Geopolitik: kuasa darat vs kuasa maritim

Geopolitik,kuasa darat vs kuasa maritim [1] ?

Oleh Budiman Djoko Said

Pendahuluan

Semenjak tahun 1945 sepertinya Geopolitik menjadi dominasi Kementerian Luar Negeri, mungkin saja dikarenakan orang terlalu banyak berharap bahwa dengan Geopolitik bisa menjelajahi isu-isu besar sistem politik hubungan internasional. Hari-hari selama abad 20 menyebarkan imajinasi Geopolitik yang melebar mulai dari isu yang mulai dilupakan selama perang dingin, pertarungan peradaban (clash civilizations), peringatan global, pertarungan kelas sosial, pertarungan keuangan dunia, sampai ke jejaring komunikasi internasional. Geopolitik berkembang diawal tahun 1945 dan semakin kompak memasuki era perang dingin.Teori ini semakin berkembang bahkan menjadi konsep terbaru sebagai Geostrategi, Geoekonomik[2]dan bahkan belakangan ini sebagai Geoteknologi. Teori ini dikembangkan oleh pakar Geographi, yakni bapak Halford MacKinder[3], yang dianggap penemu teori diatas (perhatikan ilustrasi #1 dalam bentuk lelucon).

Ilustrasi # 1 . Geopolitik ?

x

Referensi: Google , Agustus , 2014, mesin pencari Google, “Geopolitics Cartoon Images “.

Studi Geopolitik mencoba mengindentifikasi isu yang membentang dari kecenderungan  abadi, kecenderungan berdurasi panjang dan isu transisi antara dua kutub tersebut, hal ini dilakukan melalui prisma geographi berbasis kuasa atau kekuatan nasional (national power).Seringkali studi ini menemukan sesuatu yang lebih dari “pendapat umum”(common sense), dan selain ingin menjelaskan sesuatu obyek sekaligus dimanfaatkan sebagai perangkat prediksi. Prediksi ini seringkali—(dan biasanya) relatif mirip dengan pendapat umum juga, sehingga Geopolitik bisa disebut juga generasi berikut dari pendapat umum[4]. Geopolitik dikembangkan sebagai konsep yang mencoba mengaitkan antara geographi dengan kekuasaan politik (political power)[5]berbeda dengan rekannya Geostrategi yang  lebih mengaitkan geographi dan strategi militer.

Dalam kehidupan sehari-hari, sepertinya geopolitik hanya berkibar diatas relevansinya dengan isu turbulensi dunia, padahal ini adalah gambaran yang keliru. Geopolitik terjadi didunia nyata, bahkan sehari-hari dilingkungan kita. Misal di-era perang dingin, betapa cemasnya manusia memperhatikan peta geographi dengan simbol-simbol kekuatan NATO versus Pakta Warsawa saling berhadapan. Sekarang diabad 21 ini, gejolak terrorisme, pengamanan bandara, pelabuhan, serangan bom bunuh diridi Bali, Casablanca, Istambul, Jerusalem,London, Madrid, invasi Anglo-Amerika ke Irak[6],demo kekuatan “wordlord” seperti Amin Aideed di negara gagal Somalia[7], penyanderaan oleh perompak Somalia, telah menggambarkan bagaimana tempat-tempat (baca geographi) dan manusia dimanapun saling terikat dengan mudahnya dan emosional satu sama lain.

Pemandangan kota – kota besar Irak seperti Bagdad,Fallujah, dan Mosul yang dilanda perang, dipenuhi dengan berita korban eksplosif inovasi (IED), pembom bunuh diri, skuad mematikan, dan kekuatan koalisi,lebih dari 650.000 orang Irak terbunuh, 2 juta kehilangan tempat tinggal, dan 10 juta lagi tidak memiliki akses air bersih.Makalah lebih banyak menoreh kepada konsep Geopolitik klasik[8], sebelum datangnya konsep modern ataukontemporer yang dikembangkan oleh Joseph Nye, Edward Luttwak, bahkan oleh Samuel P Huntington.

Geopolitik sebagai perspektif fundamental

Meskipun pengertian Geopolitik telah dijelaskan secara sederhana diatas, ada baiknya memahami beberapa pengertian agar lebih bulat pemahamannya. Geopolitik adalah studi tentang hubungan kuasa (power) terdahulu, sekarang dan yang akan datang. Geopolitik bisa disebut sebagai studi hubungan diantara politik, geographi, demographi, dan ekonomik, khususnya yang mengait dengan kebijakan politik luar negeri suatu negara. Sebagai suatu kecabangan; disiplin geographi politik memperhitungkan nilai strategik wilayah daratan dan laut dalam kontek ekonomi nasional dan kekuatan militer serta ambisi negara tersebut[9]. Geopolitik adalah suatu kuasa negara yang kapabel mengontrol ruang atau teritori dan bentuk kebijakan politik luar negeri setiap individu negara dan hubungan politik internasional.

Geopolitik memandang penting bagaimana faktor Geographi, termasuk teritori, populasi, lokasi strategik, dan anugerah sumber daya alam, di kemas oleh ekonomik dan teknologi yang akan memberikan pengaruh kepada hubungan antara negara dan perjuangannya  guna menatap tantangan dunia. Geopolitik sebagai kecabangan ilmu geographi dapat menjelaskan hubungan antara realita geographi dan isu urusan internasional[10]. Geopolitik bisa diartikan sebagai doktrin normatif – strategik,bersifat diskriptif apabila digunakan untuk membantu memahami fenomena dunia keseluruhannya dan preskriptif yang akan memberikan saran atau opsi pilihan (course of action) strategi yang optimal.

Namun seringkali Geopolitik diharapkan memberikan pengertian yang begitu berlebihan. Penulis, pengamat bahkan praktisi politik internasional seringkali mengharapkan pengertian ini di gunakan untuk menjelaskan dan menganalisis kebijakan, dan problema versus isu politik hubungan internasional. Tuntutan yang berlebih-lebihan ini mengabaikan fakta bahwa sebenarnya geopolitik hanyalah sekedar alat atau methoda untuk menganalisis isu hubungan internasional dan telah memiliki catatan sejarah panjang yang meliput pengertian umum dan konsep yang tertata baik meskipun mungkin masih ada konflikdidalamnya serta suatu tatanan pemikiran yang dikenal oleh para ilmuwan atau pakar teori[11]. Diantara para pemikir geopolitik(geopolitics men) klasik tersebut a.l: Halford MacKinder, A.T Mahan, Nicholas Spykman, dan James Burnham[12], tentu saja masih banyak lainnya.Pemikir geopolitik (klasik) ini benar-benar cerdas pada waktu itu dengan kekuatan prediksi mendatangnya, misal pak MacKinder mencermati ditahun 1920-an dan 1943-an bahwa akan muncul kekuatan gabungan NATO yang akhirnya diresmikan ditahun 1949, dan bagaimana Pak Burnham diakhir tahun 1940-an dan 1950-an telah mengusulkan untuk menggaris bawahi potensi Russia di daratan Eropah tengah dan timur [13] .

