CHINA DAN AMERIKA SERIKAT DI PASIFIK: NOT A ZERO SUM GAME? (II)

Oleh  Willy F. Sumakul*

5. Zero Sum Game untuk Siapa?

Masing-masing pejabat pemerintah kedua belah pihak, China dan AS menyatakan bahwa politik keamanan mereka di Pasifik dewasa ini bukanlah bertujuan untuk Zero Sum Game. Duta besar China untuk Phillipina Ma Keqing mengatakan bahwa penataan kembali kekuatan pertahanan AS di Pasifik adalah sebagai counter-balance terhadap peningkatan kekuatan militer  dan ekonomi China. Namun dia mengatakan:”We hope there’s a possibility for China and US to have cooperative relationship in this region rather than confrontation. That belief is based on the argument that this is not anymore the cold war period.” [10] Demikian pula pernyataan Deputi asisten MenHan AS Daniel Chiu ketika berkunjung ke Jakarta mengatakan: ”Ini bukanlah suatu Zero-Sum Game, kami tidak menarik total pasukan dari satu kawasan di dunia dan memindahkannya semua ke kawasan lain. Keamanan di kawasan ini semata-mata tentang komitmen,kolaborasi dan kerjasama.”[11] Sudah menjadi hukum dalam paradigma pengambilan keputusan, ialah bahwa suatu keputusaan politik harus senantiasa diterjemahkan ke dalam strategi keamanan, seterusnya strategi militer. Sebab jika tidak, maka keputusan itu tidak akan berarti apa-apa, juga tidak berdampak apapun.

Dalam kaitan dengan politik Zero Sum Game, kita akan sependapat bahwa hal itu tidak mudah dilakukan oleh Negara manapun di dunia dewasa ini  bahkan oleh negara super power sekalipun. Analisa sederhana dengan menggunakan formula Niat, Kemampuan dan Kondisi (NKK), agaknya cukup memadai untuk melihat situasi di kawasan Pasifik antara AS dan China. Pertama, AS, Niat politik keamanannya (intention) cukup jelas dan kuat seperti yang dinyatakan dalam National Security Strategy di atas (dikeluarkan tahun 2009) antara lain; menolak setiap kekuatan lain yang akan mendominasi dan yang akan meniadakan akses serta mengganggu kepentingan AS di Pasifik. Seperti lazimnya, kebijakan ini akan menjadi dasar penyusunan strategi militer di bawahnya, karena bila tidak, maka kebijakan itu tidak akan berarti apa-apa. Faktanya AS telah menarik sebahagian kekuatan militernya baik darat, laut dan udara dari kawasan lain didunia dan dipindah ke Pasifik. Kegiatan lain ialah menambah pasukan di pangkalan AL Guam, penempatan pasukan tambahan di Jepang (sedang dinegosiasi), meningkatkan patroli dan pengamatan udara sepanjang pantai Timur China, menjual lebih banyak senjata ke Taiwan serta melakukan upaya bersama untuk menangkal ancaman peluru kendali China ke kapal-kapal perang AS.

Satu hal yang sulit dipahami adalah ketika dunia memasuki abad perdamaian,justru anggaran pertahanan AS meningkat senilai US$ 708 miliar atau sebesar 12% dari PDB-nya. Dunia mengakui bahwa saat ini kekuatan militer AS masih yang terbesar dan terkuat di dunia, ditunjang oleh penguasaan teknologi yang canggih, sekalipun ekonomi AS sekarang sedang merosot. Sedangkan Kondisi lingkungan sangat menguntungkan bagi AS karena secara tradisional AS telah “menduduki” Pasifik sejak dahulu, yang memuncak setelah berakhirnya perang dunia II di mana negara-negara Ri m Pasifik menganggap AS adalah “penyelamat”. AS mempunyai pijakan yang sangat kokoh karena ditunjang oleh sekutu-sekutunya yang kuat yaitu Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Philipina dan Singapura yang menyediakan wilayahnya menjadi pangkalan militer AS. Akan tetapi ada kesan bahwa AS telah mengabaikan Negara-negara kecil yang bertebaran dikawasan Pasifik Selatan. Hal ini terungkap antara lain pejabat pemerintah FIJI mengatakan:” Fiji has friends in China, it has friends in Korea and other Asian countries. We’re no longer relying on Australia and New Zealand and in any event, the United States was not doing much for Fiji anyway.[12] Kedua, China, niat politiknya yang paling menonjol adalah claim teritorialnya atas kepulauan Paracel dan Spratley serta keseluruhan perairan laut Cina Selatan dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Akhir-akhir ini kegiatan patroli kapal Angkatan laut (PLA Navy) dan patroli udara semakin gencar dilakukan di kawasan sengketa. Tercatat telah beberapa kali terjadi bentrokan bersenjata antara PLA Navy dengan kapal-kapal perang dari Vietnam, Philipina dan Taiwan. Hal ini mengindikasikan penolakan China atas claim negara lain di Laut China Selatan yang diyakini menyimpan sumber daya alam gas dan minyak bumi yang banyak. Kekuatan militer China sedang dikembangkan seiring dengan kemajuan ekonominya. PLA Navy baru dikembangkan secara serius kira-kira 25 tahun belakangan, karena selama  itu China banyak bertumpu pada kekuatan darat untuk mempertahankan negaranya. Kemampuan untuk proyeksi kekuatan secara regional masih terbatas, apalagi kearah global. Itulah sebabnya saat ini China belum berani “menunjukkan ototnya” apalagi terhadap AS. Belum pernah terdengar terjadi bentrokan fisik antara PLA Navy dengan unsure-unsur Armada ke VII AS di Pasifik.

