Benarkah ada pemimpin atau pengikut yang (baik atau buruk) ?
Oleh : Budiman Djoko Said
The great leader is not necessarily the one who does the greatest things, he is one who gets the people to do the greatest things (Strock 1998,p.17)[1].
Abstrak
Korupsi dan pelanggaran oleh elit eksekutif (kepemimpinandaerah)[2]dan legislatif, menunjukkan bahwa negeri ini serius memerlukan “role model”(contoh)[3]. Kepemimpinan effektif memang membutuhkan itu[4].Publik merindukan pemimpinyang lebih mementingkan tampilan (performance measurements) organisasi, bukan sekedar menjalankan tupoksi[5]. Kepemimpinan tidak bisa bekerja sendiri tanpa pengikut. Pengikutlah yang paling banyak dan berperan mendukung effektifitas kepemimpinan.Ironiknya hanya sedikit jumlah literatur tentang perspektif pengikut, sisi “racun”(toxic), “buruk” (bad)dan sisi “gelap”(dark) dibandingkan sejumlah besar literatur kepemimpinan positif. Lebih baik “aware” dan terbudaya dengan sesuatu yang tidak indah daripada terkejud dengan fakta kehadiran yang tidak indah itu.Memahami kepemimpinan tidak sesederhana dengan sekedar pemberian paket instruksi, doktrin kepemimpinan atau bujuk kepemimpinan bagi calon pemimpin.Banyak sisi gelap kepemimpinan didunia nyata yang kronis namun dibiarkan inilah yang perlu dirubah dan diperbaiki organisasi.Umumnya[6]perubahan diakui memangmenyakitkan; kata Presiden Jokowi. Bisa disimpulkan sementara bahwa tidakmudah menjadi pemimpin[7] meskipun lahir dari lingkungan “aristokrat” atau “trah” atau “clan” dan sepertinya menggesermitos tradisional tentang pemimpin yang memang dilahirkanmenjadi pemimpin yang memang dibentuk (training leadership) [8].
Latar belakang
Barbara Kellerman, proffesor kepemimpinan publik Harvard mencermati[9]hasil jejak pendapat Harvard Center for Public Leadership menyebut 77 % rakyat setuju bahwa negerinya dilanda krisis kepemimpinan dan Xavier University menemukan 23 % rakyat percaya negerinya menuju arah yang benar.Komentarnya serius…America has a leadershipdeficit[10].Bukankah korupsi, ketidak jujuran atau kejahatan oleh pejabat publik dimanapun adalah defisit kepemimpinan meminjam kata Kellerman ? Definisi umum tentang kepemimpinan sebagai berikut…kepemimpinan (pemimpin) tidaklah sama dengan komando, akan tetapi semua Komandan (all commanders) adalah seorang pemimpin. Semua perwira militer bisa saja pemimpin dan sekaligus pengikut[11]. Hubungan ini merangsang organisasi mencari sistem yang adaptif , effektif melalui pola profesional militer (PME) dalam rangka seleksi pemimpin (senior officers ~ flag officers) [12] yang benar benar kapabel. Titik berat masalah adalah menemukan methoda peningkatan “pengikut” untuk membantu pemimpin bekerja lebih effektif dan mengatasi pengambilan keputusan dengan situasi volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas dan ambigu di-lingkungan strategik (VUCA) dua (2) dekade mendatang[13].Benarkah kepemimpinan selalu menampilkan sisi yang indah saja mengait sedikitnya jumlah naskahkepemimpinan dengan perspektif negatif (toxis leadership) [14]. Ira Chaleffmendukungnya dengan menyatakan[15];sulit memperoleh artikel kepemimpinan buruk/negatif dan dari perspektif pengikut pemimpin. Meski ada isu narsisisme [16],dll, mengaitdengan kepemimpinan buruk ini, namun tidak dibahas dalam makalah ini[17].
Kepemimpinan racun (toxic leadership)
..much toxic behavior in military units goes undetected or without organizational response [18].Baca selengkapnya dengan mengakses link berikut:
Benarkah ada Pemimpin atau Pengikut yang (Baik atau Buruk)?