Geopolitik adalah cara pandang, suatu perspektif, tergantung cara mencermati dunia (baca geographi) dari kacamata si-pengamat. Kalau Geographi memandang dunia dengan hadirnya 7 benua dan 4 samodra, maka lain lagi dengan Geopolitik. Geopolitik memandang dunia dengan hadirnya satu (1) benua besar, yakni Eurasia-Africa dan banyak pulau – pulau kecil serta hanya satu (1) samodra besar. Perbedaan signifikan antara kedua disiplin ini akan sangat membantu studi dan praktek hubungan internasional. Dalam sejarahnya, Geographi telah menjadi pentas pertunjukkan perilaku negara (pemerintahannya) atau kerajaan (penguasanya) yang saling bersinggungan.

Geographi sebagai disiplinyang  permanen dan pantas dijadikan alasan kuat menjadi fundamen membangun displai percaturan politik internasional[14], wilayah geographik dan menyiratkan gambaran oportunitas serta keterbatasan – keterbatasan suatu negara. Selain itu geopolitik telah menawarkan beberapa “sebutan” yang menggambarkan landskap global dengan deskripsi geographik, methapor dan acuan atau pola yang di yakiniseperti “tirai besi” (iron curtain), “dunia ketiga”, “negara mawar-merah” (rouge state), masing – masing dengan pengertian yang ada dan hidup dalam tempat, pola, label atau atribut yang memang tertera dalam geograhi[15].Perspektif geopolitik dalam kontek hubungan internasional telah memunculkan definisi pasangan kembar (pivotal binaries), yang membantu kita melihat lebih jernih fenomena dunia dan menyarankan langkah strategik guna menggapai kuasa suatu negara.Misal; kekuatan laut dan darat (land and sea), maritim dan kontinental,area inti (core areas) dan pinggiran (shatterbelts)—membangun kontruksi mental[16].Geographi juga memancarkan aura perspektif pemimpin – pemimpin negeri itu atau penguasanya, dan pengaruhnya terhadap pengambil keputusan nasional, khususnya isu politik luar negerinya. Dalam sejarah, geopolitik telah memberikan pengaruh besar terhadap orientasi pemimpin dalam pengerahan dan penggunaan kekuatan nasional baik darat maupun maritim-nya.Banyaknya wilayah laut , pulau-pulau sepertinya akan berpengaruh banyak pada negara untuk berorientasi ke-laut, sangatlah berbeda dengan negara yang tidak memiliki akses bahkan ruang laut yang luas.

Kenyataannya banyak negara benua, dan siap membukaakses ke-laut (apalagi dewasa ini,pen) akan lebih memilih orientasi ke-laut[17].Dewasa ini Rusia dan AS adalah dua negara benua besar yang dikenal sebagai pemain geopolitik. Ukuran besar kecilnya tidaklah cukup menjamin signifikansi permainan geopolitik dan tidaklah mutlak menjamin peran pentingnya dalam hubungan politik internasional.Mengapa mengait dengan perilaku hubungan politik internasional? Secara fundamental studi politik hubungan internasional adalah pertarungan dan perjuangan tentang ruang dan dimensi kekuatan (dan kekuasaan). Dalam sejarahnya, bangsa dan negara (pemerintah atau kerajaan) telah mengembangkan teritori dan pengaruhnya terhadap negara dan bangsa lainnya.

Perkembangan ini memunculkan negara yang tumbuh kuat, atau sebaliknya ada yang menjadi lemah sehingga wajar timbul fenomena baru yakni ketakutan, kecemasan atau keterancamnya suatu negara oleh negara lain ~ isu keseimbangan kekuatan (balance of power)[18]. Isu keseimbangan kekuatan selalu menjadi perhatian sekaligus tantangan negara bangsa. Contoh: sesudah perang Napoleon, agenda diplomasi dalam kongres Winna tahun 1871, dipenuhi dengan keinginan negara bangsa Eropah mewujudkan “restorasi dunia” — membendung tumbuhnya kekuatan Jerman sebagai kekuatan dominan di Eropah. Sekarang dengan selesainya era perang dingin, dalam sistem hubungan politik internasional, kecemasan bangsa Asia selatan, timur dan tenggara nampaknya dirupakan dalam format keseimbangan kekuatan dikaitkan dengan tumbuh pesatnya kekuatan Cina (ekonomi dan militernya,pen). AS, sementara ini, tumbuh sebagai pemain geopolitik yang  berorientasi maritim yang sukses mengikuti jejak pendahulunya yakni Inggris raya. Di-abad ke 19, sukses Inggris lebih dipacu cerdiknya memanfaatkan posisi geographi antar pulau (insuler) dengan keinginannyamengkomandoi[19]lautan dalam rangka mendukung agenda keseimbangan kekuatan produk kongress Winna. Era awal perang dingin, AS mengikuti jejak Inggris dengan memanfaatkan geographi antar pulau dan kapabilitas komando dilaut, di udara dan ruang angkasanya untuk mendukung agenda keseimbangan kekuatan (dengan tumbuhnya kekuatan Pakta warsawa) di awal era perang dingin.

Fenomena ini sepertinya mengait dengan pernyataan Lord Palmerston bahwa negara bangsa sesungguhnya tidak memiliki teman tidak juga musuh yang permanen, yang permanen adalah kepentingan, jelasnya kepentingan nasional. Sejak itulah geopolitik sangat membantu negarawandan atau elit nasional maupun militer untuk (harusnya) mempertimbangkan “kehadiran” kepentingan nasional (terutama diawal pemerintahan baru) sebagai arah, tujuan nasional, hasil (outcome) yang diharapkan, sekaligus sebagai jembatan menuju tujuan nasional yang hakiki[20] (fundamental of national goals) dan dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan strategi keamanan nasional[21].

Tidaklah berlebihan bahwa pemikir Geopolitik, terutama MacKinder dengan “area porosnya” (pivot area) dan “jantung daratan” (heartland) menjadi standard dan kamus umum teori hubungan internasional. Bahkan bisa dijadikan petunjuk (prediksi) timbulnya kekuatan yang berbahaya seperti kekuatan (militer) Atlantik, inisiasi Inggris Raya tahun 1904 dan AS tahun 2004. Kekuatan ini mencoba memposisikan dirinya sebagai kekuatan hegemoni global melalui sistem perdagangan yang menguntungkan ekonomi[22]. MacKinder benar – benar kapabel menyihir teorinya kedalam bahasa mistik, bukan saja AS, bahkan merangsang ambisi Hitler untuk menyerbu Rusia, salah satu pemilik pivot area. Serbuan Jerman lebih banyak berorientasi kepada Geostrategi dibandingkan Geopolitik. Mungkin benar kata Jakub J.Grygiel yang menyatakan bahwa negara yang sukses adalah mereka yang sanggup menerapkan Geostrategi dengan memahami Geopolitik sebagai realitanya[23].Guna memahami Geopolitik lebih dalam,ada baiknya meninjau ulang bagaimana konsep awal yang telah mereka (geopolitics men) bangun .

