebut diserahkan kepada Strategi Keamanan Nasional. Sekali lagi pemerintah akan mengajukan muatan dan tujuan dari Strategi Keamanan Nasional untuk disetujui dan atau disempurnakan bersama Parlemen. Berikutnya pekerjaan besar bagi seluruh petinggi instrumen kekuatan nasional untuk membangun strategi bidangnya masing-masing, misalnya strategi politik nasional. Agar konkrit dan jelas, masing masing strategi akan dibangun terlebih dahulu apa obyektifnya (ends), dan bagaimana caranya (ways) serta sumber daya nasional yang digunakan (means).
Tanpa diteruskan konsep sederhana ini sampai dengan aliran ke bawah dan berikutnya, dapat diterima bahwa apabila blok paradigma manajemen nasional ini, dimengerti, dikuasai dan dipahami tujuannya, serta merta akan terbangun orkestra nasional. Orkestra ini tentunya akan bertindak aktif dan langsung sebagai pemersatu kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengapa? Karena setiap kegiatan yang melawan atau mencoba mementahkan Kepentingan Nasional Republik ini, serta merta akan berhadapan dengan semua instrumen kekuatan nasional, dan tentu saja semua unit di bagian bawahnya juga akan tergerak dengan segera. Demonstrasi konsep yang sederhana yang menuntut konsekuensi Kepemimpinan nasional yang kuat.
3. Kesimpulan Singkat
Barangkali dapat disepakati bahwa Kepentingan Nasional akan menjadi segala-galanya. Biasanya Kepentingan Nasional yang terbangun akan dikategorikan dalam beberapa intensitas, dengan maksud untuk memudahkan keputusan nasional. Pembagian tersebut seperti mana yang survival, mana vital, mana yang humanitarian saja, dan mungkin ada lagi yang lain-lain. Contoh sederhana; muatan kepentingan nasional dan berkategori vital, seperti kedaulatan nasional, tentunya tidak akan ada tawar menawar lagi, keputusan nasional akan menjawab atau merespon dengan sangat keras.
Instrumen kekuatan nasional akan segera bereaksi tanpa tunggu perintah lagi. Tergantung dirigennya dan paket Opsi Penangkalan Fleksible/FDO, mana yang akan dilaksanakan. Lain dengan kepentingan yang berkatagori humanitarian barangkali bisa diselesaikan dengan pelibatan kooperatif (Cooperative Engagement)? Bagaimana membantu memilih aktor instrumen mana yang akan bekerja pada tahap awal krisis—konflik—jelang perang? Sistem Bantu Pengambilan Keputusan (DSS/Decision Support System) Nasional akan terbantu dengan konsep FDO ini. Kalau instrumen kekuatan nasional sudah bicara, adakah perangkat pemersatu lainnya yang lebih efektif, utamanya menghadapi setiap isu strategik, selain Kepentingan Nasional? Kenapa tidak kita coba Kepentingan nasional sebagai perangkat pemersatu. Namun pertanyaan besarnya di mana keberadaan perangkat tersebut?
4. Penutup
Demikian kajian ini dibuat sebagai bahan masukan.