INDIA DAN SAMUDERA INDIA

1. Pendahuluan 

Salah satu tonggak sejarah dunia sering kali ditandai dengan kemunculan suatu negara yang sangat menonjol dan berpengaruh dalam masalah-masalah dunia baik ekonomi, politik dan pertahanan. Kenyataan dunia dewasa ini sangat cocok dengan apa yang sedang berkembang di Cina dan India, karena sangat kuat indikasi bahwa kedua negara akan memainkan peranan yang amat menentukan di dunia dalam beberapa tahun mendatang. Kemunculan kedua negara sebagai the new global power dapat disamakan dengan keadaan Jerman pada abad ke-19, dan dengan  Amerika  Serikat  pada abad ke-20, yang diramalkan  secara potensial akan merubah tatanan geopolitik dunia sebagaimana yang terjadi pada dua abad sebelumnya.

Khususnya mengenai kebangkitan India, bukannya belum diketahui, namun menarik untuk disimak beberapa hal fundamental yang menjadi faktor utamanya. Pertama, adanya perubahan dalam cara berpikir pemerintah dan rakyatnya untuk menyusun kebijakan di bidang ekonomi dan politik nasional yang lebih menekankan pada paham realisme. Agaknya kebangkitan ekonomiIndia banyak mengambil keuntungan dari intensitas globalisasi ekonomi yang berkembang dewasa ini. Sukses di bidang ekonomi ini ditopang oleh sektor industri yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi.

Kedua, India secara geopolitik tidak lagi terbendung/terkurung (contained) di kawasan Asia Selatan seperti halnya pada masa Perang Dingin, tatkala India menjalin sekutu dengan Uni Soviet, yang menyebabkan Amerika Serikat dan Cina dibantu oleh Pakistan membendung India di kontinennya. Ketiga, perubahan dalam hubunganIndia dan Amerika Serikat yang memasuki babak baru menuju pada hubungan yang lebih erat di bidang politik, yang berlanjut pada kerjasama bidang keamanan termasuk dengan negara-negara sekutu Amerika Serikat di Asia Pasifik.

Keempat, yang justru paling penting adalah menyadari kebangkitan pengaruhnya, akan menimbulkan konsekuensi luas pada negara-negara pantai sekeliling Lautan India mulai dari Afrika Selatan sampai ke Australia. Pandangan ke selatan (southward  looking) ke dunia maritim semakin meningkat  karena kebijakan New Delhi yang merangkul ekonomi dan pasar global, mendorong diterbitkannya suatu Doktrin Maritim baru yang menempatkan Samudera India menjadi pusat pemikiran dalam kebijakan  strategik India saat ini.

2. Samudera India Bagi India 

Mengapa Indiasangat peduli dengan Lautan Hindia? Orang India berpendapat bahwa  “bila bagi negara lain Lautan Hindia hanyalah merupakan salah satu bagian lautan yang penting di dunia, maka bagi India, merupakan wilayah lautan yang sangat vital bagi eksistensi negaranya, karena jalur transportasi penting (lifeline) berada di kawasan laut tersebut. Bahkan kemerdekaanIndia dalam arti luas tergantung pada kebebasan memiliki akses ke wilayah lautan tersebut, juga berarti; tidak ada pembangunan industri, tidak ada pertumbuhan perdagangan, tidak ada stabilitas politik bagiIndia kecuali kalau dapat mengamankan pantai-pantainya dengan baik. Beberapa faktor kunci dalam pertimbangan keamananIndia dapat dilihat sebagai berikut:

1. Kedudukan dan lingkunganIndiakadang-kadang dibandingkan dengan kedudukan Italia di Lautan Mediterania. Armada kapal-kapal perang dari negara-negara maritim besar memiliki akses yang luas di kawasan ini, proliferasi senjata-senjata konvensional dan senjata nuklir di antara negara kawasan, masalah dalam negeri sendiri menyangkut konflik antar golongan agama yang melibatkan negara tetangga, masalah perbatasan maritim yang belum terselesaikan, serta kekuatiran terhadap ambisi negara maritim besar untuk menancapkan hegemoninya di Lautan Hindia. Dihadapkan pada lingkungan seperti ini, maka India percaya bahwa keamanannya  hanya dapat terjamin apabila mereka memperluas perimeter keamanannya terutama meraih posisi yang berpengaruh kuat mencakup seluruh kawasan Lautan Hindia, dari Selat Hormuz sampai ke Selat Malaka, dan dari pantai timur Afrika sampai ke pantai barat Australia. Tidak heran bila India memandang Lautan Hindia sebagai halaman belakang negara India.