MacKinder , Spykman dan Mahan

MacKinder[24], dengan teorinya (1904) yang lebih dikenal sebagai teori “area memusat” (area pivotal) dalam buku yang diterbitkan tahun 1904, yakni “ The Geographical Pivot of History [25]. Pak MacKinder menolak konsep bahwa Eurasiaadalah daratan yang sangat luas dan kaya raya, dengan pusatnya di Moskow adalah pulau dunia (world island),sebagai tempat kedudukan kuasa dunia—siapa yang sanggup mengontrol atau mempengaruhi pulau dunia tersebut, akan menjadi kekuatan hegemoni. Menurutnya cara untuk mengontrol “pulau dunia”, adalah kesanggupan mengontrol “jantung daratan”. “Jantung daratan” adalah suatu area padang rumput yang luas di Asia tengah, dibatasi dengan Cina di sebelah Timurnya, Eropah disebelah barat, dan Timur tengah serta Asia selatan di selatannya. Periksa fig # 1 dibawah ini dan sabuk yang disebut “rim daratan” yang mengelilingi “jantung daratan”.MacKinder yakin bahwa keunggulan atau kapabilitas kekuatan darat adalah kunci kekuatan dunia, bukan laut atau maritim, sepertinya MacKinder lebih mengunggulkan kuasa darat (land power).

Fig # 1.Pulau dunia/Eurasia menurut MacKinder sebagai wilayah daratan yang sangat luas dan kaya raya, dengan pusatnya di Moskow adalah pulau dunia.

x

Referensi:slide # 23, lecture notes “ Geopolitics “. Antara garis merah dan titik hitam (atau “rim daratan”) , oleh Spykman diramalkan merupakan zone konflik (potensi) panas (perhatikan Indonesia berada didalamnya). “rim daratan” sepertinya dikepung oleh tiga (3) marginal samodra besar.

Diktum MacKinder: siapa menguasai Eropah timur akan menguasai “ jantung daratan ” (heartland) dan siapa menguasai wilayah jantung ini akan menguasai pulau dunia (world island)—akhirnya siapa menguasai pulau dunia[26]akan menguasai dunia.MacKindermenganjurkan menggali parit pertahanan sekeliling “jantung daratan” untuk menghadapi serbuan kekuatan maritim, agar kekuatan maritim tidak bisa mengontrol[27]“rim daratan”.MacKinder mengembangkan teori “area poros” dalam dua (2) bagian, pertama di tahun 1904, dan kedua dikembangkannya gambaran diluar “area poros” sebagai area “jantung daratan” ditahun 1919 dengan menambah area L Hitam dan L Baltik, periksa fig # 2 dibawah ini.

Fig # 2. “Area poros” dan “ Jantung daratan” MacKinder

 x

Referensi: Ibid, slide Lecture Notes, “Geopolitics Theory 2012” . Perhatikan garis tebal hitam dan garis titik titik hitam sebagai pembedanya.

Di luar “poros area” disebut sabit terdalam,sebagian berbentuk benua dan sebagian lagi  samodra, dan diluar ini semua adalah sabit terluar (outer crescent) di penuhi oleh lautan semuanya. Dalam catatan sejarah sebelum tumbuh era kuasa Maritim menunjukkan bahwa ada  penyusup dari padang rumput “jantung daratan”, kebanyakan dari suku Mongol telah menyerang peradaban negeri sepanjang rim Eurasia[28]. Seiring dengan tumbuhnya teknologi berlayar dan meriamkapal dengan jarak capai melebihi Artileri medan serta kesanggupan untuk berlayar jauh membangkitkan negara yang ada disepanjang “rim daratan”berkembang menjadi kekuatan Maritim yang besar.

Keperkasaan meriam kapal tempur yang mengungguli artileri dan kavaleri telah diimbangi, kata MacKinder dengan hadirnya teknologi transportasi kereta api. Terbukanya akses “jantung daratan” awal abad 20 dari gerbang Eropah barat dan membantu kelancaran serbuan Jerman ke timur (Rusia) atau sebaliknya dari Rusia ke jantung Eropah di Jerman melalui kereta api ~ mengembalikan kepercayaan kekuatan darat dan kembali terjadi pergeseran fokus peperangan lebih ke daratan. Hegemoni dan dominasi kekuatan maritim tidak berlangsung lama, lanjut MacKinder.

Hal ini diyakini oleh Jerman dengan konsep kekuatan militer Jerman dalam perang dunia ke-II yang dideploikan menggunakan kereta api guna menghadapi dua (2) “garis depan” (front) sekaligus, mengindikasikan kekuatan darat adalah kekuatan kompetitif bagi kekuatan maritim[29]. Isu seperti ini menyebabkan MacKinder memandang Jerman sebagai suatu ancaman yang akan mengontrol Eropah timur dan “Jantung daratan”. Dilain fihak meskipun menyadari perkembangan geopolitik kekuatan potensial di Eurasia yang sepertinya tidak berfihak kepada konsep “jantung harapan” dengan teritori Rusia berada didalamnya, MacKinder tetap memprediksi bahwa Rusia akan tumbuh sebagai kekuatan “adi kuasa”. MacKinder tidak terlalu berminat dengan isu teritori, kalaupun ada hanyalah teritori sebagai platform yang mengangkat isu ekonomi dan perdagangan.Sabuk “rim daratan” pemikiran MacKinder diprediksi bisa saja menjadi salah satu ajang konflik (figur # 3)yang terjadi di luar Cinadengan kemungkinan serbuan dari arah Pasifik. Perhatikan area penyangga terdalam (terdekat daratan Cina) disebut rantai pulau pertama (first chain islands) yang didesignasi Cina, kemudian bergerak keluar sebagai sabuk rantai pulau kedua (second chain islands) danyang terjauh adalah P Guam, terus ke arah Timur[30].

Cina sudah berpikiran maju, berani membebaskan dirinya keluar dari fanatisme paham kontinental menuju faham Maritim namun masih tetap menggunakan strategi berbasis darat (land – based) yakni jalur sutra tua (old silk road) yang menghubungkan Asia timur,selatan dan barat dengan Eropah,Timur tengah, dan Afrika Utara, jalur sepanjang 7000 mil yang mengelilingi Eurasia selama lebih dari 3000 tahun[31].Desain area pertahanan ini, sangatlah mungkin merupakan skenario pertahanan nasional Cina yang sudah dirancang, dan menjadi orientasi dan basis (dan ambisi) kalkulus pembangunan kekuatan militer gabungan Cinayang didukung paralel dengan strategi ekonominya yang sukses.Antara Cina daratan dengan sabuk rantai pulau pertamanya boleh jadi disiapkan sebagai area peperangan asimetrik, anti litoral dan strategi AA/AD[32]Cina versus kekuatan maritim NATO (perairan dekat/near seas), dan sepertinya Cina telah menyiapkan pangkalan maritimnya di tiga (3) tempat untuk mendukung kepentingan ini (perhatikan 3 simbol pangkalan PLA-Laut di timur).