Satu kondisi yang kurang menguntungkan bagi China adalah sengketa kepemilikan gugusan pulau di Laut China Selatan dengan 5(lima) Negara Pasifik lain yang hingga kini masih sulit dicari jalan penyelesaiannya. Dari uraian singkat dipandang dari sudut NKK diatas, maka kita akan mencoba melihat siapa diantara China dan AS yang akan memainkan Zero Sum Game di kawasan Pasifik. Sedangkan jika dilihat dari ketiga unsure pokok strategi; Ends,Ways, Means, maka dalam persoalan ini unsure Means atau dengan kata lain, kekuatan yang dipunyai, memegang peranan yang terpenting. Beberapa keunggulan( advantages) AS dapat diidentifikasi :

  1. Tujuan politik yang ditetapkan Pemerintah sangat jelas, sehingga penentuan strategi keamanan dan strategi militer akan mempunyai tujuan yang jelas pula. Sekalipun pemerintahan di AS selalu berganti dari kekuasaan partai Republik ke partai Demokrat, dan sebaliknya namun kebijakan politik ini tidak berubah.
  2. Secara tradisional AS sudah terlibat di Asia selama dua abad lebih ketika pada tahun 1835 dibentuk The US Navy East India Squadron menandai dimulainya serta berkelanjutannya kehadiran AS di Pasifik Barat.Pada tahun 1840 an pasar Jepang terbuka untuk ekspor komoditi dari AS setelah Commodore MC Perry menandatangani persetujuan Kanagawa dengan Jepang. Kepentingan AS di Pasifik semakin besar melebihi kebutuhan akan perdagangan dan investasi, ketika pada tahun 1898 Guam dan Philipina diserahkan sebagai harga yang harus dibayar dalam perang Spanyol- Amerika. Kemudian pada abad ke 20 AS terlibat secara nyata dalam 3(tiga) perang yang memakan banyak korban di Asia ,yaitu perang dunia II, perang Korea dan Perang Vietnam.
  3. AS mempunyai sekutu yang sangat kuat di Asia Timur yaitu Jepang, Korea Selatan, Taiwan, sedangakan di Asia Tenggara terdapat Singapura, Philipina dan Australia, yang senantiasa siap membantu AS dalam segala hal. Negara sekutu ini berperan dalam hubungan dibidang ekonomi sekaligus juga dibidang militer. Disamping itu hampir semua Negara di Rim Pasifik digolongkan pada Negara  Friends ataupun Mitra bagi AS.
  4. Terkait dengan titik c, AS mempunyai tumpuan militer yang kuat di Negara-negara tersebut selain di Hawai, karena pangkalan –pangkalan Angkatan Laut dan Angkatan udara yang berada disana, sehingga dari segi operasional,  memungkinkan AS menggelar kekuatan kesegala penjuru dengan mudah dan cepat.
  5. Terdapat organisasi Militer gabungan yang solid yaitu US Pacific Command yang bermarkas di Hawai, sangat memungkinkan AS mengendalikan bahkan mengontrol situasi keamanan di wilayah Pasifik bahkan sampai ke lautan India. Dengan kekuatan Angkatan Laut yang dimiliki, AS dapat menerapkan Naval Presence yang sesungguhnya sepanjang waktu dan disegala penjuru dengan mengerahkan armada kapal induk (Battle Group) dan armada kapal perang jenis lainnya.
  6. Terhadap China AS masih unggul dari segi teknologi Alat Utama, senjata, deteksi dan penginderaan,komputerisasi serta teknologi ruang angkasa.
  7. AS ikut serta dalam berbagai organisasi kerjasama ekonomi dan Keamanan regional seperti NAFTA, APEC, ARF, ASEAN plus,East Asia Summit,dsb serta beberapa kerjasama yang bersifat bilateral.Didalam forum seperti ini AS menjalin hubungan yang baik dengan semua negara peserta. Inisiatif AS untuk memerangi ancaman terhadap keamanan global saat ini seperti; terorisme, penyebaran senjata pemusnah massal(WMD) ,perusakan lingkungan dsb mendapat sambutan baik negara-negara sekawasan. Ajakan untuk ikut serta melaksanakan konsep PSI, CSI,dan kerjasama keamanan maritime, diterima dengan suka rela oleh sebahagian besar Negara Asean.