2. Faktor kedua yang dapat dikemukakan adalah kekuatiran terhadap peranan dan potensi negara maritim kuat yang mencoba mendominasi lautan Hindia, seperti yang pernah diungkapkan oleh almarhum PM Jawaharlal Nehru, “History has shown that what ever power controls the Indian Ocean has, in the first instance, India’s seaborne trade at her mercy and, in the second, India’s very independence itself”. Pandangan ini tetap mewarnai doktrin maritim India sampai saat ini. Secara spesifik India menaruh perhatian khusus pada kekuatan luar yang besar yaitu Cina dan Amerika Serikat. Sekalipun hubungan dengan Cina dewasa ini semakin membaik, namun faktor-faktor pemicu konflik belum sepenuhnya hilang dari kedua negara, misalnya Cina belum menghapus strategi contain India yang wujud nyatanya berupa: sengketa teritorial yang belum terselesaikan, penjualan senjata dan pembentukan aliansi militer dengan negara-negara yang notabene tidak bersahabat dengan India (Pakistan, Bangladesh, Myanmar dan Nepal), serta oposisi Cina terhadap India di forum-forum internasional maupun regional.

Di Lautan Hindia, India merasa tidak nyaman dengan semakin meningkatnya kemampuan Angkatan Laut Cina yang secara intens menghadirkan kapal-kapal perangnya di Teluk Benggala dan Laut Arab sebagai bagian dari strategi String of Pearls dan Preparation of the Battle Field.Ada dugaan Cina akan membangun pelabuhan laut, landasan udara, jalan raya, pipa minyak diMyanmar guna mendukung kapal-kapal perangnya yang beroperasi di Lautan Hindia.

3. Faktor ketiga yang sebelumnya tidak terlalu diperhitungkan adalah kegiatan fundamentalis Islam yang berbasis diPakistanyang seringkali berbenturan dengan peradaban Barat dan Hindu, di mana kegiatan mereka banyak kali dilakukan di Lautan Hindia. Di dalam doktrin MaritimIndiadisebutkan bahwa gencarnya kegiatan para fundamentalis yang militant berpengaruh besar dalam jangka panjang pada keseluruhan lingkungan keamanan di Lautan Hindia.

4. Faktor keempat mengapaIndiaberkepentingan di lautan Hindia adalah energi( minyak dan gas). Sekitar 70% kebutuhan minyak dalam negeri diimpor dari luar, diperkirakan akan meningkat menjadi 85% pada tahun 2020. Karena itu taruhan energi minyak India di Lautan Hindia sangat besar, sehingga diperlukan pengamanan SLOC dan ladang-ladang minyak dan gas lepas pantai, serta perlindungan terhadap instalasi pengeboran di ZEE dan laut dalam.

3. Hubungan Dengan Amerika Serikat 

Barangkali benar apa yang dikatakan oleh para ahli politik, apabila kita tidak mampu mengalahkan saingan kita, lebih baik kita berkawan dengan dia.  Itu kira-kira yang dilakukanIndiaterhadap AS, dengan tujuan akan mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari hubungan kedua negara. Dari hubungan dengan AS ini diharapkan akan meningkatkan dan memperbesar kekuatanIndiasendiri, termasuk di dalamnya yang sangat penting adalah mempromosikan kepentingan India di Samudera Hindia. AS dipandang sebagai aktor kunci eksternal, yang sudah sejak lama menempatkan kekuatan militernya yang cukup besar di Teluk Persia, Laut Arab, Pakistan, pantai timur dan timur laut Afrika, Singapura dan Diego Garcia. Kekuatan Amerika yang sangat menentukan dikawasan ini tentu saja sangat berpengaruh pada upayaIndiauntuk mencapai tujuan politik dan strateginya di Samudra  Hindia. Hubungan  baik  kedua  negara dewasa ini dilandasi oleh kesamaan persepsi tentang terorisme internasional, ekstrimis keagamaan dan kebangkitan Cina.