Figur # 3. Area pelibatan pertahanan nasional Cina

x

Referensi: diambilkan dari mesin pencari Google, tanggal 10 Agustus, 2014, “geopolitics images”.

Seandainya armada Cinasudah berani mendemostrasikan dirinya keluar dari penyangga terdalamnya, berarti memberikan isyarat kesanggupanuntuk mengontrol Jepang, Korea selatan, Taiwan, dan Philipina dalam area penyangga keduanya (second island chain)[33]. Pertanyaan besarnya bisakah negara-negara tersebut plus negara maritim besar lainnya menerima fakta ini? Bagi RI nantinya akan tercipta garis imajinair diselatan yang memanjang mulai dari Sumatra Utara – Laut Jawa, selanjutnya sebagian membelok ke utara melalui L Cina selatan dan sebagian langsung menuju Samodra Pasifik. Lini ini di visikan sebagai poros maritim Indo-Pasifik (Ilusi?,pen)[34]dan berperan kuat sebagai garis pendekatmengarah ke L Cina selatan, maupun penyangga pertama dan kedua~ isu sekuriti yang serius.

Tidak diketahui apakah skenario pertahanan Cinaseperti ini mengait dengan pemikiran MacKinder atau tidak.Skenario ini sebaliknya dimanfaatkan bagi negara diluar Cina sebagai basis pemikiran menghadapi manuvra Cina dengan asumsi bahwa era usai perang dingin ini, Cinasepertinya masih memakai “sepatu tua”-nya Rusia[35] ~ perang dingin jilid II?Boleh jadi  MacKinder telah memprediksi bahwa “jantung daratan” dan “ rim daratan ” akan menjadi ajang kontes kekuatan darat dan maritim. Bagi kekuatan yang mempertahankan “ jantung daratan ” (Rusia)  dan penyerbu dari arah “ rim daratan ” (aliansi negara Maritim) atau kompetisi kekuatan antara pemilik “jantung daratan” Rusia dan Pakta Warsawa versus aliansi kekuatan Maritim Sekutu dan kebanyakan hampir akan terjadi di sabuk “rim daratan” Eurasia selama perang dingin.

Spykman pemikir Geopolitik,teorinya berseberangan dengan Mackinder; mengakui Geographi adalah faktor yang kuat mempengaruhi konsep kebijakan politik luar negeri, beralasan Geographi bersifat sangat permanen. Geographi selain menggambarkan kendala yang bersifat tetap bisa menggambarkan peluang – peluang yang bisa terjadi. Definisi ini dibantu Collin Gray yang menyatakan Geographi akan membantu menentukan bentuk permainan minimal yang dapat dilakukan dan batasan minimal tentang keamanan dalam terminologi hubungan politik internasional yang dapat diperoleh. Spykman memperbaiki teori Mackinder dengan cara menggeser konsep sabit terdalam (inner crescent) MacKinder menjadi “rimland” (Spykman’ rimland) sebagai zona poros teori Spykman[36] ~ bagi Spykman justru “rim daratan” itulah area poros sebenarnya, periksa figur # 4  dibawah ini.

Fig # 4. Spykman rimland

x

Referensi : Google search, tanggal 16 Agustus, 2014, jam 23.14 , bagi Spykman area poros  itu adalah Spykman’s rimland.

Bisa jadi pemikiran pak Spykman sangat dipengaruhi dengan kejelasan – kejelasan dan kedalaman apa yang sudah dilakukan Jerman dan Jepang, sebagai aktor geopolitik.Berbeda dengan MacKinder, Spykman mengatakan bahwa “jantung daratan” tetap memiliki keterbatasan potensi, misalnya dengan menggeser batas “jantung daratan” lebih kearah sungai Yenisie dan mengurangi  titikberatnya ke padang rumput di sentra Asia[37]. Perbedaan lain yang signifikan dengan pak MacKinder adalah prediksi Spykman tentang area “rim daratan” sebagai zone konflik panas. Selanjutnya Spykman menyebutkan bahwa kekuatan Rusia dibenahi mengarah apa yang dimiliki Rusia sebenarnya yakni sebelah barat pegunungan Ural. Spykman beranggapan bahwa MacKinder terlalu menekankan potensi kuasa yang hadir dalam “jantung daratan”, dan terlalu berprasangka lebih terhadap dampak (baca keunggulan) revolusi transportasi darat (kereta api) selain merendahkan kapabilitas kuasa[38]yang dimiliki sabit yang terdalam (inner) maupun yang diluar (outer crescent). Spykman juga menolak konsep MacKinder bahwa geographi kritikal berada dalam sabit terdalam (inner crescent), bahkan Spykman mengganti sebutannya dengan “rim daratan”. Kuat dugaan bahwa sentra thesis Spykman[39]dibangun diatas kepentingan mendesak kolaborasi tiga (3) superpower yakni Inggris, AS dan Rusia guna mengimbangi kekuatan Jermanyang dipandang lebih berbahaya dibanding Jepang. Itulah sebabnya mengapa Sekutu lebih berorientasi pada peperangan di Eropah versus Jerman dibandingkan di-Pasifik versus Jepang saat perang dunia ke-II. Spykman akhirnya menyebutkan bahwa kebanyakan potensi kekuatan Eurasia berada di “rim daratan”.Teori Spykman sepertinya menggabungkan antara teori MacKinder dengan Mahan,A.T.

Teorinya lebih mengedepankan alasan mengapa “rim daratan” Spykman’s disebut “area poros”, mengingat lebih banyak sumber daya dankehidupan disana[40].Spykman menyalahkan diktum MacKinder … itu keliru, seharusnya,…siapa mengontrol ‘rim daratan” akan menguasai Eurasia — siapa menguasai Eurasia akan mengontrol nasib dunia.Spykman melanjutkan bahwa “ rim daratan ” harus bersih dari kegiatan konsolidasi kuasa aktor – aktor yang ada disekitarnya. AS waktu itu terpengaruh dengan diktum Spykman dan membangun strategi yang sangat mendesak untuk mecegah konsolidasi kekuatan  yang mengancam di ” rim daratan ” dengan menyatakan … keprihatinan AS di waktu damai adalah mencermati bahwa tidak ada bangsa atau aliansi yang dibolehkan membangun kekuasaan yang dominan[41]. Perhatikan figur # 5, merupakan gambaran Geopolitik pemikiran Spykman yang sepertinya di prediksiakan terjadi konflik di zona Eurasia (warna merah merupakan ajang pelibatan konflik yang bisa saja terjadi).

Fig # 5. Zona konflik Eurasia menurut Spykman

 x

Referensi:A Century of Western Geopolitics, Nov, 5, 2012, Journal,…Spykman menyebut  sabit  terdalam  MacKinder  sebagai “rim daratan”, juga  merupakan   wilayah  antara  area   poros  dengan  lautan dan dipertimbangkan sebagai area yang disebut “ Eurasian Conflict Zone”, perhatikan sebagian wilayah RI terlibat.

