Jalur Sutra Maritim (JSM): Ambisi Geoekonomik atau Geostategik Tiongkok?

Oleh Budiman Djoko Said

Pendahuluan

Jalur sutera Tiongkok tradisional (abad ke-3) melalui darat,sering disebut rute Tiongkok ke Roma. Bukan mutlak jalur Tiongkok langsung ke–Roma, bisa saja berupa alternatif rute antara posisi tersebut. Baju baru jalur sutra daratan via domain maritim dengan sebutan JSM, lebih merupakan kepentingan nasionalTiongkok yang terdefinisikan[1]. Konsisten dan “keukeh”-nya  Tiongkok memelihara JSM dengan atribut konektifitas titik hubungan ekonomimeski di-balik itu orang mudah membaca sebagai titik-titik dukungan logistik Armada PLAN—desain posisi geomaritimstrategik Tiongkok, meskipun Beijing mengatakan demi tegaknya stabilitas dan perdamaian global (kepentingan dagang maupun konflik?). Kepemimpinan kreatif Tiongkok untuk mempertajam postur global dengan membuat konektifitas aktif sistem ekonomi dengan negara lain. JSM dijalankan dengan cerdik melalui domain maritimdan sangat mujarab bagi kepentingan perdamaian (atau perang?,pen).

Aktor yang menyakini dirinya sebagai negara maritim, mutlak harus membangun strategi maritim komprehensif guna mempertahankan kepentingan keamanan rumah tangga (kamdagri/homeland security) dan keamanan nasional berkategori “vital extremely” melalui domain maritim. Premis ini dimanfaatkan betul oleh Tiongkok.Kecerdikan Tiongkok meliput JSM dengan manuevra PLAN (PLA/Navy) dengan memelihara titik fasilitas kepentingan nasional Tiongkok disepanjang JSM sampai ke benua Hitam.Demonstrasi kekuatan maritim “biru” Tiongkok yang ” telah mengawal kepentingan nasional mereka di domain maritim via SLOC dan SLOT yang menghubungkan sumber daya energy ”extremely vital” di-Asia, Timur tengah dan Afrika.

JSM adalah manisfestasi peningkatan pengaruh geopolitik Tiongkok melalui pengembangan dan perluasan bandara laut dan udara, diplomasi dan kemitraan, kooperasi,persahabatan, modernisasi kekuatanmaritim (baca Angkatan Laut) militer negara sepanjang L.TiongkokSelatan (LTS), selat Malaka, samodra India dan semenanjung Arab.Jalur sutera di-laut (silk road of the sea)atau JSMadalah internasionalisasi Tiongkok membangun kesejahteraan global, tol untuk menciptakanpengaruh baru di perairan LTS, samodra India, perairan Afrika melalui teluk Arab dan sekitarnya atau merebut pengaruh AS atau mengurangi hegemoni/primasi AS? Diplomasi “cool” ini merupakan angin surga yang membuat lonjakan kapabilitas PLAN yang signifikan dan berlindung dibalik JSM.“Bahagia”-kah aktor yang dilintasi JSM dengan inisiatif ini, semisal India[2], Jepang, atau Vietnam ataukepentingan nasional AS ?Sesungguhnya apa strategi raya atau geostrategi Tiongkok menatap masa depan?

 


  • Ditulis dengan data atau ref kl 3 bulan yg lalu, bisa jadi banyak perubahan kontennya.

[1]Tanpa kepentingan nasional yang terdefinisikan dengan jelas (bukan normative-naratif dan disebut-sebut terus menerus tapi tidak jelas seperti apa obyektifnya dan bagaimana caranya serta kapan/time-horizon proses maupun tahapannya). Tanpa itu semua bagaimana aktor negara membuat rujukan (menuju kemana) pembangunan nasionalnya? Ujung-ujung semua obyektif kepentingan nasional para aktor negara tentu akan mengerucut ke tujuan/sasaran yang fundamental (the fundamental of national goals atau the ultimate goals ~ padanan-nya di RI adalah yang ada di pembukaan UUD 45, yang entah kapan akan tercapai).

[2] Singh, Zorawar Daulet, Indian Perceptions of China’s Maritime Silk Road Idea, (Journal of Defence Studies, IDSS, vol 8, no.4, October-December 2014),halaman 135. SPM atau sista pemusnah massal.

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Share via
Copy link
Powered by Social Snap