Kedua negara telah sepakat untuk bekerjasama dalam berbagai program termasuk bidang keamanan. Dalam bidang keamanan misalnya, kapal-kapal perang  Angkatan Laut  India memberikan perlindungan terhadap lalu lintas kapal niaga AS yang melintas di Selat Malaka. Bentuk kerjasama yang lain adalah penanggulangan bencana tsunami tahun 2004, latihan militer gabungan, kunjungan kapal perang, dialog masalah pertahanan rudal, persetujuan Amerika untuk India membeli pesawat airborne warning and control system dari Israel dan tawaran kepada India untuk membeli berbagai jenis perlengkapan militer termasuk pesawat tempur dan pesawat intai maritim P-3 Orion dari Amerika.

Suatu deklarasi bilateral terbaru yang dibuat pada bulan Juni 2005 untuk jangka waktu 10 tahun ke depan disebut New Framework for the US- India Defense Relationship yang berisi peningkatan kerjasama perdagangan pertahanan seperti produksi bersama peralatan militer, kerjasama pertahanan rudal, menghapus kontrol terhadap ekspor teknologi AS yang sensitif serta perlindungan bersama  jalur-jalur perhubungan laut yang rawan.

4. India Dan Negara-Negara Litoral Lautan Hindia 

Dalam upaya menggapai  pengaruh yang lebih besar di seluruh kawasan Lautan Hindia, terutama untuk mengamankan kepentingan ekonomi dan keamanannya, maka inisiatif strategik dan diplomatik yang  ditempuh India adalah membina hubungan yang lebih erat dengan negara-negara yang memiliki “pintu” masuk ke Lautan Hindia. Khususnya negara-negara dengan chokepoints seperti; Iran (Selat Hormuz), Djibouti dan Ereitrea (Selat Bab El Mandeb), Afrika Selatan dan Mozambik (Cape of Good Hope dan Mozambik Channel), Singapura , Thailand dan Indonesia (Selat Malaka). Di samping itu kebijakan near West terfokus pada negara tetangga dan sekitar Laut Arab yaituPakistan,Iran,Israel dan beberapa negara Afrika.

Hubungan India–Pakistan dewasa ini semakin membaik sejak tahun 2003, ketika Perdana Menteri India Ayal Bihari Vajpayee mengulurkan tangan persahabatan kePakistan, kemudian disusul dengan proses ke arah perdamaian. Tujuannya untuk menghindari timbulnya  konflik militer kedua negara, mengurangi tekanan di Kashmir dan yang paling penting adalah untuk memperoleh kebebasan bergerak yang lebih luas di Asia Selatan  dan regional pada umumnya. Dengan kata lain bahwa peredaan ketegangan dengan Pakistan harus dilakukan untuk mengurangi hambatan bagi India mewujudkan ambisinya memperoleh hegemoni di Lautan Hindia.

Di Laut Arab, Indiaboleh dibilang sukses mendekati Iran. Dalam pandangan Iran, Indiaadalah patner kuat yang dapat membantu Teheran menghindari upaya mengisolasi Irandari dunia internasional. Lagipula kerjasama ekonomi dengan India, sejalan dengan kebijakan ekonominya sendiri, khususnya peralihan perdagangan minyak dan gas Iranyang sekarang lebih banyak dengan negara-negara Asiadan berangsur-angsur mengurangi ketergantungan ekspornya kepada negara-negara Barat. Jelas bahwa hubungan baik dengan Iran karena faktor energi minyak dan gas, yang pada bulan Januari 2005 menandatangani persetujuan dengan National Iranian Oil Company untuk mengimpor  lima juta ton gas alam cair per tahun  selama jangka waktu 25 tahun.