Perhatikan apakah prediksi Spykman benar atau tidak ~ sepertinya aktor diluar “rim daratan” akan menyerbu ke “rim daratan” (dengan operasi Amphibi, ingin menguasai pulau dunia?, pen) dan zona panas bisa terjadi di wilayah insuler Inggris dan Jepang (barat dan timur) plus Cina.Spykman menggambarkan utamanya di zona konflik Eurasian, luas areanya, ditempati oleh aktor yang memiliki komit dan kepentingan berbeda dan lebih disebabkan tekanan isu militer maupun ekonomi dari luar. Cohen menyebutnya sebagai “pinggiran” (atau lawan dari core interest yakni “rimland”) atau shatterbelts dan mendefinisikan bahwa Asia tenggara dan Timur tengah berada dalam zona tersebut[42]. Pendekatan Spykman besar pengaruhnya terhadap kebijakan AS selama perang dingin, bahkan era sesudahnya untuk itulah Spykman pantas disebut “Godfather’sContainment”[43]. Siasat menghalang-halangi merupakan manifestasi diktum Spykman yang menyatakan bahwa AS memiliki kepentingan universal yakni “ mencegah hegemoni dan menduduki posisi kekuatan yang diperkirakan akan berlanjut menjadi hegemon disemua posisi ” [44] .

Mahan,A.T, justru meliput dua (2) negara sebagai inti kajiannya, yakni Inggris raya dan AS yang selama ini sepertinya diabaikan oleh MacKinder. Mahan; perwira tinggi AL AS , guru besar di Akademi Angkatan Laut AS juga seorang geopolitikus strategik yang berorientasi kepada dunia maritim dan lintas perdagangan (SLOT). Bukunya yang berjudul “ The Influence of Sea Power on History “ dan terbit tahun 1980, menjelaskan terang-terangan bahwa dunia mendatang akan lebih banyak diisi dengan isu ekonomik dan perdagangan. Kesimpulan ini didapat setelah Mahan mempelajari pengalaman kuasa maritim kelas dunia seperti Portugal, Spanyol dan Inggris (waktu itu) . Mahan semakin yakin bahwa kuasa maritim yang besar menjamin keamanan dan terselenggaranya perdagangan melalui laut dan diyakini akan mengangkat harkat dan kesejahteraan ekonomi dan bermuara menjadi suatu negara dengan kuasa yang besar.Dalam tatanan dunia, Mahan menyebutkan bahwa kekuatan dominan adalah Armada tempur yang tanggguh, dan kapabel mengontrol dan menata kendaraan air yang bergiat dalam ekonomi global. Bagi Mahan, kuasa laut (sea power) yang besar diperlukan guna mengisi fasilitas perdagangan dan perniagaan yang nyaman. Untuk itu suatu negara yang memiliki kuasa laut, harus kapabel mengontrol samodra atau kapabel melakukan penolakan (sea denial strategy ~ apabila diperlukan) kuasa laut negara lain yang diyakini akan mengganggu keselamataan perdagangan melalui laut. Simpulannya untuk menguasai dunia, harus dibangun kuasa laut yang besar. Tentu saja kuasa laut ini haruslah dijabarkan dalam struktur kekuatan Angkatan Laut yang unggul, artinya memiliki kapabilitas yang sanggup mengatasi kapabilitas kekuatan Angkatan Laut lain. Pemikiran dan ambisi Mahan membawa Angkatan Laut AS memiliki Armada yang benar – benar tangguh dan menjadi jaminan keamanan bagi Armada niaganya[45]. Bagi komuniti pemikir geopolitik, pandangannya bisa diterima, bahkan Jerman telah meyakinkan dengan menekankan pertumbuhan kekuatan maritimnya semenjak tahun 1897 seperti yang di definisikan Mahan sebagai Angkatan Laut “biru”.

Bukan itu saja, bahkan Jerman telah membuktikan kesanggupannya (kapabel,pen)[46]dan berhasil memenangkan beberapa kali kampanye lautnya versus kekuatan maritim besar pesaingnya.Beberapa rekaan Mahan a.l: dua (2) kuasa aliansi kekuatan darat, yakni Perancis dan Rusia. Porsi negara negara Asia diatas lintang 40 , akan dibawah pengaruh kekuatan darat Rusia dan berikutnya akan muncul empat (4) aliansi kuasa maritim , yakni AS, Jepang, Inggris, dan Jerman. Porsi negara  Asia dibawah lintang 30 akan menjadi subyek kontrol kuasa maritim dan lima (5) kunci keluar masuk perairan adalah Panama, Dardanella, Suez, Gibraltar dan Baltik. Mahan menginventarisasi enam (6) faktor guna menjamin pengembangan dan terpeliharanya kuasa laut: posisi geographik termasuk panjang garis pantai, perairan yang terhubungkan, membuka perbatasan darat, pangkalan aju, dan kesanggupan (ability) mengkomandoi rute perdagangan kritis, konformasi fisik suatu negara seperti bentuk alami garis pantai, perpanjangan teritori (extent of territory), jumlah penduduk, karakter nasional, dan bentuk alami rejim.

Kerja nyata  Mahan dalam Geopolitik adalah kajiannyadalam “ The Problem of Asia ” (1990), didalamnya Mahan telah mengidentifikasi bahwa “ inti (core) ” Asia akan di kuasai oleh Rusia. Mahan memprediksi selanjutnya bahwa akan ada benturan antara kuasa darat Rusia dengan kuasa laut Inggris raya, sebagian besarbenturan ini akan terjadi di area yang diperdebatkan, yakni zona antara lintang 30 dan 40 an di Asia, berlangsung di ruang antara Turki ke Mancuria[47].

Kesimpulan

Pengertian Geopolitik cukup luas untuk digunakan versus isu hubungan politik internasional. Namun tetap saja ada yang memandang beda dan cenderung kontroversial atau prokon. Geopolitik nampak indah apabila digunakan untuk membaca gelagat aktor lainnya dan membaca apa yang harus dilakukan sebagai pemain guna menghadapinya, namun bisa saja fihak lain memahaminya tidak lebih dari justifikasi agresi internasional.Bahkan mahasiswa Hubungan Internasional bisa saja berkomentar bahwa Geopolitik merupakan gagasan yang dangkal dan tendensius untuk melakukan perdebatan tentang hubungan internasional, kebijakan politik luar negeri dan strategi saja.Teori Geopolitik dari awal bisa saja ditangkap sepertinya hanya menggabungkan kepentingan kekuatan militer dengan teritori negara versusaktor negara lain. Kenyataan sekarang telah berhadapan dengan tumbuh pesatnya kegiatan aktor non-negara, membuat konsep Geopolitik menjadi berkurang kepentingannya sehingga semakin menambah panjang daftar kontroversi kepentingan disiplin Geopolitik.Berawal dari konsep MacKinder (lebih menyukai kuasa darat) yang diperbaiki oleh Spykman (lebih menyukai kuasa maritim) dan diakhiri dengan displai zone konflik Eurasia. Salah satunya yang berkembang adalah gambaran zone pertahanan nasional Cina yang mungkin akan menjadi kenyataan dengan basis pertahanan “first islands chain” terdalamnya. Model ini bisa saja menciptakan garis horizontal memotong RI (penggal garis Indo-Pasifik, ilusi ?,pen) dan akan menjadi garis pendekat ke Utara via L Cina selatan, apabila konflik semakin memanas di “rim daratan” dari arah Cina ke Pasifik atau sebaliknya.