Dipihak lain, keunggulan China yang paling menonjol adalah pertumbuhan ekonomi perdagangan dan industry pertahanan.

  1. Pertumbuhan ekonomi perdagangan dan investasi dewasa ini sangat mengagumkan, bahkan menurut pengamat ekonomi secara perlahan tapi pasti, mulai menggusur dominasi AS sebagi negara adi daya. Sebagai contoh data, pada tahun 2004 China mencatat surplus perdagangan dengan AS sebesar US$ 170 miliar, dan terus meningkat pada tahun 2006 menjadi US$ 232,5 miliar.[13]
  2. Produk Domestik Bruto(PDB) tahun lalu mencapai US$5,558 triliun, pendapatan perkapita US$ 4170, cadangan devisa US$ 2,2 triliun serta pertumbuhan ekonomi 8,5 % pertahun sejak 2006.[14] Barang-barang hasil produksi China tidak hanya menembus pasar Negara-negara berkembang, tetapi juga mampu mendominasi pasar dinegara-negara maju seperti AS dan Eropa. Kunci keberhasilan dalam menghasilkan produk-produk barang(consumer goods) adalah pemerintah giat mendorong sector Usaha Kecil Menengah(UKM), sehingga sector ini tumbuh pesat. Kehadiran generasi muda China dengan latar belakang pendidikan Barat, telah terbukti menjadi tulang punggung pembaruan ekonomi China.[15]
  3. Dibidang pertahanan, China telah mampu membuat peralatan perang modern seperti kapal induk, kapal selam, pesawat jet tempur,bahkan peluru kendali balistik jarak pendek sampai jarak jauh termasuk sistim rudal anti kapal induk dengan nama Dong Feng 21D(DF-21D). Menurut pengamat militer AS, China sedang mengembangkan versi terbaru rudal DF-21D yang dapat menembus pertahanan kapal induk AS yang paling kuat dan memiliki jarak tempuh sampai diluar perairan China. Dikalangan pengamat militer, DF-21D dijuluki “pembunuh kapal induk” diyakini akan mengubah atmosfir lingkungan keamanan Asia Pasifik, yang sebelumnya dikuasai oleh kapal induk AS sejak perang dunia II. Singkatnya, China mulai menggoyang supremasi AS dibidang pertahanan khususnya di Pasifik. Awalnya China menjiplak teknologi militer dari Uni Soviet, tapi sekarang ini China telah mampu memproduksi peralatan militernya secara swadaya. Jadinya China adalah salah satu Negara didunia yang mandiri dalam memproduksi peralatan militer mulai dari senjata ringan sampai pada kapal selam, suatu keunggulan yang tak boleh diremehkan. Tidak berlebihan jika saat ini China dapat disejajarkan dengan AS,Inggris dan Rusia dalam hal industry pertahanan.
  4. Dibidang politik internasional, China mempunyai bargaining power yang cukup kuat , sehingga mampu memainkan peranan yang vital dalam berbagai isu regional maupun global. China selalu dengan gigih membela sekutu dekatnya Korea Utara(RDK) terhadap tekanan internasional , memperlihatkan betapa pentingnya Negara itu dalam percaturan politik internasional. Di forum PBB China berkali-kali memveto keputusan yang diambil terkait sanksi terhadap Korea Utara. Dalam masalah sengketa kepemilikan gugusan pulau di laut China Selatan,China juga mempunyai posisi tawar yang kuat dalam arti sikapnya untuk meneyelesaikan persoalan melalui perundingan bilateral dengan semua Negara claiments, agaknya menjadi alternative utama.
  5. Dapat dipastikan disemua Negara rim Pasifik, dapat ditemukan penduduk etnis keturunan China baik yang sudah menjadi warga negara setempat maupun yang belum/tinggal sementara. Penduduk keturunan China ini mempunyai keterikatan bathin dengan negeri leluhurnya dalam hal budaya , adat istiadat dan bahasa. Inilah salah satu factor mengapa pemerintah China mudah menjalin hubungan dagang/mitra bisnis dengan Negara-negara yang berpenduduk keturunan China karena mendapat dukungan secara internal.