Kedua negara juga sepakat untuk membangun proyek yang cukup ambisius yaitu pipa gas sepanjang 2700 km dariIrankeIndiamelewatiPakistan, direncanakan selesai tahun 2010. Hubungan antara India-Iran bukannya tanpa masalah,Irantentunya belum merasa nyaman menyangkut hubungan erat antaraIndiadanIsrael. Apalagi baru-baru iniIrantidak senang karenaIndiamendukung resolusi yang diajukan IAEA ke Dewan Keamanan PBB menyangkut isu senjata nuklir Iran.

Lebih jauh ke barat adalah hubungan denganIsrael. Sekalipun hubungan diplomatik baru dijalin sejak tahun 1992, namun kedua negara telah berhubungan baik  secara  tidak  resmi sejak tahun 1980. Agaknya hubungan India–Israel lebih ditekankan pada hubungan pertahanan dan militer, di mana akhir-akhir ini pejabat militer kedua negara saling kunjung mengunjungi layaknya suatu persekutuan militer. Israel dewasa ini menjadi pemasok senjata terbesar kedua setelah Rusia ke India, menjadikan India pasar peralatan pertahanan Israel terkemuka  dan sekaligus partner perdagangan  kedua terbesar di Asia setelah Jepang.

Di kawasan Barat Lautan Hindia, India telah menjalin hubungan militer dengan negara-negara Teluk (Gulf states) sejak tahun 2002 antara lain melakukan kerjasama melalui latihan bersama secara regular dengan Oman. Kerjasama pertahanan ditandatangani pada tahun 2003 yang mencakup ekspor-impor senjata, latihan militer dan koordinasi masalah-masalah keamanan khusus. India juga telah menandatangani apa yang disebut Framework Agreement for Economic Cooperation dengan  Gulf Cooperation Council (GCC) dalam masalah perdagangan bebas.

Hubungan India dengan negara-negara pantai Afrika Timur, masih terbatas namun sedang dikembangkan. Negara-negara yang dianggap penting adalah di tanduk Afrika, Afrika Selatan, Tanzania, Mozambique dan negara Kepulauan Mauritius dan Seychelles. Afrika Selatan adalah satu-satunya negara yang mempunyai hubungan bilateral keamanan, di mana untuk pertama kalinya pada tahun 2004 Angkatan Udara India melakukan latihan bersama pertahanan udara dengan Afrika Selatan, yang latihan ini juga diikuti oleh Amerika Serikat, Jerman dan Inggris.

Latihan bersama Angkatan Laut juga telah dilakukan di pantai Timur Afrika pada  bulan Juni 2005.  Menyusul kunjungan Presiden India ke Tanzania pada tahun 2004, diadakan perjanjian di bidang militer, di mana personil militer Tanzania dapat belajar dan berlatih di India, demikian pula frekuensi kunjungan kapal-kapal perang India ke pelabuhan-pelabuhan di Tanzania semakin meningkat. Dengan negara-negara Kepulauan Mauritius dan Seychelles, India berkomitmen menjamin pertahanan, keamanan dan kedaulatan negara-negara tersebut. India juga sangat aktif meningkatkan hubungan baik dengan Maldives, ditandai dengan bantuan yang begitu besar ketika terjadi bencana tsunami pada Desember 2004.

5. Look East Policy

Melengkapi orientasinya ke Barat, dewasa ini India juga secara intens menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara di Teluk Benggala dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, sesuai kebijakan Look East. Dimulai dengan negara tetangga terdekat yaitu Sri Langka, yang pada tahun 2000 sepakat melakukan perdagangan bebas, terbukti telah meningkatkan duakali lipat nilai transaksi perdagangan kedua negara. Tambahan pula kedua negara bertetangga tersebut secara mantap menuju a Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) mencakup berbagai bidang pembangunan ekonomi termasuk infrastruktur yaitu jalan raya, pelabuhan laut dan udara serta eksplorasi minyak dan gas bumi.