Hal ini bisa menimbulkan isu keamanan dan pertahanan yang cukup serius bagi RI. Keamanan maritim akan berhadapan dengan “ legal framework ” internasional dan harus dihadapi dengan respon berupa strategi nasional untuk keamanan Maritim (national strategy for maritime security) dengan 7 sub strateginya (outreach).Versus isu pertahanan nasional (given) adanya gerak dinamik skenario pertahanan nasional Cina baik mengarah ke L Cina selatan maupun ke Pasifik harus dijawab dengan respon bagaimana strategi maritimRI kedepan[48].Kedua strategi ini akan berjalan paralel, strategi maritim Indonesia utamanya harus mempromosikan kekuatan Maritim (Angkatan Laut) dan Udaranya (Angkatan Udara) untuk mengawal kepentingan nasional dimata dunia versus aktor pengancamnya. Sedangkan strategi nasional untuk keamanan Maritim (national strategy for maritime security) akan mengawal strategi instrumen elemen domain Maritim dalam hal ini mengawal komoditi kesejahteraan/ekonomi bidang Maritim[49]dalam bingkai international yakni “legal framework ” versus pengancam keamanan maritim. Memahami poros Indo-Pasifik[50], maka negara kepulauan RI ditantang versus isu maritim sekuriti. Memahami hadirnya elemen domain maritim yang begitu lengkap[51]dan begitu besarnya di negeri ini serta menyadari tidak pernah diutilisasikannya elemen domain tersebut setelah sekian puluh tahun perlu direspon dengan arsitektur dan infrastrukturMaritim yang akan mengelola semua elemen domain Maritim dengan cara “good maritime governance”. Apabila atribut “good maritime governance” tercapai, hampir pasti sebagian besar produk elemen domain maritim akan mengalir ke kocek APBN dalam jumlah besar—barangkali inilah “harapan” Presiden terpilih dengan gagasan poros Maritimnya, semoga saja. Kembali kepada Cinadengan mencermati fig # 3, bukan saja telah mengembangkan strategi pertahanan nasionalnya menghadapi kekuatan maritim besar lainnya melalui dua (2) lini pertahanan maritimnyayakni first island chain dan second island chain-nya, namun juga melaksanakan strategi “jalur mutiara”-nya (berorientasi darat). Yang terakhir ini sepertinya tidak ada bedanya dengan strategi pembendungan/penghadangan yang diciptakan Spykman (containment) dan diutilisasikan AS. Dua fihak berseberangan yang sama – sama melakukan strategi yang relatif mirip? Patut dicatat bahwa sampai sekarang sudah 12 Presiden AS “ puas ” dengan konsep Spykman utamanya strategi pembendungan atau menghalang-halangi pertumbuhan kekuatan militer aktor lain ~ kelanjutan perang dingin ?

Apapun juga Spykman dan Mahan telah menyadarkan negara bangsa sekeliling “rim daratan” untuk menjadi bangsa yang besar kuasa maritimnya, dan sungguh sangat tidak beralasan untuk menolak membesarkan kuasa maritimnya, apalagi nyata – nyata memiliki akses keluar (kodrati) masuk Samudra seperti negeri tercinta ini. Apapun perspektif disiplin Geopolitik, sampai sekarang masih cukup populer dan relevan untuk dipergunakan para elit nasional dan militer senior mencermati isu strategik yang menghambat kepentingan nasional.Makalah singkat ini bisa dijadikan teks pengenalan Geopolitik di lemdik-lemdik TNI. Semoga bermanfaat.



[1] Terjemahan power (baik land atau maritime), bisa diartikan kekuatan (komposisi, jumlah,material, dan gabungan serta tingkat kesiagaannya), namun bisa diartikan lebih tinggi lagi mengingat ada muatan kewenangan didalamnya — belum ada kamus pertahanan nasional atau militer, sementara didefinisikan dalam makalah ini sebagai “kuasa”.

[2]Introductory Thoughts, IISS Seminar, oleh Parag Khanna,  Senior Research Fellow, LSE IDEAS,March 2012, “Understanding Geo- Economics and Strategy“,halaman 1.  Isu ini lebih menjelaskan hubungan baik multi direktional maupun multi kausal antara Geoekonomik,dengan Geopolitik, dan Geoteknologi.Sdgkan Geoekonomik secara spesifik lebih mengait erat dgn risiko politik. Tokoh Geoekonomik a.l:Edward Luttwak, yg menganjurkan tatanan dunia baru akan lebih banyak diatur oleh instrumen ekonomi, jadi Geoekonomik adalah pengganti Geopolitik sebagai pendorong tatanan dunia baru nantinya.

[3]Lebih dikenal sbg bapak  “Heartland Theory”. Teori ini nampaknya diadop Hitler dgn ambisi-nya untuk menguasai dunia apabila menguasai salah satu Heartland Eurasia , yakni Rusia..meski banyak Jendral Jendralnya tidak setuju bila Jerman menyerang Russia.

[4]Stratfor,May,2006, Dr George Friedman, “The Methodology  of Geopolitics : Love of One’s Own and the Importance Place”, hal 2.

[5] Political power diterjemahkan sebagai kekuasaan politik, mengingat liputan kekuasaan/kewenangan/ambisi, dll jauh lebih mengemuka dibandingkan arti kekuatan itu sendiri.

[6]Dodds, Klaus, Oxford University Press, 2007, “Geopolitics, a very short introduction“,  halaman 3.

[7]Black Hawk Down !”, silahkan ditonton!,Jatuhnya Heli Black Hawk AS di Somalia, pertarungan Rangers AS vs Pasukan milisia pimpinan Aideed Amin  (warlord), down load Bit Torrents, dari www.thePiratebay.se.

[8] Luttwak  menyatakan bahwa Geoekonomi  akan menggantikan Geopolitik sebagai pendorong dalam kancah hubungan politik internasional, sdgkan Nye dgn konsep “softpowernya” berpeluang menggantikan  kekuatan “kerasnya” dan Huntington dgn konsep benturan peradaban serta memperkirakan  akan terjadi perubahan pola konflik dalam hubungan politik internasional.

[9]Google search : Lecture Notes “Geopolitics Theory, 2012“.

[10] Ibid,

[11] Transaction Publisher, 2002, Francis P Sempa, “Geopolitics, from The Cold War to the 21 St Century “, halaman 3.