Dari uraian singkat dalam beberapa aspek diatas kita dapat melihat sebenarnya pihak mana, China atau AS yang memainkan Zero Sum Game atau bahkan kedua-duanya tidak menghendaki. Sekalipun kita yakin masih banyak hal-hal yang tersembunyi atau masih samar, namun fakta yang muncul juga akan menjadi indikasi kuat kearah itu. Lazimnya dalam strategi keamanan nasional( National Security Strategy), implementasi dalam wujud Strategi Pertahanan dan Militer serta aplikasi operasional alat utama sistim senjata dilapangan, adalah merupakan indikasi yang kuat.

AS telah dan sedang melakukannya dikawasan Asia Pasifik, sebagai tanda bahwa AS sebenarnya tidak mau kehilangan dominasinya dikawasan Asia Pasifik. Nuansa “ofensif” sangat kental dalam hal ini mengingat faktor-faktor dalam NKK seperti dalam uraian diatas bagi AS , terpenuhi. Namun fakta menunjukkan situasi lingkungan saat ini  sudah jauh berbeda .Misalnya pada 5 dekade yang lampau  AS dapat melakukan politik dominasi Zero Sum, pihak lain tidak mendapat apa-apa karena memang tidak ada satu kekuatanpun yang dapat menyaingi AS. Dengan kata lain bahwa AS tidak dapat mengabaikan kekuatan lain dalam hal ini China di Pasifik yang sedang berkembang sedemikian rupa menjadi pesaing utamanya. Rupanya AS mengabaikan kekuatan Rusia karena mungkin menganggap Rusia masih dalam taraf konsolidasi.

Faktor-faktor penunjang memang masih ada , tetapi pesaing yang juga mempunyai potensi yang besar berada didepan mata. Apalagi kekuatan ekonomi AS saat ini sedang menurun yang tentunya akan ikut menggerus kekuatan dibidang yang lain. Dipihak lain, China dalam hal pertahanan terkesan memgambil postur “ defensive” paling tidak untuk sementara waktu. Artinya dibandingkan dengan AS, ambisi China memainkan Zero Sum Game tidak kentara. Belum jelas benar apa latar belakang ambisi China mengembangkan kekuatan militernya. Bila ditanya mungkin jawabannya adalah , wajar bila Negara besar seperti China memiliki kekuatan militer yang besar pula karena untuk keperluan melindungi dan membela diri.

Selain dari itu militer yang kuat dipakai untuk mempertahankan dan melindungi sector-sektor ekonomi seperti melindungi jalur perdagangan lewat laut ataupun obyek-obyek vital ekonomi baik didarat maupun dilaut. Namun ambisi politik kedua Negara sama, dimana masing-masing menyatakan menolak adanya pihak lain mendominasi kawasan Asia Pasifik baik politik maupun militer. Dunia akan melihat memang saat ini begitu keadaannya, akan tetapi bagaimana situasi pada 20 tahun mendatang?, semua sejarah akan membuktikan.

6. Penutup

Tak dapat dipungkiri bahwa kawasan Asia Pasifik dewasa ini telah menjadi penggerak ekonomi global, disaat Eropa dan Amerika sedang mengalami kemunduran. Perhatian dunia banyak tertuju kekawasan ini seraya mencari peluang yang dapat dimanfaatkan bagi keuntungan masing-masing. Dua aktor utama yang memegang peranan penting adalah Amerika Serikat (AS) dan China yang diramalkan akan menentukan arah kecenderungan global dimasa datang. AS yang telah mendominasi kawasan ini selama kira-kira setengah abad, diperkirakan tidak akan dapat mempertahkan posisinya, sekalipun masih memiliki factor-faktor penunjang yang kuat. AS tidak dapat lagi memperoleh semua dan yang lain tidak mendapat apa-apa.

Kebangkitan China sebagai pesaing kuat,tidak mungkin diabaikan. Itu adalah fakta. Sebaliknya China secara perlahan tapi pasti sedang mengarah kekekuatan superpower baik secara ekonomi maupun militer. Paling tidak saat ini, sekalipun secara politis China mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan suatu Zero Sum Game, tetapi penolakannaya atas suatu kekuatan dominant lain di kawasan ini mengindikasikan lain. China pun harus menerima fakta bahwa saat ini AS secara militer masih yang terkuat di Asia Pasifik.

Hal ini tentu kembali pada teori bahwa Zero Sum Game tak dapat dicapai bila tidak memiliki kekuatan militer yang kuat. China belum memilikinya, tetapi sedang menggapainya.

*) Kolonel Laut (Purn), alumni AAL XV, U.S. Naval War College (Naval Command College) 1933, U.K. Royal College of Defence Studies (Lemhannas Inggris) 1997. Saat ini menjabat Sekretaris FKPM merangkap analis.

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Share via
Copy link
Powered by Social Snap