Tidak ketinggalan  kerjasama di bidang pertahanan meliputi pendidikan dan pelatihan personil militer Sri Lanka  di India, berbagi data intelejen, pemasokan peralatan pertahanan ke Kolombo, bantuan perbaikan kapal perang sampai pada latihan militer gabungan yang untuk pertama kalinya dilakukan pada tahun 2004 termasuk unsure-unsur Angkatan Laut. Namun satu hal yang perlu dicatat bahwa Indiamenolak permintaan Sri Langka untuk melakukan patroli bersama melawan pemberontak Tamil (Sea Tigers).

Hubungan Indiadengan tetangga  terdekat yang  lain, Bangladesh, ditandai dengan pasang surut karena berbagai  ganjalan klasik antara lain; imigran ilegal dari Bangladeshke India, masalah air sungai, belum ada penyelesaian tuntas. Namun  belakangan ini sudah ada perbaikan hubungan di mana kedua negara bersepakat  pada tahun 2005 membangun Eastern Corridor Pipeline yaitu pipa gas  yang mengalirkan gas dari  Myanmar ke India melewati wilayah Bangladesh.

Kebijakan melihat ke Timur rupa-rupanya telah membuahkan hasil khususnya dengan negara-negara ASEAN. Sejak tahun 1996Indiatelah menjadi anggota dari ASEAN Regional Forum (ARF) sehingga telah menjadi mitra dialog penuh dengan negara-negara ASEAN. Pada tahun 2004Indiabersama sepuluh negara ASEAN menandatangani kesepahaman  kerjasama di bidang perdamaian, ekonomi dan keamanan, termasuk di dalamnya  memberantas terorisme internasional serta pencegahan terhadap penyebaran senjata pemusnah massal.

Di bidang ekonomi keduabelah pihak  berjanji meningkatkan perdagangan bebas, investasi, turisme serta bekomitmen menciptakan suatu kawasan perdagangan bebas menjelang tahun 2011 dengan  Brunai Darussalam,  Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura, sedangkan dengan negara ASEAN lainnya pada tahun 2016. Namun perlu digarisbawahi dalam hubungan pertahanan India memiliki hubungan erat hanya dengan Myanmar, Thailand dan Singapura.

Fokus perhatian India di Asia Tenggara adalah untuk berkompetisi dengan Cina dan lebih spesifik lagi memiliki akses pada chokepoints tertentu serta alur-alur pelayaran penting yang kira-kira dapat digunakan untuk mencegah gerakan Cina ke Lautan Hindia. Hal itu pulalah yang menjadi tujuan utamaIndia memperkuat pangkalan Angkatan Lautnya di Kepulauan Andaman dan Nicobar. Lebih jauh lagi, dari pangkalan tersebut memungkinkanIndia memproyeksikan kekuatannya ke Laut Cina Selatan.

6. Kekuatan Angkatan Laut

Melengkapi inisiatif politik dan diplomasinya, Indiadewasa ini sedang mengembangkan kekuatan dan kemampuan Angkatan bersenjatanya, untuk menjawab tantangan kebutuhan masa kini dan masa depan. Khusus untuk kekuatan laut bertujuan; antara lain  mencegah Angkatan Laut Cina memperoleh pijakan yang kuat di Lautan Hindia, mampu memproyeksikan kekuatan di mana saja dikawasan Lautan Hindia terus sampai ke Laut Cina Selatan  terutama pada chokepoints tertentu, pulau-pulau yang vital, dan alur-alur pelayaran penting.

Pada tahun 2004 India telah memesan sistem senjata seharga US $5,7 milyar melampaui pembelian Cina dan Arab Saudi, menjadikan India sebagai pembeli persenjataan terbesar  di antara negara-negara berkembang di dunia. Kekuatan permukaan saat ini  AL India memiliki  satu buah kapal induk, 8 buah destroyer, 11 buah frigat, sejumlah kapal pendarat (LST), korvets, dan kapal-kapal patroli. Dalamlima  tahun  ke depan  akan ada penambahan  2 buah kapal induk baru, 6 destroyer, 12 frigat, 5 LST, beberapa kapal korvet dan kapal patroli, serta 1 buah LPD.