[12]Kearns,Garry, Oxford, 2009, “Geopolitics and Empire, The Legacy of Halford  MacKinder”, halaman 4. Beberapa literatur menyebutkan a.l: Mahan, Ratzel, MacKinder, dan Kjellen.

[13]Transaction Publisher, 2002, Francis P Sempa, “Geopolitics, from The Cold War to the 21 St Century“, halaman 3.

[14] Ibid,

[15]Dodds, Klaus, Oxford University Press, 2007, “Geopolitics, A Very Short Introduction“,  halaman 4.

[16]Owens, Mackubin Thomas, Paper, “In Defense of Classical Geopolitics“,

[17]Contoh Cina, India, sangat membuka diri dengan aksesnya kedunia laut/ Maritim (isu internalnya, Angk Laut India sangat berperan dalam hal ini) dan gaungnya sudah kemana-mana. Negara pantai, negara bahari,  negara kepulauan, atau negara “nenek moyangku orang pelaut”  (setidak tidaknya sering digaungkan,pen)  bahkan wilayah dengan sabuk lautnya (rim) yang begitu luas seperti Indonesia,sangatlah ironisnya untuk menjauhi orientasi ke-laut/maritim. Hal ini mungkin saja terjadi dikarenakan hadir paranoia bahwa dengan orientasi ke-laut (baca Maritim) maka elit nasionalnya  baik  sipil  maupun militer akan muncul dari lingkungan Maritim. Paranoia yang berlebih-lebihan, contoh Inggris atau Amerika sebagai negara Maritim, tidak banyak elit nasional yang  muncul dari lingkungan Maritim/Angkatan Laut.Indonesia dengan tiga (3)  ronde kepemimpinan (Gus Dur,Megawati, Habibie), sepertinya mulai menoleh ke laut/maritim, namun masih belum (sama sekali?) serius diprogramkan pelaksana dibawahnyawaktu itu ~ kotak Pandora, anomali atau dilemma atau paranoia ?

[18] Isu kecemasan dan terancamnya suatu negara bangsa, bisa saja menjadi isu sekuriti (dilemma security), yang dapat menimbulkan kegiatan-kegiatan (opsi) dalam keluarga besar kebijakan keamanan, seperti deterence, compell, coercive, dll.

[19] Belum adanya terjemahan resmi Command at Sea, sulit diterjemahkan hanya sebagai komando , kendali atau kontrol dilaut, atau komando , kendali dan kontrol ? Yang jelas definisi  command at sea , diarahkan lebih kepada kewenangan untuk mengatur positif  (positive control) terhadap semua entiti, organisasi atau kendaraan yang melintasi laut , yang jauh lebih kuat dibandingkan sekedar koordinasi saja.Oleh karena itu, penulis lebih memilih menterjemahkan sebagai mengkomandoi.

[20] Bagi RI adalah sesuai muatan dalam pembukaan UUD 45.

[21] Strategi KamNas, adalah kumpulan semua strategi instrumen kekuatan nasional guna mengamankan dan  menjamin tercapainya obyektif kepentingan nasional, tentu saja dengan catatan bahwa muatan kepentingan nasional sudah didokumentasikan negara bangsa (dikomunikasikan antara pemerintah dengan parlemen). Kedua lembaga tersebut sudah saling mengikatkan dirinya (konsensus) untuk mengacu (dan konsentrasi) kepada tercapainya obyektif kepentingan nasional yang terdokumentasikan, sekaligus sebagai arah pembangunan dan program nasional yang akan dijalankan pemerintah melalui strategi keamanan nasional (∑strategiinstrumen kekuatan nasionalnya  ~  Strategi keamanan nasionalnya, disingkat Kamnas).

[22] Dr Nick Megoran,Dr Devara Sharapova,  CA & CC Press , Sweden, “MacKinder’s”Heartland” : A Help Or Hindrance In Understanding  Central Asia’s International Relations ?”, hal 2.

[23]Grygiel,Jakub J, John Hopkins University Press, 2006, “Great Powers and Geopolitical Change“, halaman 2.

[24]Dr Nick Megoran, Dr Devara Sharapova,  CA & CC Press , Sweden, “MacKinder’s”Heartland” : A Help Or Hindrance In Understanding  Central Asia’s International Relations? ”, halaman 2, MacKinder, pakar biologi, khususnya morphologi binatang, tertarik kepada Geographi dgn konsep holistiknya yakni “ New Geographi “, perpaduan antara keinginan manusia dengan geographi .

[25]Geopolitics, Journal,  May 31, 2013, at 3:08 pm, “The View from Mount Olympus“ , halaman 1 .

[26] Pulau dunia adalah Eropa, Asia dan Afrika. Pulau lepas pantai (offshore islands) adalah Inggris raya dan Jepang.Sedangkan pulau pulau yang bertebaran diluarnya (outlying) disebut benua Amerika Utara , Amerika selatan dan Australia.  Jantung  daratan atau area poros, adakah area Eurasia pusat sama dgn wilayah (asli) Russia, sdgkan wilayah dari jantung daratan dan pulaulepas pantainya terikat dalam sabuk yang disebut sabit terdalam (inner crescent), diluar itu semua adalah sabuk dengan sabit terluar.

[27] Kontrol berbeda artinya dengan kendali, bahkan komando.

[28]Ibid, …bahkan dari suku Hun, Avar,Bulgaria,Magyar,Khazar,Parzinak,Cuman,Kalmuk, Cossak, dll.

[29]Ibid,

[30]Bisa jadi gambaran ini untuk memberikan pengaruh atau ajakan atau isyarat, sekurang-kurangnya disinilah Cina  menyiapkan dirinya  apabila terjadi pelibatan kekuatan Maritim.

[31]Lee, John, Tehran Times, 29 January , 2010, “Cina’s New Silk Road Geo-Strategy  in Asia Journal”.

[32] AA = strategi Anti Access, AD = strategy Area Denial .

[33]Skenario pelibatan Cina dengan garis pertahanan mulai dari first island chain sampai ke second island chain-nya merupakan basis skenario yang digunakan untuk berhitung kalkulus kekuatan milternya yang beorientasi kekuatan gabungan, jadi tidak semua Angkatan (PLA) berhitung sendiri-sendiri dengan cara, ambisi dan emosi masing masing.

[34]Sebagian orang berpendapat, bahwa region Indo-Pasifik termasuk juga region di L  Cina Selatan.

[35]Overholt, William.H, RAND,Cambridge UP, 2006, “Asia, America, and the Transformation of Geopolitics”, halaman 3.

[36]Spykman,Nicolas.J, guru besar di Yale Univ, dikenal dengan bukunya “America’s Strategy in World Politics:The US and the Balance of Power”, diterbitkan  tahun  1942, periksa Geopolitics, Journal,  May 31, 2013, at 3:08 pm, “The View from Mount Olympus“ , halaman 1 .

[37]Ibid,

[38] Kuasa , dicoba diterjemahkan dari kata “power” , yang mengandung  hadirnya kewenangan dan keputusan.

[39] Dalam thesis ini MacKinder sepakat dengan Spykman.

[40]Meskipun Spykman telah menggeser zona yang dibangun MacKinder dgn teorinya dan merubahnya dalam teori Spykman, bagi Mahan justru menyebutkan pergeseran zona tersebut merupakan zona yang masih diperdebatkan  mengingat  “jantung daratan” (konsep MacKinder)  masih bisa dikontrol baik oleh penguasa kekuatan Maritim (Maritime Power) maupun kekuatan Darat (Land Power) , dengan hadirnya revolusi teknologi transportasi darat (kereta api).

[41]Owens, Mackubin Thomas, Paper, “In Defense of Classical Geopolitics“,

[42]Ibid,

[43]Kalau George Kennan disebut ”Father of Containment”maka Spykman disebut pantas sebagai “Godfather of Containment”. Strategi umum yang dilakukan AS dan NATO lebih banyak melakukan siasat menghadang atau menghalang -halangi perkembangan dan  pertumbuhan kekuatan dan pengaruh Russia serta Pakta Warsawa ~ Containtment Strategy.

[44]Owens, Mackubin Thomas, Paper, “In Defense of Classical Geopolitics“,

[45]Payne,John.T, Presentasi, April, 2004,  “ Geopolitics, Globalization, and  the Age of Terrorism“,

[46] Berlaku rumusan bahwa kekuatan yang baru didesain hanya bisa dikatagorikan sebagai “sanggup”(able) namun apabila berhasil  membuktikan (dgn outcomenya) maka kekuatan tersebut barulah disebut kapabel (mampu) ~ capability = ability + “ outcome”, berbeda jauh definisi kapabilitas dengan abilitas.

[47]Owens, Mackubin Thomas, Paper,  “In Defense of Classical Geopolitics“,

[48]Isu keamanan maritim di negeri kita, masih tidak jelas “kerangka solusinya”, selain hadirnya beberapa belas instansi yang hadir dilaut, juga ketidak jelasan penegakkan hukum dilaut, contoh sederhana kasus tabrakan antar kapal atau VBSS (visiting, boarding, search and seizure ) banyak di atur oleh instansi bukan TNI-AL,  sehingga lama kelamaan makamah pelayaran cenderung berpeluang mati suri. Per definisi strategi menghubungkan means, ways, dan ends – state. Sedangkan Strategi nasional untuk keamanan maritim dan Strategi maritim adalah dua (2) hal yang berbeda jauh. Berbicara tentang Strategi nasional  untuk keamanan maritim  (national strategy for maritime security) lebih cenderung dibungkus dalam format legal framework internasional seperti PSI,ISPS code,LRCT,CSI,dll, (periksa Lloyd Handbook for Maritime Security), singkatnya bagaimana mengamankan semua elemen domain maritim bagi kepentingan nasional. Strategi maritim (maritime strategy, periksa konsep Mahan, Geoffery Till) atau bagian dari strategi militer nasional dengan jantung kekuatannya adalah maritime forces. Sdgkan jantung  Maritime forcesadalah Naval Forces (Angkatan Laut), dan fungsinya  adalah menegakkan kedaulatan dilaut. Elemen Domain Maritim sendiri menurut Joint Pub NATO adalah … semua entiti, benda atau apapun juga namanya yang ada di laut, samodra, sungai, teluk,  pantai/litoral, danau, sampai ke dasar laut dan udara yang diatasnya (berbentuk sphere/bola —tidak hanya laut dan perikanan)  banyak sekali materi fisik yang harus dikelola Departemen Maritim (kalau ada) yang harus dikelola, diatur dan diutilisasikan~ tantangan besar buat pemerintahan baru ?

[49]Komoditi kesejahteraan ekonomi nasional adalah muatan kepentingan nasional sub bidang Kesejahteraaan yang akan dipromosikan kedunia luar. Referensi : FKPM memperoleh undangan rapat tgl 13 Agustus 2014 di Kemlu dalam rangka mendayagunakan peran diplomasi dalam rangka pembangunan “blue economics” sebagai inisiasi KemLu (atau DKP?,pen). Topik ini sepertinya ingin meningkatkan peran diplomasi , mungkin ada baiknya bukan saja instrumen diplomasi yang mulai ditingkatkan, namun  bagaimana peran semua strategi instrumen kekuatan nasional dalam wadah Keamanan Nasional (atau semacam itu) agar siap melaksanakan orkestra penangkalan bersama (joint ~ FDO/flexible deterrent options).  Karena ini adalah konsep pembangunan ekonomi sebaiknya “blue ocean’s economic” dijadikan konsep sub strategi ekonomi nasional dan strategi ekonomi nasional sendiri dijadikan strategi yang superior sekaligus sebagai “dirigen” dan “controller” semua instrumen sub-sub strategi ekonomi nasional. Mengingat konsep ini juga cukup strategik (Blue Economics) tentunya akan melibatkan means , ways dan ends nasional serta konsekuensi “biaya” pelaksanaanya (baca anggaran) oleh negara. Rencana strategik ini akan berjalan baik, jika dan hanya jika stabilitas keamanan Maritim bagusß (harus) didukung dengan strategi nasional untuk keamanan maritim, apabila ada gangguan (konflik) dari aktor negara lain maka respon oleh strategi maritim dengan kuasa Maritim-nya (maritime forces) diperlukan,untuk itulah kekuatan Angk laut (naval forces) haruslah siap. Oleh karena itu dibutuhkan kuasa Maritim yang kapabel (bukan abel,apalagi disabel).

[50]Zongyi,Liu (SIIS) , June 2014, Conflict or Cooperation:Geopolitics and Geoeconomics in the “Indo-Pacific,..kata Indo-Pacific pertama kali dikenalkan oleh ny Hillary Clinton,Oct,28,2010,…betapa pentingnya kolam (basin) Indo-Pacific . Refleksi pertumbuhan kuasa dan kekuatan strategik Maritim Cina dan India serta keinginannya membuat keseimbangan kuasa dan kekuatan Maritim di kolam antar dua (2) samodra ini. AS menginginkan ikatan koalisi antara India, Jepang, Australia menghadapi tumbuhnya kekuatan militer raksasa Cina dengan dukungan strategi ekonominya yang sukses. Melalui poros Indo-Pacific , AS mengharapkan peran aktif bentuk mikro-multilateral  sistem kooperatif yang lebih dari sekedar koordinasi keamanan bi atau multilateral, antara AS-India-Australia,AS-India-Jepang,AS-Jepang-Korea,AS-Australia, Jepang-Australia,Jepang-India,dan Australia–India.Jadi Indo-Pacific sebenarnya adalah Geostrategi berbasis Geopolitik.

[51] Hadirnya elemen domain Maritim di wilayah RI, adalah elemen terlengkap di dunia ini (bandingkan dengan elemen domain maritim negara Maritim lainnya), begitu potensialnya, luas areanya, beragam komoditinya,sayang dilupakan sementara ini selama puluhan tahun oleh pemiliknya sendiri ~ entah kenaapa? .

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Share via
Copy link
Powered by Social Snap