Kapal frigat yang sedang dibangun di Mumbai Type 15 A akan dipersenjatai dengan 16 buah peluru kendali Brahmos luncur vertikal. Salah satu kapal induk mendatang, eks Uni Soviet berukuran 44500 ton akan diserahkan pada tahun 2008, sedangkan kapal induk yang lain buatan Indiasendiri (produksi pertama), peletakan lunas pada tahun 2005 berukuran 40.000 ton. Kapal induk ini dirancang  sebagai kapal pertahanan udara (Air Defense Ship) yang mampu membawa sekitar 16 buah Mig-29 K dan 20 buah helikopter anti kapal selam dan anti permukaan. Setelah dilakukan modifikasi, kapal induk ex Rusia dapat mengangkut  16 buah pesawat tempur Mig -29 Ks dan 8 buah helikopter anti kapal selam.

India juga terus meningkatkan kemampuan armada kapal selamnya, baik yang ada saat ini maupun pengadaan baru. Angkatan Laut India memiliki 4 buah KS Type 1500 buatan Jerman  dan 10 buah kelas Kilo buatan Rusia. Yang belakangan ini telah menjalani refit di Rusia dan telah dipasangi peluru kendali jenis Klub berkemampuan anti kapal dan sasaran darat dengan jarak jangkau mencapai 200 km. Ke ,depan pemerintah India menyetujui pembelian  6 buah kapal selam jenis Scorpene buatan Perancis, dan 4 sampai 6 kelas Amur 1650 hunter killers (SSK).

Di samping itu prioritas diberikan pada pengembangan KS bertenaga nuklir buatan sendiri (indigenously constructed),  dengan bantuan teknologi dari Rusia. Sejak tahun 2005 perwira-perwira AL India telah berlatih di St. Petersburg untuk mengawaki dua buah kapal selam serang Akula  II bertenaga nuklir yang akan disewa dari Rusia.KeduaKS tersebut dipersenjatai dengan peluru kendali jarak sedang namun mampu membawa 200 kiloton kepala nuklir. Singkatnya pemerintahIndia berambisi mempersenjatai seluruh sistem senjata laut utamanya dengan peluru kendali jelajah nuklir.

Sebagai gambaran dan perbandingan, menurut data dari Naval Forces of the World, maka combat value (kesiapan tempur yang dinyatakan dengan angka mengandung keseluruhan jumlah dan kualitas dari kapal beserta anak buahnya  dalam suatu pertempuran laut), beberapa negara maritim kuat adalah: Jepang 26, Inggris 46, Cina 16, India 10, Indonesia 2, Russia 45 dan Amerika Serikat 302.

7. Pangkalan Angkatan Laut 

Untuk menunjang operasi kapal-kapal perangnya maka keberadaan pangkalan armada sangatlah penting. Salah satu pangkalan AL India yang sangat penting terletak di Karwar, dekat Goa di pantai Malabar, suatu lokasi yang dipilih karena lebih dekat ke lautan Hindia dibanding dengan yang di Mumbai. Pangkalan laut sekaligus udara yang bernama INS Kadamba ini sedang dalam penyelesaian, di mana nantinya akan menjadi pangkalan AL India pertama yang benar-benar eksklusif dalam arti terpisah dari pelabuhan laut komersial dan sipil. INS Kadamba akan mampu dirapati oleh kapal induk terbaru, menjadi homebase beberapa jenis kapal kombatan, menjadi pangkalan utama kapal-kapal selam bertenaga nuklir dan pada gilirannya akan menjadi markas besar Komando AL kawasan Barat.

Lebih jauh ke selatan, Indiasedang meningkatkan infrastruktur pangkalan di Cochin, di mana pesawat–pesawat terbang  pengintai tak berawak (unmanned aerial vehicles) ditempatkan. Pesawat UAV ini berperan memberikan laporan segera(real time) kepada unsur-unsur Angkatan laut lainnya mulai dari alur laut yang sibuk di utara Laut Arab sampai ke Selat Malaka. Mungkin karena lokasinya yang strategis dikatakan bahwa pangkalan Cochin sebagai tantangan bagi pangkalan AS di Diego Garcia.

Selain di Cochin, AL India juga membangun pangkalan untuk UAV di Port Blair, markas Komando AL Andaman dan Nicobar dan di Pulau Lakshadweep yang terletak di choke point teluk Persia. Pangkalan di Kepulauan Andaman dan Nicobar, memiliki arti yang sangat strategis bagi New Delhi, karena melalui pangkalan ini India dapat memperkuat kehadiran militernya di Teluk Benggala. Sekalipun beberapa tahun yang lalu pangkalan ini rusak berat dilanda gelombang tsunami, namun Indiatetap menganggap pangkalan Port Blair sebagai Diego Garcia-nya Indiadi masa depan. Dalam kaitan ini, hampir pasti India akan menjadikan kepulauan ini sebagai pangkalan depan peluncuran peluru kendali dari kapal selam, yang pada akhirnya juga senjata nuklir. Selain itu, kepulauan ini juga akan memainkan peranan yang penting bagi upaya Indiauntuk menandingi sepak terjang Cina di Asia Tenggara serta untuk memperlancar gerakan Look East policy.

8. Kesimpulan 

Dalam beberapa tahun belakangan iniIndia telah menempatkan negaranya pada arah dan jalur untuk menggapai posisi berpengaruh di Lautan Hindia, karenanya berusaha meningkatkan dan memperkuat profilnya terutama dikalangan negara-negara litoral Lautan Hindia serta negara-negara ASEAN.  Kekuatan maritim khususnya kekuatan Angkatan Laut adalah kunci sukses bagi pencapaian kebijaksanaan politik, yang tentunya ditopang oleh kekuatan ekonomi yang kuat.

Visi maritimIndiaabad 21 mencakup wilayah dari TelukPersiasampai ke Selat Malaka. Hubungan dengan aktor-aktor penting dari luar seperti Amerika Serikat, Jepang, Israel, dan Perancis, semakin erat  merupakan faktor penting bagi India untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perdagangannya. Harus diakui bagi sebagian besar negara-negara Asia Tenggara, langkah-langkah yang ditempuhIndiasaat ini belum banyak menarik perhatian. Umumnya perhatian tertuju pada Cina yang memiliki ambisi di Laut Cina Selatan. Padahal kebangkitan India, dengan sasaran menanamkan hegemoni di Lautan Hindia, pada gilirannya akan merubah tatanan geopolitik negara-negara kawasan, tidak terkecuali Asia Tenggara dan Indonesia.

Kebijaksanaan politik Look East, rupa-rupanya dijalankan secara paralel  antara bidang ekonomi dan pertahanan/militer. Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir, pada tahun 2005, suatu gugus tugas kapal perang India berkunjung ke Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya, yang kita yakini sebagai bagian dari diplomasi Angkatan Laut India. Pembangunan kekuatan Angkatan Laut (baca: kapal perang) yang dibarengi dengan pengembangan  pangkalan merupakan indikasi kuat akan niat pemerintahIndia mencapai kepentingan nasionalnya (di laut). Dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat dipastikan negara-negara Asia Tenggara akan berhadapan dengan tiga kekuatan besar yang saling berebut pengaruh dikawasan ini; Amerika Serikat, Cina danIndia.

Dari kenyataan saat ini, hubungan pertahanan antara India dengan negara-negara ASEAN, yang terdekat hanya dengan Myanmar, Thailand dan Singapura. Pendekatan yang dilakukan kedua Angkatan Laut, TNI AL dan Indian Navy  melalui acara Navy to Navy Talks, adalah merupakan langkah strategis, yang diharapkan dapat dijadikan sarana untuk mempererat hubungan kedua AL serta membawa manfaat bagi hubungan  kedua negara pada umumnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Share via
Copy link
Powered by Social Snap